Komjen Pol Saud Usman Nasution Kepala BNPT Yang Baru

16 October 2014 | 2:47 am | Dilihat : 3720
 [google-translator]

thumb_65080_06210614102014_serjab

Kepala BNPT Lama (Ansyad) dan Baru (Saud), foto : rmol.co

Jabatan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada hari Kamis (9/10/2014) telah diserah terimakan dari Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai kepada Irjen. Pol. Drs. H. Saud Usman Nasution, S.H., M.H., M.M. Pejabat baru sebelumnya menduduki jabatan sebagai Kapolda Sumatera Selatan sejak April 2013.   Saud dilahirkan di Mandailing Natal, Sumatera Utara pada tanggal  25 Februari 1958 (56) dikenal oleh publik sebagai perwira yang berpengalaman dalam bidang reserse. Seteleh dilakukan sertijab, pada hari Jumat (10/10/2014) pangkat Saud dinaikkan menjadi Komisaris Jenderal Polisi (bintang tiga).

Saud  merupakan alumnus Akpol  lulusan angkatan 1981, tercatat  satu angkatan dengan Panglima TNI Jenderal TNI  Moeldoko, Kapolri Jenderal Pol Sutarman, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Marsetio dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Ida Bagus Putu, yang juga angkatan 1981.

Riwayat jabatan Kepala BNPT yang baru ini diantaranya ; Wakadensus 88 AT, Kadensus 88 AT (Februari 2009- November 2009), Dir I/Kamtrannas Bareskrim Polri (2009), Sahli Kapolri Bid. Sosbud (2010), Kadiv Humas Polri  (2011), Wakabareskrim Polri (2012), Kapolda Sumsel (April-9 Oktober 2014)  dan Kepala BNPT (9 Oktober 2014).

Saat menjabat sebagai Kepala Detasemen Khusus Anti Teror-88, Saud digantikan oleh Brigjen Pol Tito Karnavian, perwira yang juga sangat dikenal sebagai ahli dalam penanggulangan  terorisme,  kini menjabat sebagai Asrena Kapolri.

Kapolri, Jenderal Pol Sutarman seusai melantik sejumlah Pati Polri, Kamis 9 Oktober menyatakan tugas berat dihadapi oleh Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), dimana Kapolri meminta keduanya mencermati mencermati dampak ekonomi dan sosial akibat tensi politik yang terjadi. Tak hanya di Indonesia, melainkan juga situasi yang terkini di luar negeri. Sutarman mengatakan, setiap kebijakan politik berdampak pada pasar modal, yang akan berdampak pula pada pengangguran dan masalah sosial. “Polri harus mampu mencermati itu,” ujar

Kapolri meminta Intelkam dan BNPT lebih serius mendeteksi pergerakan teroris yang cenderung meningkat jelang akhir tahun. “Tingkatkan deteksi dini dengan tindakan preventif,” katanya.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, yang kini dipimpin oleh Komjen Pol Saud adalah sebuah lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK) Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penanggulangan terorisme.  Kepala BNPT bertanggung jawab kepada presiden melalui koordinasi Menko Polhukam. BNPT dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010. Sebelumnya cikal bakal lembaga ini adalah Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme, yang  dijabat oleh Ansyaad Mbai sebelum menjadi Kepala BNPT.

BNPT mempunyai tugas, menyusun kebijakan, strategi, dan program nasional di bidang penanggulangan terorisme ;  mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam pelaksanaan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan terorisme; melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan terorisme dengan membentuk satuan tugas-satuan tugas yang terdiri dari unsur-unsur instansi pemerintah terkait sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing. Bidang penanggulangan terorisme meliputi pencegahan, perlindungan, deradikalisasi, penindakan, dan penyiapan kesiapsiagaan nasional. Itulah garis besar tugas dan tanggung jawab BNPT.

Penulis pernah mendapat penugasan sebagai salah satu anggota kelompok ahli di BNPT selama dua tahun bersama-sama diantaranya dengan Prof. Komarudin Hidayat (Rektor UIN), Prof. Nazarudin Umar (Wamen Agama), Prof Sarlito (Guru Besar UI) dan dipimpin oleh Prof Said Agil Siraj (Ketua Umum PB NU).

Analisis

Presiden SBY menegaskan bahwa ada tiga bahaya yang mengancam bangsa ini, yaitu masalah korupsi, narkotika dan terorisme. Tiga ancaman serius tersebut kini ditanggulangi dengan badan khusus, korupsi ditangani KPK, masalah narkotika ditangani oleh BNN dan terorisme ditangani oleh BNPT.

Secara umum mencermati masalah korupsi, tercatat, KPK melansir kerugian negara akibat korupsi sepanjang 2004-2011 mencapai Rp39,3 triliun . Bahaya korupsi dapat memiskinkan negara secara struktural, sehingga aparat penegak hukum KPK, Kejaksaan dan Kepolisian harus secara optimal memberantasnya. Data yang dilansir Mendagri beberapa waktu lalu ada sekitar 1.100 pejabat terlibat korupsi.

Data menunjukkan peredaran narkotika kini sudah mencapai Rp1 triliun lebih setiap tahunnya. Mafia narkoba dengan jumlah yang besar berusaha keluar dari jeratan hukum dan semakin menyuburkan peredaran narkoba. Semakin gencar penindakan dilakukan oleh BNN dan aparat Kepolisian, tetapi dalam kenyataannya semakin besar  peredaran dan pemakai narkoba. Indonesia kini menjadi lahan subur untuk pengedar dan pemakai. Link dalam serta luar negeri semakin banyak, dan bahkan jaringan dalam penjara beberapa terbukti masih aktif.

Khusus mengenai masalah terorisme, menurut Kepala BNPT, Ansyaad Mbai,  aksi terorisme misalnya  teror bom pada 2013 lebih sedikit ketimbang tahun-tahun sebelumnya, meski sebanyak 87 pelaku terorisme ditangkap sepanjang tahun 2013. "Melihat kejadiannya tahun 2013, kasus teror bom relatif sedikit dibanding tahun sebelumnya," kata Kepala BNPT Ansyaad Mbai dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2013).

Ansyaad menjelaskan, dengan melihat lokasi-lokasi kejadian terorisme dan tempat penangkapan para pelakunya pada 2013 bisa dipetakan. Yakni meliputi wilayah Papua, Nusa Tenggara Timur, dan di kota-kota seperti Medan, Jakarta, Sukabumi, Bekasi, Bima, dan Lamongan. Kelompok Poso dibawah kepemimpinan Santoso masih terus beroperasi dan melakukan pelatihan.

Kini ancaman yang berbahaya dan berpotensi akan membahayakan persatuan dan kesatuan adalah berkembangnya faham Islamic State (Negara Islam) yang berasal dari Irak dan Suriah dibawah pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi. Tercatat sekitar 37 WNI yang berangkat ke Irak dan menjadi pejuang ISIS/IS. Seorang warga negara Indonesia diketahui telah tewas karena melakukan aksi bom bunuh diri di kota Falujah. Di dalam negeri tercatat simpatisan sudah berkisar 1.000 orang dan bahkan Abu Bakar Ba'asyir juga berbai'at kepada al-Baghdadi.

Melihat besarnya pengaruh ISIS/IS di Indonesia, mantan Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi mengingatkan bahaya dari Islamic State. Disebutkannya, bahwa IS merupakan gerakan lintas negara yang bertujuan mendirikan negara tersendiri. "Ini gerakan ekstrim yang tidak menghormati kedaulatan negara," katanya, Kamis, 31 Juli 2014. Hasyim meminta umat muslim dan pemerintah mewaspadai kampanye yang mengajak warga bergabung dengan IS. Soalnya Islamic State  bukanlah aliran agama yang berisi ajaran teologi dan ritual keagamaan. "Ini gerakan politik yang bisa mengancam kedaulatan dan konstitusi," katanya.

Hasyim menjelaskan jika gerakan ini merebak di Indonesia, bukan tak mungkin akan ada gerakan-gerakan serupa ISIS/IS yang bermunculan. Menurut dia, ISIS termasuk dalam kategori gerakan transnasional politik agama. Itulah sebabnya organisasi ini dinilai sangat berbahaya. "Sistem negara itu berbeda-beda, kalau dipaksakan bisa merusak konstitusi dan integritas negara lainnya," tegas Hasyim.

Penulis banyak menulis tentang perkembangan Islamic State di wilayah konflik Irak dan Suriah, yang seperti dikatakan Kapolri memang harus sangat diwaspadai. Konsep negara Islam dari Abu Bakr al-Baghdadi mampu menarik minat muslim di seluruh dunia, khususnya mereka-mereka yang fahamnya sama, terlebih yang kurang memahaminya. Kelompok penempur IS di Suriah dan Irak tercatat banyak diperkuat oleh warga negara diluar Timur Tengah, termasuk dari AS, Inggris, Perancis dan lainnya.

Nah, kini BNPT mempunyai nahkoda baru, Komjen Pol Saud Usman Nasution, yang dikenal berpengalaman sebagai reserse, dan juga kenyang makan asam garam persoalan terorisme di Indonesia. Sebagai mantan Kadensus, maka masalah terorisme baginya bukanlah suatu hal yang baru.

Penulis, sebagai mantan anggota kelompok ahli BNPT, tanpa maksud menyinggung pejabat yang manapun,  menyarankan BNPT diberi perhatian agak lebih sedikit. Saat ini BNPT masih menempati kantor di daerah menteng dan menyewa dua rumah masyarakat. Yang memprihatinkan, keterbatasan ruangan saja menjadikan para pejabat dan anggota BNPT sangat tidak leluasa dalam melaksanakan tugasnya. Saat itu penulis beserta beberapa Profesor yang menjadi anggota kelompok ahli, tidak mempunyai ruang kerja tersendiri, dan apabila ke BNPT hanya berkumpul di ruang rapat. Sehingga rapat anggota kelompok ahli sering dilaksanakan menumpang di tempat Pak Komarudin, UIN. Jelas hal seperti ini sangat tidak efisien dan tidak efektif.

Mudah-mudahan di masa mendatang, dibawah kepemimpinan Pak Saud, dengan pemerintahan baru, BNPT bukan menjadi anak tiri dibandingkan dengan KPK dan BNN yang gedungnya saja (aduhai) . Selamat bertugas Pak Saud Nasution, memang berat tugas penanggulangan teror di BNPT dengan fasilitas terbatas itu. Semoga semangat tidak menjadi luntur. Mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan, penulis hanya menyampaikan informasi  apa adanya.

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen www.ramalanintelijen.net

Artikel Terkait :

-Menilai Ancaman Islamic State Terhadap AS, Negara Barat dan Indonesia,  http://ramalanintelijen.net/?p=8965

-Inggris Menilai ISIS Ancaman Serius Bagi Keamanan Nasional,  http://ramalanintelijen.net/?p=8958

-Awal Kepemimpinan Jokowi Sudah Sangat Benar, http://ramalanintelijen.net/?p=8950

-Arab Dihancurkan dengan Operasi Intelijen, ISIS Hanya Bagian Kecil Operasi Five Eyes ,  http://ramalanintelijen.net/?p=8910

-ISIS Proyek Dari Mossad, CIA dan MI6?, http://ramalanintelijen.net/?p=8696

-Ancaman Perkembangan ISIS di Indonesia Sangat Serius, http://ramalanintelijen.net/?p=8679

-Korupsi di Indonesia; Suap, Mafia dan Faksionalisme, KKN, Terorganisir dan Sistem,  http://ramalanintelijen.net/?p=7554

-Mabes Polri Bicara Soal Terorisme di Indonesia, http://ramalanintelijen.net/?p=6878

-Kepala BNPT; 840 Teroris ditangkap, 60 ditembak mati, http://ramalanintelijen.net/?p=6860

-Mengenal BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme),  http://ramalanintelijen.net/?p=2328

This entry was posted in Hankam. Bookmark the permalink.