SU-35 FLANKER RUSIA DITEMBAK JATUH DI IZYUM UKRAINA
17 April 2022 | 9:52 pm | Dilihat : 441
Reruntuhan Sukhoi Su-35 Rusia yang ditembak jatuh di Ukraina (foto : DetikNews)
Berita besar dari medan tempur invasi Rusia ke Ukraina, diberitakan sebuah pesawat tempur Sukhoi Su-35S dari AU Rusia berhasil ditembak jatuh oleh peluru kendali sistem Hanud Ukraina. Militer Ukraina menyebarkan foto di media sosial yang menunjukkan puing-puing jet tempur multi-peran Su-35S, yang pertama jatuh dalam perang tersebut. Menurut laporan, pesawat itu jatuh di dekat kota Izyum, sekitar 75 mil (120 km) timur Kharkiv, sebuah wilayah dimana berlangsung pertempuran sengit dalam beberapa pekan terakhir.
Pesawat Su-35 termasuk pesawat tempur moderm generasi 4++ dirancang menggunakan teknologi generasi kelima (non stealth), dinamai militer Barat dengan sandi Flanker E. Sesuai dengan klasifikasi NATO, ini adalah pesawat yang berkemampuan multirole combat aircraft atau air superiority. Jet tempur bermesin ganda ini memiliki sistem avionik yang menggunakan sistem kontrol informasi digital dan sistem radar baru yang dapat secara efektif menyerang delapan target sekaligus. Pesawat pilot tunggal, yang awalnya pernah akan dibeli Indonesia tetapi kemudian diputuskan batal dan Indonesia membeli jet tempur Rafale dari Perancis. Penulis pada 15 Februari 2016 membuat artikel tentang Su-35, dengan link http://ramalanintelijen.net/2016/02/15/dengan-memiliki-super-flanker-su-35-indonesia-jelas-makin-disegani/ .
Sukhoi (Su-35) dengan persenjataan penuh (Foto : Siasat.pk)
Harga pesawat diperkirakan seharga US$50 juta, dikendalikan tanpa menggunakan perangkat analog apa pun dan dapat terbang dengan kecepatan hingga 1.500 mph (2.400 kph) dengan jangkauan 2.200 mil (3.600 km). Merupakan alutsista tercanggih Rusia sejak 2014 . Pesawat ini dapat membawa beragam senjata air to air dan air to ground missile, yaitu peluru kendali R-73 Vympel dan KH-31 Krypton yang dapat dipakai oleh jenis SU-27/30 dan juga SU-35BM pelbagai jenis bom dan roket.
Menurut beberapa sumber militer, Su-35 tersebut diperkirakan runtuh ditembak Rudal S-300 Ukraina buatan Soviet/Rusia yang kemampuannya mirip sistem Patriot buatan AS, dimana kombinasi unit radar dan peluncur rudal berbasis darat yang sepenuhnya otomatis, dimana S-300 juga dapat mendeteksi, melacak, dan menembak sejumlah ancaman udara sekaligus yang masuk pada jarak jauh.
Rusia mengancam akan menyerang pengiriman peluru kendali S-300 dari Czechoslovakia (foto :Euractiv)
Peningkatan Kemampuan Pertahanan Ukraina
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (16/3/2022) mengumumkan mengucurkan dana 1 miliar dollar AS (Rp 14,3 triliun) untuk memasok senjata dan drone ke Ukraina. Dana satu miliar dollar AS itu terdiri dari 200 juta dollar AS yang dialokasikan awal Maret, dan 800 juta dollar AS paket bantuan yang disetujui oleh Kongres juga awal Maret 2022. “Ini adalah transfer langsung peralatan dari Kementerian Pertahanan kami ke militer Ukraina untuk membantu mereka melawan invasi (Rusia) ini,” kata Biden dikutip dari AFP.
FIM: 92 Stinger USMS (foto : Wikipedia)
Amerika Serikat diketahui mensuplai 800 Rudal Stinger tambahan, yaitu rudal panggul anti-pesawat inframerah khusus untuk menyerang Helikopter dan pesawat yang terbang rendah. AS juga mensuplai Rudal Javelin. Para sekutu Barat diberitakan memberi ke mikiter Ukraina sekitar 17.000 rudal ringan yang diluncurkan personal dari bahu. Rudal ini memiliki efek besar untuk menghancurkan kendaraan lapis baja dalam jarak dekat.
Amerika juga akan mengirim Ukraina 100 drone Switchblade yang dilengkapi kamera. Pada dasarnya drone Switchblade (Kamikaze,) adalah bom terbang yang dikendalikan dari jarak jauh dan dapat diarahkan oleh operator untuk menemukan target, kemudian ketika sudah siap, meluncur ke sasaran dan meledak.
Demikian informasi khusus jatuhnya Flanker E pesawat tempur kelas satu Rusia ditangan sistem Hanud Ukraina yang oleh pengamat dinilai sudah agak tua. Diperkirakan setelah alutsista pertahaman dari AS dan Sekutu beroperasi penuh, maka menurut penulis, militer Rusia harus mengalkulasi ulang operasi militernya lebih lanjut.
Dari persepsi intelijen, secara teori perang, invasi militer Rusia dilatar belakangi operasi intelijennya yang kuat, menciptakan tekanan psikologis, ancaman serius dengan bargaining kekuatan nuklir. Kini pihak Barat tidak bisa mengirim pasukan, kemungkinan adanya perkuatan tentara bayaran. Rusia bermain dengan berita palsu, seperti memberitakan adanya Lt General Roger Cloutier NATO asal Amerika yang ditangkap pasukan Rusia di Mariupol, Ukraina Timur, tetapi dibantah pihak AS. Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier.
Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno W. Ramelan, Pengamat Intelijen, http://ramalanintelijen.net