Kaitan Bom Panci Bekasi, Bom Empat Negara dan Eko Patrio
17 December 2016 | 12:50 am | Dilihat : 1673
Ilustrasi, Jakarta pernah diserang bom besar di Hotel JW Marriott tahun 2003 (Foto :wajibbaca)
Kita patut bersyukur bahwa Densus 88 Polri mampu menggagalkan rencana serangan teror bom yang akan dilakukan sel teroris pada hari Minggu (11/12/2016) di Jakarta. Dari pengakuannya mereka rencana akan mengebom obyek vital nasional, lebih spesifik istana presiden di Jakarta.
Penulis mendapat beberapa pertanyaan, apakah ini hanya upaya citra atau pengalihan isu? Sebagai mantan anggota kelompok ahli BNPT, penulis agak terhenyak dengan pertanyaan tersebut. Pertanyaan akan berbeda apabila bom panci presto tersebut sempat dibawa kesatu titik dan mereka ledakkan. Yang kadang kurang difahami masyarakat, dari serangan teror yang diharapkan adalah efek psikologisnya. Keramaian sebagai sasaran akan menimbulkan rasa takut, sementara istana adalah target puncak karena nilai strategisnya, berpengaruh kepercayaan selan publik dalam negeri tetapi juga kepercayaan dari negara lain terhadap keamanan di Indonesia.
Bom panci presto sudah penulis jelaskan pada arikel penangkapan di Bintara, dimana bahan peledak yang dimasak dalam panci tersebut (pressure coocker) hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit bagi bahan peledak untuk keluar dari tekanan panci presto berupa ledakan besar. Partikel-partikel bom panci presto bisa terbang dengan kecepatan satu kilometer per detik. Imbas dari bom tersebut dapat melukai, menerbangkan, memisahkan bagian tubuh dan mematahkan tulang manusia. Tak hanya itu, bom panci presto juga menyebabkan trauma otak.
Nur Solihin/ Terduga teroris yang ditangkap di Kalimalang/ ist (Foto :Detik)
Dari fakta yang berlaku, dalam waktu tiga hari (9-11 Desember 2016) telah terjadi empat serangan bom di empat Negara, apabila bom Bekasi tersebut meledak maka itu akan menjadi serangan teror ke lima di dunia. Mengerikan, hanya itu kalimat yang dapat kita keluarkan. Karena itu kita apresiasi kerja Densus yang mampu melakukan preventive action, menggagalkan sel Islamic State (dikenal ISIS), setelah sebelumnya berhasil menggulung jaringan lainnya di Lubang Buaya, Kalideres dan Majalengka. Sebenarnya mudah menguji ini murni teror ISIS atau rekayasa, pada era keterbukaan, kasus-kasus terorisme akan disidangkan, kita monitor saja, sederhana bukan?
Eko Patrio Berbicara Bom Pengalihan Isu
Nah, terkait penangkapan teroris di Bekasi, salah satu selebritis Indonesia, Eko Patrio kini dipanggil Bareskrim Polri karena diberitakan komentarnya mengatakan bahwa penangkapan Bom di Bintaran, Bekasi sebagai pengalihan isu dalam kasus Ahok. Nah, kali ini Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian bereaksi akan menanyakan pernyataan tersebut.
Selebrities merangkap Anggota DPR RI dari PAN, Eko Patrio mendapat panggilan Bareskrim terkait ucapannya pengalihan isu bom (Foto :KIni)
"Jangan terlalu mudah menyampaikan (pengalihan isu). Apalagi kalau seorang anggota DPR pejabat menyampaikan pengalihan isu. Kita ingin tanya," tegas Tito di Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (16/12/2016).
Pernyataan Tito itu menyinggung tentang anggota DPR Eko Hendro Purnomo yang disebut mengatakan penangkapan teroris adalah pengalihan isu dari sidang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Tito pun menyebut bahwa Eko telah dipanggil untuk dimintai keterangan dan menyebut bisa saja Eko dikenai pidana. "Sementara ini kita akan undang. Kita lihat punya data enggak. Enggak main-main kita. Kalau tidak punya data, pertanggungjawabkan. Bisa pidana, bisa juga minta maaf ke publik," tegas Tito.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian , mengawasi Sosmed yang sering disalah gunakan (Foto : Pekanews)
Kita lihat, apabila tidak dapat mempertanggung jawabkan ucapannya, Eko yang artis tapi juga menjadi politisi PAN bisa dituntut tiga tahun penjara, bukan persoalan sederhana bagi seorang selebritis apabila tidak memahami UU ITE, berbicara semaunya. Enak-enak ngurusi acara gadis-gadis cantik di acara take me out, bisa-bisa nanti Eko ngurusi pencopet di Lapas.
Empat Pemboman dalam Tiga Hari
Nah, mari kita lihat serangan teror bom yang terjadi dalam tiga hari, tanggal 9 s/d 11 Desember 2016 di empat Negara, dengan korban mencapai puluhan. Beruntung rencana pemboman di Jakarta tanggal 11 Desember dapat digagalkan, berpeluang menjadi pemboman ke lima.
Bom Bunuh Diri di Nigeria oleh Dua Gadis Sekolah
Pada hari Jumat (9/12/2016) terjadi serangan bom bunuh diri di sebuah pasar di kota Madagali, Nigeria Timur Laut. Yang sangat mengejutkan, pelaku pengebom bunuh diri adalah dua anak gadis yang masih menggunakan seragam sekolah. Bom yang meledak hebat di pasar tersebut telah menewaskan 30 orang dan melukai 57 lainnya.
Serangan bunuh diri menyasar pasar yang ramai di Madagali, negara bagian Adamawa, Nigeria timur (Foto : VOA Indonesia)
Hingga kini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Dari beberapa data, aparat keamanan Nigeria menyebutkan bahwa serangan bom terkoordinasi itu sangat mirip dengan serangan lain yang pernah dilakukan oleh kelompok ekstrem Boko Haram, yang selama beberapa tahun terakhir melakukan kekerasan bersenjata untuk menerapkan hukum Islam di kawasan Timur Laut Nigeria.
Boko Haram yang mempunyai arti Pendidikan Barat Haram, adalah Jemaat Sunnah untuk Dakwah dan Jihad (bahasa Arab: Jamāʻat Ahl as-Sunnah lid-daʻwa wal-Jihād) dikenal sebagai organisasi militan dan teroris yang bermarkas di Nigeria Timur Laut, Kamerun Utara, dan Niger.
Boko Haram sering melakukan serangan atas target keramaian seperti pasar, bangunan ibadah, dan penampungan pengungsi. Mereka juga melakukan serangan bom di negara tetangga Kamerun dan Niger. Serangan Boko Haram dilaporkan sudah memakan korban 15.000 orang dan memaksa lebih dari dua juta orang mengungsi meninggalkan rumah mereka. Dalam beberapa bulan terakhir, militer Nigeria berhasil mendesak Boko Haram untuk melarikan diri ke dalam hutan Sambisa. Serangan pada Jumat di pasar merupakan upaya eksistensi Boko Haram masih mampu melancarkan serangan,
Bom Bunuh Diri di Stadion Sepakbola Turki
Suasana setelah bom meledak di Luar Stadion di Istanbul Turki (Foto :Tribunnews Batam)
Dua bom meledak di luar stadion sepakbola di Istanbul, Turki, pada Sabtu (10/12/2016) malam waktu setempat, menyebabkan 29 orang tewas, yang terdiri dari 27 polisi dan dua warga sipil.Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan ledakan pertama terjadi di titik kumpul petugas polisi anti huru-hara, yang terjadi dua jam setelah pertandingan antara Besiktas dan Bursaspor berakhir,. Ledakan kedua terjadi ketika polisi sedang mengepung pelaku bom bunuh diri di dekat taman Macka.
Menurut Soylu, dari 27 polisi yang menjadi korban, di antaranya seorang kepala polisi dan perwira senior lainnya. Sementara 17 korban terluka sedang menjalani operasi dan enam lainnya sedang dirawat intensif. Pengeboman itu terjadi lima bulan setelah Turki diguncang kudeta militer gagal, di mana lebih dari 240 orang tewas, sebagian besar di Istanbul. Istanbul telah mengalami beberapa serangan tahun ini, termasuk pada bulan Juni, saat militan ISIS menyerang dengan senjata dan bom di Bandara Ataturk. Sekitar 45 orang tewas dan ratusan luka-luka demikian Reuters.
Bom di Gereja Kairo Mesir
Sebuah bom meledak di gereja dekat Katedral Koptik Kairo di tengah misa, Minggu (11/12) dan menewaskan 28 dan melukai 31 orang. Serangan tersebut merupakan serangan terparah yang ditujukan pada kaum Kristen Koptik di Mesir. Melalui media afiliasi kelompok militan tersebut, Amaq, ISIS menyebutkan bahwa seorang militannya meledakkan sabuk peledak di gereja tersebut.
ISIS mengidentifikasi pelaku pemboman sebagai Abu Abdallah Al-Masri, berbeda dengan yang dilaporkan dengan otoritas Mesir, Senin (12/12/2016). Kristen Koptik yang dianut oleh sekitar 10 persen warga Mesir, kerap menjadi sasaran para kelompok militant ISIS. Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi mengutuk keras aksi tersebut dan menetapkan waktu berkabung nasional selama tiga hari.
Situasi gereja di Kairo Mesir setelah di bom (Foto : Tribunnews)
Ledakan terjadi sekitar pukul 10 pagi waktu setempat di Gereja Saint Peter dan Saint Paul, yang lokasinya bersebelahan dengan Katedral Saint Mark, yang dipimpin oleh Paus Koptik. Melansir AFP, pihak berwajib menyebut ledakan tersebut berasal dari TNT seberat 12 kilogam. Bahan peledak berkekuatan tinggi itu merusak sebagian besar ruang doa, memecahkan seluruh kaca gereja dan menghancurkan lantai marmer.
Serangan terhadap kaum Kristen Koptik tersebut merupakan yang terburuk, setelah aksi bom bunuh diri yang menewaskan 20 jemaat di sebuah gereja di Alexandria, 2011 silam. “Insiden ini harus dianggap sebagai tamparan bagi otoritas Mesir karena upaya mereka yang kurang dalam melindungi kaum Kristen Koptik,” tulis Amnesty International dalam sebuah pernyataan resmi.
Selama beberapa tahun terakhir, setidaknya, 40 gereja di Mesir menjadi korban serangan. Kebanyakan serangan dilakukan oleh militan ISIS. Serangan di Mesir, tidak hanya menargetkan kaum Kristen. Sebelumnya, Jum’at (9/12/2016) terjadi serangan bom di pos pemeriksaan polisi di kawasan Talibiya, Kairo, sebelum waktu Salat Jum’at. Enam orang tewas akibat insiden tersebut.
Bom di Pelabuhan Laut Mogadishu Somalia
Sebuah bom truk yang sangat besar meledak di luar pelabuhan laut di Mogadishu Minggu (11/12/2016) pagi, menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai 50 lainnya. Ledakan itu mengenai pasukan keamanan dan pekerja pelabuhan. Komandan kepolisian Mogadishu, Kolonel Bishar Abshir Geddi, mengatakan kepada VOA pihak berwenang Somalia sedang menyelidiki apakah truk tersebut disetir oleh seorang pembom bunuh diri atau diparkir di sana sebelumnya. Kelompok militan Al-Shabaab telah mengaku bertanggung-jawab atas serangan itu.
Sebuah bom truk yang sangat besar meledak di luar pelabuhan laut yang baru di Mogadishu Minggu pagi (Foto : VOA Indonesia)
"Setidaknya 29 warga sipil tewas dan 50 lainnya terluka akibat ledakan. Kami meyakini itu adalah bom truk bunuh diri," kata Kolonel Polisi Abdikadir Farah seperti dikutip dari Reuters, Minggu (11/12/2016). "Kami membunuh 30 pasukan keamanan dan melukai 50 orang lainnya. Juru bicara operasi militer al-Shabaab, Sheikh Abdiasis Abu Musab mengatakan bom menargetkan polisi yang bertugas di dekat pelabuhan. Mereka menjadi target karena mereka telah dilatih untuk mengamankan pemilu," ujar jubir Al-Shabaab.
Kelompok Al-Shabab menyatakan, mereka mencoba menganggu pemilu parlemen yang berlarut-larut bagian dari upaya untuk membangun kembali bangsa yang terpecah setelah puluhan tahun dilanda perang. Pemungutan suara yang berlangsung selama tiga bulan akan berakhir pada 29 Desember mendatang.
Selain itu, tujuan kelompok militan Al-Shabaab adalah mengusir pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, menggulingkan pemerintahan yang didukung Barat, dan memberlakukan hukum Islam yang ketat di negara itu.Al Shabaab selama ini menuding calon presiden dan parlemen adalah antek asing.
Analisis
Dari ke empat kasus pemboman yang terjadi di empat Negara, Nigeria, Turki, Mesir dan Somalia, jelas pelakunya adalah teroris. Mereka adalah sel dari kelompok Islamic State yang beroperasi lokal di Negara masing-masing. Yang mengakui sebagai penyerang sementara memang baru dari kelompok Boko Haram dan Al-Shabaab. Sementara target serangannya beberapa spesifik, diantaranya, pasar di Nigeria oleh Boko Haram (tercatat sering melakukan serangan atas target keramaian seperti pasar, bangunan ibadah, dan penampungan pengungsi).
Sementara polisi juga masih menjadi target utama teroris seperti serangan bom di stadion di Istanbul, Turki 27 korban dari 29 orang adalah polisi., Serangan pemboman di Kairo selain menyerang Gereja Saint Peter dan Saint Paul (tercatat 40 gereja sudah di bom), juga ISIS menyerang pos polisi di Talibiya Kairo. Demikian juga polisi menjadi target teroris Al-Shabaab saat menjaga pelabuhan, walaupun juga jatuh korban dari kalangan sipil.
Nah, dari empat kasus tersebut yang terjadi dalam empat hari, maka polisi masih mernjadi prominent target dari teroris, Target lainnya, gereja dan target keramaian (pasar). Yang menarik, bom di pasar Nigeria dilakukan bersamaan oleh dua anak sekolah, demikian juga calon pemgebom bunuh diri di Jakarta rencananya akan dilakukan oleh seorang wanita.
Kesimpulan
Terjadinya beberapa kasus pengeboman bunuh diri seperti tersebut diatas menunjukkan telah menjadi trend yang semakin disukai oleh kelompok ektrem yang sudah termotivasi (di ba’iat). Polisi masih menjadi target utama mereka, karena itu Polri harus tetap waspada. Apabila dikaitkan dan mencermati kasus calon pengebom bunuh diri di Indonesia (Dian Yulia Novi), yang pada awalnya teradikalisasi lewat media sosial (latar belakang TKW).
Dia bukanlah akhwat yang dibina oleh ustadz radikal dalam sebuah halaqoh tetapi dia mau menjadi calon pengantin setelah di ba’iat oleh suaminya Nur Solihin yang juga telah memba’iat dirinya sendiri. Kamis (15/12/2016), Densus menangkap terduga teroris inisial TS alias UATS yang merupakan ibu rumah tangga, diduga aktif sebagai bagian rekrutmen. "Dugaan keterlibatan menawarkan jihad, memberikan motivasi, dan mempertemukan Dian Yulia Novi (pengantin) dengan M. Nur Solihin," kata Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul
Langkah tegas pihak kepolisian mengamati media sosial paling tidak akan mengurangi pengaruh radikal berbahaya yang dapat merubah seseorang moderat menjadi teroris. Kini semakin terlihat bahwa doktrin lewat media sosial ternyata lebih berbahaya. Oleh karena itu bagi para penggiat media sosial sebaiknya lebih waspada dan hati-hati dalam melakukan posting dan membuat statement yang bisa terkena oleh UU ITE, resikonya tidak kecil dan berat apabila dilaksanakan. Semoga bermanfaat.
Penulis : Marsda Pur Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen www.ramalanintelijen.net