Ancaman Teror di Indonesia pada Penghujung Tahun

26 December 2016 | 9:45 am | Dilihat : 1060

2016-12-25 21.21.05

Acara talk show di CNN Indonesia membahas ancaman teror di pengujung tahun, bersama Kombes Pol Awi Setiyono Divhumas Polri, Penulis dan Sofyan Tsauri, mantan kombatan (Foto: Koleksi Pribadi)

Sejak penangkapan terduga teroris di Bintara Bekasi dan kemudian penangkapan di Tanggerang Selatan dan kemudian di Waduk Jatiluhur Purwakarta, penulis diundang oleh stasiun TV CNN Indonesia pada tanggal 21 dan 25 Desember 2016 sebagai Nara Sumber untuk menganalisis kemungkinan terjadinya serangan teror pada saat Natal dan Tahun Baru.

Seperti waktu-waktu sebelumnya, pada akhir tahun 2016 ini kita menjadi was-was terhadap kemungkinan serangan teror baik pada saat perayaan dan ibadah Natal maupun Tahun Baru 2017. Demikian juga dengan aparat keamanan selalu meningkatkan kewaspadaan, karena momentum akhir tahun bisa dimanfaatkan kelompok teror dalam rangka eksistensi dan penyampaian pesan. Akhir tahun 2015, dinyatakan aman, tetapi pada 14 Januari 2016 terjadi konser Thamrin, berupa pemboman dan serangan bersenjata. Kelompok penyerang diketahui jaringan (sel) yang dikendalikan oleh Bahrun Naim dari Suriah. Nah, bagaimana dengan sikon di Indonesia pada akhir 2016 ?

Penggerebekan Sel Teror di Bekasi, Tanggerang Selatan dan Purwakarta

Pada hari Sabtu (10/12/2016) Densus 88 Mabes Polri, menangkap tiga orang terduga teroris yang terdiri dari dua pria dan satu wanita di ‎dua lokasi. Dua pria yakni Nur Solihin (NS) dan Agus Supriyadi (AS) ditangkap di dalam mobil di saat melintas di dekat Fly Over Kalimalang. Sementara satu wanita atas nama Dian Yulia Novi (DYN) ditangkap di kos-kosan Jalan Bintara VIII RT 04 RW 09, Kota Bekasi. Kedua pria tersebut diketahui datang dari Solo, tetapi NS bukan asli Solo dia berasal dari Blora, Jateng. Selama ini NS hanya tinggal kos di kawasan Solo bagian Barat. Sedangkan AS alias H adalah warga dari Kecamatan Grogol, Sukoharjo. DYN menurut pengakuan siap akan menjadi pengantin menggunakan bom Panci Presto atas arahan Bahrun Naim, untuk menyerang pergantian penjagaan di Istana.

Pada hari Rabu, 21 Desember 2016, Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap sejumlah pelaku terduga teroris di dua lokasi berbeda di Tangerang Selatan. Penangkapan pertama dilakukan di Jalan Raya Serpong, atas nama Adam. Sedangkan lokasi penangkapan kedua di Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten, dimana tiga terduga teroris lain (Omen, Iwan dan Helmi), tewas ditembak karena melakukan perlawanan. Di lokasi kedua ditemukan lima bom siap pakai. Menurut Adam mereka akan menyerang polisi di BSD Serpong di depan RS Eka.

tim-densus-88-antiteror_20160112_145852

Tim Densus 88 melakukan tindakan represif setelah terduga teroris melakukan perlawanan dengan melempar bom (Foto : tribun sumsel)

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan terduga teroris yang digerebek di Kelurahan Babakan, Setu, Tangerang Selatan, Banten, merupakan satu  jaringan dengan kelompok bom panci Bekasi dan Tasikmalaya, Jawa Barat.

Pada hari Minggu, 25 Desember 2016, Detasemen Khusus 88 Anti-Teror Mabes Polri kembali menggerebek empat terduga teroris di Cibinong, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dari empat orang yang digerebek, dua dinyatakan tewas karena melawan saat ditangkap. Karo Penmas Polri, Brigjen Pol Rikwanto mernyatakan, "Para terduga teroris akan merencanakan aksi pidana terorisme pada hari raya natal dan Tahun Baru 2017," katanya.

190311_large

Penggerebekan oleh Densus di Keramba Waduk Jatiluhur dua terduga teroris tewas ditembak (foto : okezone)

Penangkapan pertama di Desa Karang Layung, Jatiluhur atas nama Rijal alias Abu Arham, 29 tahun, dan Ivan Rahmat Syarif, 28 tahun sekitar pukul 09.00. Dari keterangan Rijal dan Ivan dilakukan penangkapan kedua sekitar pukul 11.30 WIB. yang bersembunyi di rumah apung di Waduk Jatiluhur. Saat penangkapan keduanya sempat melawan petugas dengan menggunakan pisau di pinggang dan golok, mereka kemudian ditembak hingga tewas. Tercatat Abu Sovi adalah warga Kotawaringin, Bandung, sedang Abu Faiz warga Padalarang, Jawa Barat.

Dari hasil pemeriksaan, jaringan Bekasi dan Tanggerang merupakan satu kelompok dikendalikan oleh Bahrun Naim, juga tergabung dalam JADKN (Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara). Untuk mereka yang digerebak di Purwakarta (Jatiluhur masih dalam pengembangan, tetapi kemungkinan juga kelompok JADKN Jawa Barat).

JAKDN, yang di dalamnya terdiri dari beberapa organisasi yaitu, Mujahidin Indonesia Timur (Santoso/ sdh tewas), Mujahidin Indonesia Barat, Jamaah Islamiyah, Jamaah Anshorud Tauhid, tim Hisbah Solo, dan Tauhid wal Jihad (Amman Abdurrahman). Tim Hisbah ditangkap di Solo pada Agustus 2015. Tokohnya Ibadurahman alias Ali Robani alias Ibad, Yus Karman, dan Giyanto alias Gento telah ditangkap.

cropped-the_rise_of_the_mujahideen____khilafah___by_jennahisourgoal-d7uywur

Logo dari Anshar Daulau Islamiyah Nusantara (Foto : WordPress)

JADKN didirikan pada pertengahan Maret 2014. Sebagai pemimpin sementara saat itu adalah Marwan alias Abu Musa sebelum tampuk kepemimpinan diserahkan ke Amman Abdurrahman. Mantan anggota markaziah JI dan juga mantan ketua Mantiqi III Jamaah Islamiah, Abu Tholut alias Imron Baehaqi, menjelaskan bahwa amir JAKDN saat ini adalah Amman sedangkan Abu Bakar Ba’asyir menjadi penasehat. Amman kini ditahan di Lapas Kembang Kuning Nusakambangan, sedang Ba'asyir di Lapas Gunung Sindur Bogor. Apabila dalam pemeriksaan benar bahwa keempat orang tersebut dari JAKDN, maka jelas keterkaitan Islamic State (lebih dikenal sebagai ISIS) dengan pengendali Bahrun Naim yang berhubungan dengan jaringan Amman Abdurrahman yang masih berada di Lapas Nusakambangan.

Surat Wasiat Teroris di Jatiluhur

Daulatul Islamiyah Baaqiyah, Bismillahirohmanirohim

Wahai kalian bala tentara Thogut sesungguhnya hari in dan seterusnya akan menjadi hari-hari yang dipenuhi ketakutan dan hari yang kelam bagi kalian. Kami akan mendatangi kalian di mana saja kalian berada, kami akan mengintai pos-pos kalian, rumah-rumah kalian, baik itu di tempat keramaian atau sepi, siang atau malam. Kami akan jadikan sisa-sisa umur kalian di ujung pisau-pisau kami jikalau engkau tidak bertaubat dari kekafiran dan kedzaliman kalian dari pada kaum Muslimin.

Kalian yang telah memenjarakan saudara-saudara kami, menyiksa dan membunuhi para mujahid yang berjuang menegakkan syariat Allah. Sesungguhnya bumi ini hanya milik Allah dan tidak sepantasnya kalian berhukum selain 'hukum Allah'. Dan kalian adalah penegak hukum-hukum syaiton. Maka kami telah datang kepada kalian dengan penyembelihan sehingga Allah saja yang diibadati. Maka tunggulah sesungguhnya kami pun sedang menunggu, maka tunggulah adzab Allah atas kalian dari tangan-tangan para mujahid.

Junud Khilafah Islamiyah Nusantara

152458_806222_201950_588937_Bom_Sarinah___Ricardo

Serangan bom bunuh diri di Thamrin 14 Januari 2016, pos polisi di bom, Polisi tetap menjadi target utama (foto :merdeka)

Analisis

Rencana serangan teror terhadap perayaan Natal 2016 dan Pergantian Tahun baru 2016 ke 2017, dari beberapa bukti yang di dapat memang ada, Dari tiga penggerebekan Densus, ditemukan dua target spesifik yaitu Istana (akan dilaksanakan 11 Desember 2016) dan dua lainnya dengan target polisi yaitu di Tanggerang Selatan dan Purwakarta.

Terduga dari kelompok Bekasi memiliki bom yang lebih maju dan berbahaya (Bom Panci Presto Coocker), sementara kelompok Tanggerang Selatan memiliki bom pipa yang daya ledaknya lebih kecil. Selain itu rencana serangan dilakukan dengan melakukan penusukan kepada polisi, dan apabila warga mendekat baru bom akan diledakkan.

Untuk kelompok Purwakarta,  belum ditemukannya bahan peledak, dan mereferensi surat wasiat, maka mereka hanya akan menyerang polisi dengan senjata tajam. Teror dengan senjata tajam pernah dilakukan terhadap tiga anggota Polri di Pos lantas Jalan Perintis Kemerdekaan Kawasan Pendidikan Yupentek Cikokol Tangerang Kota pada hari Kamis (30/10) pukul 07.10 WIB. Di antaranya Kapolsek Tangerang Kota, Kompol Efendi. Ia mengalami luka tusuk di Torak Jantung, Kanit Dalmas Restri Tangerang Kota Iptu Bambang Haryadi, yang mengalami luka dada kiri dan punggung kiri. Kemudian, anggota Sat Lantas Polsek Benteng Bripka Sukardi yang mengalami luka punggung kanan dan lengan kanan.

pria-pelaku-penyerangan-terhadap-tiga-orang-polisi-di-tangerang-_161020112131-541

Pria pelaku penyerangan terhadap tiga orang polisi di Tangerang Kota, terkapar setelah dilumpuhkan aparat (Foto : Humas Polda)

Melihat dari tiga kasus penangkapan oleh Densus 88, kelihatan bahwa kelompok teroris akan melakukan amaliyah tidak hanya menggunakan bom, tetapi juga senjata tajam. Ini yang akan lebih sulit untuk di deteksi, karena mereka bisa bergerak perorangan dan lebi kecil kemugkinan dicurigai. Pihak Polri yang mereka sebut Thagut (Thogut) yaitu mereka yang dituduh zhalim, penyembah setan nampaknya masih tetap menjadi target serangan utama. Sebenarnya pihak polisi mereka anggap sebagai aparat yang selalu menghalang-halangi dan menyusahkan mereka.

Nah, pertanyaannya, apakah pergantian tahun baru akan aman? Dari beberapa sel yang masuk dalam pengamatan dan mapping Densus dan intelijen, nampaknya sel yang menggeliat sudah berhasil dinetralisir karena itu diperkirakan akhir tahun aman. Jelas diperkirakan masih ada sel-sel tidur yang belum menggeliat. Yang perlu diingat, setahun yang lalu, pada pergantian tahun baru 2015-2016 situasi aman, mereka baru menyerang pada 14 Januari 2016 di Thamrin sebagai jantung kota Jakarta. Oleh karena itu aparat keamanan jangan sampai lengah, karena penulis mecermati diantara sel-sel itu ada yang sudah melakukan kompartmentasi (saling menutup). Selain itu yang menyebabkan mereka sangat berbahaya karena inisiatif berada ditangan mereka.

Penulis : Marsda Pur Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen www.ramalanintelijen.net

This entry was posted in Hankam. Bookmark the permalink.