Mencontreng Dikandang Pray Dan Pilpres Satu Putaran

8 July 2009 | 6:33 pm | Dilihat : 60

Sejak semalam penulis disibukkan dengan persiapan pilpres. Sebagai penanggung jawab dalam birokrasi terendah disebuah negara yaitu Ketua RT, maka tanggung jawab terberat berada dipundak masing-masing petugas KPPS yang dimotori  Ketua RT. Ketua RT sudah sibuk sejak penyusunan DPS, kemudian hingga menjadi DPT. Banyak warga yang protes karena namanya tidak tercantum di DPT. Walau semua sudah dilakukan dengan maksimal, ada saja yang "selip", entah mengapa ada nama yang dobel, ada yang hilang tidak terdaftar. Alhamdulillah, dengan keputusan Mahkamah Konstitusi yang demikian bijak, memperbolehkan bagi yang tidak terdaftar untuk tetap ikut mencontreng dengan modal KTP domisili, kekesalan warga dapat terobati.

Sebagai Ketua RT, penulis  memberikan penugasan serta pengalaman kepada  para pemuda dan pemudi (remaja) kompleks sebagai anggota KPPS pada tiga TPS didalam kompleks. Mereka dibelikan kaos putih, dan memakai celana jeans masing-masing. Wah, semangat sekali para generasi penerus itu. Keren, berpenampilan masa kini. Arahan dari pak Pak Ketua RT, "Mari kita laksanakan tugas bangsa yang sangat penting ini dengan baik, semangat, jujur dan  adil, agar pilpres sukses. Jangan sampai ada hak politik warga yang terganjal ataupun tidak tertampung, laksanakan sesuai aturan dan ketentuan dari Ketua KPU. Saya perkirakan nanti ditahun 2014, yang akan bertanding adalah para capres dan cawapres muda, yang masih "fresh," bersemangat, terdidik, berdedikasi tinggi seperti yang kini menjadi era kepemimpinan didunia internasional. Oleh karena itu bersemangatlah adik-adik dan anak-anakku."

Kemudian sejak pukul delapan pagi, berlangsunglah acara pencontrengan, dibawah tenda yang disewa, panitia diurus oleh bu RT, dikasih makan pagi, snack jam sepuluh, makan siang dan snack sore. Pokoknya jangan "keleleran," karena kalau serdadu itu selalu terbiasa menanyakan keanak buahnya "sudah makan belum?". Semua berjalan rapih, tenang, gembira. Yang membawa undangan langsung nyontreng, terus ngobrol-ngobrol, mirip reuni saja. Yang remaja bergembira. Muncul juga gurauan, "lanjutkan," "lebih cepat lebih baik," tapi ya dengan senda gurau. Boleh beda idolanya, tetapi sebagai sesama warga tetap kompak.

Ada cerita lucu, saat seorang ibu warga yang sudah agak umur, dengan semangat menyatakan "pokoknya lanjutkan,"...eh si suami yang sudah sepuh itu mengatakan, "Tapi nanti dibilik bisa lain kan?," wah si Ibu tadi marah, mengatakan "dosa lho, tadi kan dirumah sudah janji lanjutkan!." Nah, sisuami terdiam, sambil melirik pak RT...nampaknya minta tolong, dalam situasi terjepit dan tertekan. Terpaksa Pak RT masuk ke gelanggang, mendamaikan ketegangan internal itu, "Sudah Pak, dituruti saja Ibunya, untuk apa ribut-ribut sih, lebih-lebih kalau sudah janji." Si Pak tua senyum "mangut-manggut,"  "iya deh," katanya, dan si  Ibu juga tersenyum. Tapi entah si Pak Tua itu nyontreng apa didalam bilik. Yang penting gencatan senjata tercapai, kalau sudah sepuh dan tidak kuat, jangan bikin marah  yang lebih berkuasalah. Hati-hati biar dia jadul masih galak juga tuh. Para tetangga yang tadinya khawatir pecah perang, menarik nafas lega, ramai-ramai tersenyum. Untung ada Pak RT katanya...penulispun ikut tersenyum bahagia, ternyata jadi Ketua RT kadang harus jadi juru damai juga nih!.

Nah, bagaimana hasil di kompleksnya Pray ini?. Pada pukul 15.30 semua urusan penghitungan suara dan rekap administrasi sudah selesai, semua hasil dikirim ke Kecamatan Jagakarsa, dikawal empat pamsung dan seorang ketua KPPS. Pada jam 17.00 penulis  memperhatikan di Metro TV, hasil "quick count", tertera pasangan Mega-Pro mendapat 26,32%, pasangan SBY-Boediono mendapat 58,51% dan JK-Win mendapat 15,18%, dimana data yang masuk sudah mencapai 94,77%. Sedangkan Quick count di Trans TV lebih tegas lagi menempatkan pasangan SBY-Boediono unggul diatas 60% dengan data yang masuk sudah mencapai 99%. Bahkan disebutkan bahwa quick count menyatakan sebaran di 17 propinsi juga dikuasai pasangan SBY-Boediono.

Di kandangnya Pray, Tanjung Mas Raya, dari hasil penghitungan sejumlah 898 konstituen suara yang sah,  Mega-Prabowo mendapat suara 11,4%, SBY-Boediono 67,13% dan JK-Wiranto 19,7%. Perolehan suara tadi berupa kemenangan pasangan SBY-Boediono  seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, karena pada pemilu legislatif bulan April lalu, mayoritas warga kompleks adalah pemilih Partai Demokrat kemudian disusul oleh PKS. Sehingga jelas pasangan SBY-Boediono yang dimotori Partai  Demokrat, yang didukung PKS mendominasi pilpres hari ini.

Dengan demikian, khususnya melihat beberapa hasil quick count lembaga survei pada beberapa media elektronik, nampaknya memang pilpres kali ini hanya akan berlangsung dalam satu putaran saja. Tanpa mengecilkan arti pasangan yang kemungkinan akan ditetapkan kalah, kini hanya kebesaran hati beliau-beliau yang diharapkan. Kalaupun nanti ditemukan adanya beberapa indikasi permainan, kita eliminir dalam bentuk kearifan, oknum yang melakukan dibawa saja kemuka hukum. Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangan pilpres kali ini, marilah kita tunggu keputusan KPU sebagai penanggung jawab pelaksanaan. Apapun keputusannya, itulah keputusan kita bersama.

Dibutuhkan keikhlasan, tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Ini hanyalah sebuah upaya terbaik bangsa ini dalam menjalani sebuah jalan panjang menuju ke titik yang kita sebut masyarakat adil dan makmur. Mari kita bergandeng tangan, bersatu padu. Bila masih ada masalah yang mengganjal, masih ada Mahkamah Konstitusi yang telah terbukti berani mengkritisi UU Pilpres. Mungkin terlalu cepat...., selamat Pak SBY, Pak Boed, semoga diberi tambahan nikmat kesehatan oleh Allah SWT. Juga kepada Ibu Mega, Mas Prabowo, Pak JK, Pak Wiranto, semoga mendapat kedamaian hati dan juga diberi tambahan nikmat kesehatan oleh Allah SWT. Amin.

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana

Sumber: http://umum.kompasiana.com/2009/07/08/mencontreng-dikandang-pray-dan-pilpres-satu-putaran/ (Dibaca: 1340 kali)

This entry was posted in Umum. Bookmark the permalink.