ANTARA X FACTOR DAN G20, SEBUAH PERSEPSI INTELIJEN
11 April 2022 | 8:53 am | Dilihat : 289
Logo X Factor Indonesia (foto : Okezone)
Bila kita berbicara tentang intelijen strategis (intelstrat), maka ada 9 komponen yang diteliti untuk memberikan masukan atau petunjuk kepada pengambil keputusan (end user). Penulis mencoba menulis dua komponen yang ringan dan berat, tetapi bagi seorang analis intelijen dia harus mampu melihatnya dari rasa (sense of intelijen). Nah, X Factor (komponen sosial dan budaya) hanya sebuah acara industri hiburan stasiun TV RCTI, memilih penyanyi dengan melibatkan vote pemirsa, menarik setelah dibuat analisis dan menjadi prediksi. Sementara di lain sisi, Indonesia harus menghadapi beratnya tekanan yang beresiko dalam posisinya sebagai Presidensi G20 (Komponen Politik dari intelstrat). Mari kita bahas.
Sesuai yang penulis prediksikan pada tulisan terdahulu, Maysha terbukti tersingkir pada grand final X Factor Indonesia pada Senin malam (11/4/2022), karena hasil voting yang mendukungnya paling rendah. Maysha yang di mentori Rossa, tidak mampu bersaing dengan tiga grand finalis lain yang didukung BCL yang cantik dan atraktif serta Ariel sang legend. Walau baru 15 tahun, Maysha memiliki kualitas vokal yang bagus, pandai berakting, ekspresif dan mampu bertahan setelah sempat tiga kali berada di posisi bottom two, tetapi diselamatkan oleh judges. Masa depannya cukup cerah karena sudah dikenal publik.
Tiga finalis adalah Alvin dan Danar yang dimentori BCL serta 2nd Chance dengan mentor Ariel Noah. Penampilan Alvin yang mampu menghipnotis dan suaranya yang sangat berkarakter selalu menjadi daya tarik pemirsa. Saat grand final, Alvin menyanyi dengan Slank, secara psikologis selain hebat, Alvin didukung fans BCL dan Slankers. Memang pantas Alvin menjadi finalis pertama. Mungkin pemirsa X Factor mayoritas wanita, ini point penting Alvin yang disebut Yudika "laki-laki".
Danar adalah finalis kedua X Factor satu-satunya yang sering trending di Youtube. Danar memiliki kreativitas tinggi dalam menciptakan lagu dan aransemen. BCL pintar dengan menampilkan Danar menjadi bagian gaya musiknya, Danar yang sederhana ditarik BCL ke medan magnitnya, membuat warga Purwokerto dan Banyumas semakin ingin dia menang di final, kira-kira ini inti dukungan dan strateginya.
Finalis ketiga yaitu 2nd Chance dengan mentor Ariel Noah, terdiri dari Alan dan Tommy yang semula berasal dari kategori Male, Febri dari kategori Boys, dan Caecelia dari kategori Female. Kualitas vokal keempatnya yang matang dan harmonisasi suaranya, selalu banjir pujian.
Bagaimana peluang di final?
Walau ketiga finalis bagus, tetapi ada titik lemah pada posisi Alfin dan Danar, karena selain keduanya mendapat dukungan pribadi, baik teman, etnis dan medsos, titik rawannya, pendukung BCL akan terbelah, milih Alvin atau Danar? Sementara Pendukung Ariel akan solid memilih 2nd Chance. Perkiraan, Alvin masih cukup kuat, kini harus head to head dengan Danar, dia dapat tambahan dukungan Slankers.
Danar walau terbatas untuk menyanyikan lagu bahasa Inggris, walau tetap sederhana, pendukung warga Banyumasan bisa menjadikannya kuda hitam. Terbukti beberapa kali trending di Youtube.
Untuk 2nd Chance, ini ujian, karena baru kali ini menurut Yudika ada kategori group yang maju ke final. Nah, peran dan kharisma Ariel NOAH akan menentukan nasib group ini.
Kesimpulan Analisis X Factor
Analisis singkat di atas sebenarnya menggunakan pakem intelijen. Di dalam ketentuannya intelijen memberikan petunjuk kepada 'user' yang akan mengambil keputusan. Waktu masih satu minggu untuk voting, dan akan menentukan siapa juara satu, dua dan tiga. Dengan petunjuk diatas sulitkah Anda menentukan bila berada di posisi 'user'?
Penutup (Antara X Factor dan G20)
G20 Presidency of Indonesia (foto : Money Kompas)
Intelijen adalah bisnis yang sangat sulit dan akan berakhir nenjadi sebuah prediksi. Dari X Factor, bagaimana bila digeser ke sikon geopolitik? Indonesia kini mau tidak mau harus terlibat dalam konflik Rusia dan Ukraina di sidang G20 sebagai presidensi. Pengambilan keputusan dari Presiden Jokowi harus menghitung seperti X Factor, di G20 ada tiga blok atau kelompok, negara yang pro Rusia, pro AS atau tidak pro. Secara otomatis terbentuk kelompok ini. Akan terlihat jelas siapa pendukung Rusia dan siapa pendukung AS dan NATO serta siapa yang di posisi netral.
Mereka yang pro Rusia atau AS ada konco-konconya, lantas siapa konco Indonesia yang mau pasang badan bila masalah semakin menjadi pelik, rumit dan berkemungkinan diboikot? Keberadaan G20 bukan persoalan komponen atau persoalan ekonomi belaka, tetapi kental dengan persoalan geopolitik, geostrategi dan geoekonomi. Bila mereka bicara politik, akan lebih berbicara soal kepentingan nasionalnya. Politik di sini kotor, tetapi politik bagi negara-negara besar sangat kotor, akan menghalalkan cara untuk mencapai tujuan. Mereka tega menyerang, menginvasi, memberi sanksi ekonomi, menjatuhkan kepala negara hingga memecah sebuah negara.
Pertanyaan penulis, sudah dihitung benarkah? Sudah siapkah menghadapinya? Ini bak buah simalakama bukan? Resolusi ketiga dari PBB telah diputuskan: Rusia ditangguhkan dari Dewan HAM organisasi tersebut, dimana posisi Indonesia abstain memberikan dukungan atau vote penangguhan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB. Dalam majelis yang beranggotakan 193 negara itu, diketahui 93 negara memberikan suara mendukung. Situs pemberitaan PBB, Kamis (7/4/2022), menyebutkan 24 negara menentang diantaranya Rusia, Cina, Kuba, Korea Utara, Iran, Suriah, Vietnam. Sementara 58 abstain dari proses, selain Indonesia beberapa lainnya adalah India, Brasil, Afrika Selatan, Meksiko, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Qatar, Kuwait, Irak, Pakistan, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Kamboja.
Sikon politik Dalam Negeri dengan demo 11 April saja sudah bikin gemas dan pusing pemegang amanah. Bagaimana kalau ada tukang goreng luar yang cawe-cawe berkelanjutan ke kasus G20?. Agak mikir juga penulis sebenarnya. Selamat berpuasa, Pray Old Soldier.
Penulis : Prayitno W. Ramelan, Pengamat Intelijen, www.ramalanintelijen.net