Mengukur Ical, Bang Surya Dan Tommy
8 September 2009 | 4:24 pm | Dilihat : 314
Siapa yang tidak kenal nama Ical, itu adalah nama kecil dari Aburizal Bakri, yang masih menduduki jabatan Menko Kesra pada Kabinet Indonesia Bersatu. Siapa tak keal dengan Surya Paloh, tokoh keras dengan penampilan khusus, dan siapa yang tidak kenal Tommy (Hutomo Mandala Putra), putra mantan Presiden RI Soeharto (alm). Ketiga nama-nama tadi pada akhir-akhir ini banyak disebut sebagai jagoan yang akan maju dalam perebutan kursi Ketua Umum Golkar, yang akan diselenggarakan pada tanggal 4-7 Oktober di Riau.
Para tokoh dan yang menyandang nama besar di Golkar hingga kini yang banyak disebut-sebut akan maju adalah Aburizal Bakri, Surya Paloh, Yuddhy Chrisnandy, Tommy Soeharto dan Siti Herdianti Rukmana (Mbak Tutut). Dari kelima calon tersebut, yang namanya semakin berkibar adalah Ical dan Bang Surya. Sementara Tommy walau masih mengais dukungan, walau mulai dilirik oleh pengurus daerah. Sementara Yuddhy nampaknya mulai agak meredup, Mbak Tutut belum menunjukkan kepastian. Seperti biasa sebagai tokoh gaek, Ical dan Bang Surya mengaku telah mendapat dukungan baik dari DPD-I ataupun DPD-II.
Pada awalnya keluarga besar Golongan Karya sebagai jaringan konstituen terdiri dari jalur A untuk lingkungan militer, jalur B untuk lingkungan birokrasi dan jalur G untuk lingkungan sipil di luar birokrasi. Pemuka ketiga jalur tersebut melakukan fungsi pengendalian terhadap Golkar lewat Dewan Pembina yang mempunyai peran strategis. Kini, dalam perkembangannya, walaupun kondisi rentang kendali organisasi sudah berbeda dibandingkan saat jalur A dan B masih bergabung, setiap calon nampaknya masih harus memperhitungkan kedua jalur tersebut, tetapi dengan lebih disederhanakan.
Aburizal, sebagai elit senior sangat faham dengan kondisi dan kekuatan Golkar dimasa lalu tersebut. Nampaknya yang akan banyak berperan dalam pemilihan nanti adalah DPD II. Jumlah DPD I dan DPD II se Indonesia sebanyak 523. Sementara ini Ical mengklaim sudah mendapatkan dukungan 480 pengurus dewan pimpinan daerah (DPD-I) dan DPD-II se Indonesia. Agung Laksono mengatakan, lebih dari 70% DPD I dan DPD II Partai Golkar di Indonesia sudah menyatakan dukungannya kepada Aburizal Bakrie. Disisi lain, Surya Paloh saat mengadakan acara di Jawa Timur mengklaim acara tersebut dihadiri oleh 320 DPD 1 dan DPD II seluruh Indonesia.
Ical yang tergabung dalam triple A (Akbar Tandjung,Agung Laksono, dan Aburizal Bakrie), bila nanti terpilih menjadi Ketua DPP mengatakan , "Saya akan fokus untuk mengurusi partai demi kesuksesan Pemilu 2014. Kita akan membangun gedung Partai Golkar dari pusat hingga daerah, serta menyediakan dana abadi serta kegiatan lain demi Partai Golkar,” katanya. Sementara Surya Paloh jarang mengeluarkan pernyataannya.
Nah, bagaimana dengan Tommy? Dilain sisi, Tommy putra bungsu Soeharto mulai menyentil, mengatakan sedih karena rasa kebangsaan tidak lagi menjadi prioritas, sehingga masyarakat tidak punya rasa kebanggaan sebagai bangsa. Contohnya, saat Malaysia terus mengklaim budaya kita, tidak ada sikap politik yang tegas dari pemerintah da DPR. Menurutnya sekarang saatnya rakyat bangkit untuk menunjukkan kebesaran dan kejayaannya. "Dan Partai Golkar bisa berperan banyak untuk itu," katanya. Hal itu dikatakannya saat menerima pimpinan DPD Golkar Depok, Bondowoso dan jember di Granadi Kuningan Senin (7/9).
"Dalam krisis kebangsaan inilah saya mau terjun kembali ke politik dan akan mengambil bagian dalam bursa pemilihan Ketua Umum Golkar. Saya ingin menyumbangkan konsep dan pemikiran untuk mengubah situasi menjadi lebih baik. Saya siap, saya akan jelaskan secara terbuka Kamis lusa" tegas Tommy. Selain itu Tommy mengatakan bahwa kunci sukses Golkar kedepan adalah menjadikan partai sebagai kendaraan rakyat mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Bukan sekedar kendaraan segelintir elit yang mementingkan diri sendiri. Tommy juga menyindir kegagalan para pimpinan Golkar yang akhirnya ditinggalkan konstituennya. Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla yang kalah di Pilpres dan Wakil Ketua Umum Agung Laksono yang tidak terpilih sebagai anggota DPR. "Ini memalukan, karena JK dan Agung setiap hari berbicara di media cetak dan elektronik, kenapa rakyat meninggalkannya," tegas Tommy.
Dari perkembangan situasi internal Golkar, nampaknya Ical merupakan calon yang sangat gencar dan siap dalam menghadapi persaingan. Pada hari minggu (6/9) SOKSI menyatakan dukungan, kemudian pada Senin (7/9) giliran FKPPI menyatakan dukungan. Ketua FKPPI Ponco Sutowo yang didampingi Mantan Kasad, Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu menjanjikan akan berusaha memenangkan Ical. Sikap ini sejalan dengan tawaran Ical yang akan mengaktifkan kembali jalur ABG (ABRI, Birokrasi dan Golkar).
Bagaimana dengan peluang ketiganya? Nampaknya Ical hingga kini merupakan salah satu calon yang mempunyai peluang terkuat untuk merebut jabatan Ketua Umum Golkar. Peluang kedua diduduki oleh Surya Paloh yang juga rajin turun kedaerah. Peluang ketiga, baru diduduki oleh Tommy Soeharto. Ical sangat berminat menjadi Ketua Umum Golkar, karena faham bahwa siapa pemegang tampuk kepemimpinan Golkar, maka dia berpeluang untuk maju sebagai kandidat Capres pada 2014. Bang Surya nampaknya peluangnya masih dibawah Ical yang didukung dua tokoh sentral Akbar Tanjung dan Agung Laksono. Sementara Tommy Soeharto peluangnya hingga kini dirasa masih berat.
Walaupun demikian apabila Tommy mampu memanfaatkan momentum yang ada seperti konflik dengan Malaysia, kegagagalan tokoh gaek, kharisma serta garis keturunan dari Pak Harto serta mampu mengesankan pilpres 2014 adalah milik kaum muda, bukan tidak mungkin Tommy bisa menjadi kuda hitam. Yang mampu menyaingi Ical dalam soal pendanaan hanyalah Tommy. Kini Ical sudah siap dan berani habis-habisan menggelontorkan hartanya. Pertanyaannya, beranikah Tommy bertaruh seperti Ical? Kalau dia berani dan dia menang di Riau nanti, bukan tidak mungkin Capres Golkar pada 2014 adalah Tommy Soeharto. Inilah dunia politik, apapun bisa saja terjadi, uanglah kuncinya, pepatah jawa menyebutkan "jer basuki mawa beya"....tetapi kubu Ical mengatakan bahwa kemungkinan besar Ical akan terpilih secara aklamasi. Ah, tim suksesnya kan menggunakan teori "band wagon effect," kata salah seorang teman penulis dalam komunitas intelijen. Entahlah, tapi Ical memang boleh.
PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana
Sumber: http://politik.kompasiana.com/2009/09/08/mengukur-ical-bang-surya-dan-tommy/ (Dibaca: 1812 kali)