Sultan Menanggapi Megabuwono
21 December 2008 | 11:42 pm | Dilihat : 59
Berita tentang Mega-Buwono yang disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Tjahjo Kumolo mendapat tanggapan dari Sri Sultan HB-X. Hari Sabtu kemarin (20/12) Sri Sultan menegaskan deklarasinya pada 28 Oktober 2008 lalu adalah untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini, bukan hanya menjadi wakil presiden. Penegasan disampaikan Sultan dengan berkembangnya wacana bahwa dirinya akan disandingkan dengan capres PDIP Megawati.
Sultan menegaskan " Deklarasi saya pada 28 Oktober 2008 dulu untuk jadi calon presiden". Mengenai istilah "Mega-Buwono" Sultan enggan memberikan komentar, "Jangan tanya aku, Nanti saja" kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta itu. Juga saat ditanya sikapnya apabila Mega yang menjadi calon wakil presiden, "Ya, ora ngerti aku (tidak tahu saya). Jangan tanya sekarang. Itu hasil partai politik".
Menanggapi masalah tersebut, Ketua Gerakan Indonesia Bersatu, Suko Sudarso mengatakan bahwa Megawati diagendakan bertemu Sultan di Yogyakarta, namun waktunya belum dipastikan, jelasnya. Fungsionaris PDI Perjuangan yang juga putri Megawati, Puan Maharani pun membenarkan tentang rencana pertemuan antara Sultan dengan ibunya.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Pramono Anung mengakui opsi menduetkan Megawati dengan Sultan dalam pemilu 2009 belum merupakan keputusan final. Apalagi Sultan sudah menyatakan diri hendak maju sebagai calon RI-1. Selanjutnya dikatakan Pramono, bahwa antara Megawati dan Sultan sudah saling menjajaki. Oleh karena itu partainya akan terus berkomunikasi dengan Sultan dan Partai Golkar dimana Sultan masih tercatat kader.
Berkembangnya wacana duet antara Megawati-Sri Sultan ditanggapi dingin oleh Sekjen Partai Demokrat Marzuki Ali, yang mengatakan partainya belum menyiapkan skenario khusus menguatnya pasangan tersebut, karena wacana tersebut dinilainya hanya sebuah manuver politik saja.
Dengan demikian terlihat masih ada hambatan terwujudnya duet yang diistilahkan Tjahjo Kumolo sebagai "Megabuwono", karena Sultan masih mempertahankan posisinya sebagai calon presiden. Wajar memang apabila dipikirkan, karena selama ini seingat penulis belum ada satupun yang secara resmi mencalonkan dirinya sebagai calon wakil presiden. Semuanya mencalonkan sebagai calon presiden, kalau nanti gagal masih ada peluang ada yang melamar menjadi calon wakil presiden. Kalau seseorang mencalonkan sebagai cawapres dan gagal, maka habislah harapannya. Sedangkan para calon wakil presiden pilihan responden dalam beberapa hasil survei yang menguat namanya adalah Sri Sultan, Jusuf Kalla dan Hidayat Nur Wahid.
Nah, kini kita tunggu bagaimana perjalanan dari para capres dan cawapres yang mulai memantas-mantas dan memilih-milih pasangannya, mungkin ada satu yang dilupakan para elit dengan masih berkembangnya keinginan masyarakat yang menghendaki pasangan capres (militer)-wapres(sipil) atau Capres (sipil)-cawapres (militer). PDI Perjuangan sudah mempunyai dua calon mantan militer sebagai capres yang masuk dalam hitungannya, Jenderal (Pur) Wiranto atau Letjen (Pur) Prabowo Subijanto.
Kita tunggu dahulu perkembangan lamaran PDI Perjuangan kepada Sri Sultan, diterima ataukah ditolak, apabila ditolak, maka sudah menanti calon potensial sipil lainnya yaitu Hidayat Nur Wahid, dan berubahlah nama gabungan itu menjadi Mega-Nur Wahid, MNW atau Me-Nu-Wa, atau mengambil cawapres militer, hingga gabungan namanya menjadi Megawir atau Megabowo. Mari kita tunggu ramai-ramai.
PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana
Sumber : http://umum.kompasiana.com/2008/12/21/sultan-menanggapi-megabuwono/ (Dibaca: 2552 kali)