JOKOWI SANG MAESTRO DAN RIDHA ALLAH
25 October 2020 | 8:45 pm | Dilihat : 439
Presiden Jokowi menyalami Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (sumber : 6.com)
Usia kepemimpinan satu tahun jabatan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin pada periode kedua tepat tanggal 20 Oktober 2020, hanya berbeda satu hari dengan ultah ke-73 penulis (21/10). Cukup lama terbersit dalam abstrak ingin menulis tentang presiden kita ini dari persepsi intelijen, tetapi baru selesai karena kondisi tubuh yang menua dan harus dihemat. Terasa menulis semakin berat, berfikir membuat kurang tidur, bisa mengganggu kesehatan, imunitas dan mood.
Salah satu komponen intelijen strategis adalah biografi, disamping komponen Ipoleksosbudmil, demografi dan sejarah. Penulis tidak menulis detail karena juga tidak pernah mewawancarai beliau. Tapi dari data terbuka, yang tersurat serta beberapa info khusus, agak bisa terbaca yang tersirat dari pak Jokowi ini.
Kadang kita terpengaruh dengan tulisan orang luar atau penulis buku yang kini terkenal, jadi kalau ingin tahu tentang seorang tokoh di sini, sebaiknya tanya ke orang sini. Persoalan budaya, norma, etika, karakter, kepercayaan sering tidak difahami, jangankan orang asing, sesama bangsa tapi berbeda suku juga sering tidak saling memahami. Masing-masing memiliki kekhasan sendiri-sendiri, baik bahasa, norma, etika dan budaya serta kepercayaan.
Man of Contradiction (Jokowi)
Ben Bland analis dari Lowy Institute di Australia menulis data dan annalisis tentang pak Jokowi, Man of Contradiction, mengatakan mewawancarai pak Jokowi sejak jadi Walikota Solo hingga presiden. Bland menulis, Presiden Jokowi "tertarik untuk menarik investasi dari negara manapun yang memiliki uang tunai paling banyak demi mencapai tujuan ekonomi domestiknya”. Hingga kini China sedang mengerjakan beberapa proyek.
Tentang geopolitik dikatakannya, para pemimpin Barat, "sangat membutuhkan mitra baru di Asia untuk membantunya melawan China Xi Jinping. Namun, Presiden Jokowi tidak punya waktu untuk membangun sebuah kekuatan besar”. Kontradiksi pada buku Bland di satu sisi menyeimbangkan keberhasilan signifikan Jokowi dalam membangun infrastruktur jalan dan kereta api yang sangat dibutuhkan, tapi tertunda beberapa dekade (indonews).
Di lain sisi mengkritisi gaya kepemimpinan pemerintahannya yang terkadang kacau. Di samping mengkritik penanganan pandemi covid 19, menyebut pemerintah "menunjukkan banyak sifat terburuknya: mengabaikan nasihat para ahli, serta gagal mengembangkan strategi yang koheren. Itulah salah satu contoh analis asing menilai Jokowi sebagai tokoh.
Sosok Jokowi dari Persepsi Intelijen
Bila melihat sosok seseorang tokoh besar dari persepsi intelijen, pisau bedah yang digunakan adalah komponen intelijen strategis, yaitu ; Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Milhan, Biografi, Demografi, dan Sejarah. Dari sisi ini Jokowi berpegang pada Ideologi Pancasila, seorang Nasionalis, tokoh asli dari suku Jawa, Muslim dengan karakter kepemimpinan yang kental budaya Jawa. Memiliki pengetahuan sebagai pengusaha, serta sangat memercayai TNI dan Polri sebagai penjaga keamanan negara. Tidak mudah dipengaruhi oleh pembantunya.
Saat wawancara Eksklusif Merajut Kembali Persatuan Bangsa, Jokowi menyebut kepada Retno Pinasti yabg mewawancarai, tentang falsafah Jawa sebagai pegangan hidupnya, "Lamun Siro Sekti Ojo Mateni, Lamun Siro banter, Ojo Ndhisiki dan Lamun Siro Pinter, Ojo Minteri". Pemahaman falsafah serta kepercayaan Jawa lain seperti neptu jarang difahami penulis non Jawa, tetapi besar pengaruhnya dalam pengambilan keputusan pemimpin Jawa. Dari sisi psikologi politik, pada awalnya di level kepemimpinan Pemerintah Daerah, Jokowi menerapkan sense of politics ala wong cilik, bertahap dan terstruktur kegiatan turun kebawah, meninjau masyarakat hingga bersedia masuk ke got sangat besar nilainya bagi publik yang sebelumnya tersekat oleh birokrasi. Kesan ini melekat di publik menjadikannya bagian dari rakyat yang sedang berjuang untuk maju.
Jokowi sangat faham bahwa politik itu kotor, penuh intrik, pragmatis dan lebih memikirkan kelompoknya. Dalam periode lima tahun pertama, peran Wapres JK sangat besar sebagai sekondan untuk mengolah posisi dukungan di legislatif. JK sebagai problem solver dan fixer, sejak era SBY masalah Aceh dan Poso, oleh Jokowi diberi porsi politik lima tahun pendampingan.
Pada Pilpres 2019 yang bergemuruh melawan Prabowo tokoh militer pasukan khusus, strategi low profile Jokowi tetap memikat konstituen dan mampu menaklukan kegarangan taktik gebrak podium lawan politiknya itu. Jokowi kemudian menggandeng tokoh tak terbantahkan, dan mereka yang dia percayai sejak lama.
Dia meyakini Indonesia akan maju apabila sumber daya manusia ditingkatkan, dibangun infrastruktur, tol laut, dan penyederhanaan perijinan. Karena itu akan lebih mempercepat berkembangnya perekonomian daerah dan mengundang datangnya investor. Ada sesuatu yang ditunjukkan dan dibuktikannya, penulis menyertakan dokumentasi hasil pembangunan di pulau Jawa dan di daerah, terakhir Jokowi meresmikan jembatan di Kendari. Kita akan terkejut melihat jembatan hebat dan jalan tol di Papua, banyak yang heran, tetapi itu akan membuat Papua bangkit.
Hanya seorang visioner yang dapat membuat prediksi masa depan, walau kini dinilai orang kurang bermanfaat. Kini Jokowi berjuang dengan draft Omnibus Law, yang sudah disahkan DPR, dia merasakan betapa peliknya birokrasi di Indonesia, yang sulit membuat Indonesia maju. Jokowi berani menabrak potensi korupsi dalam hal perijinan. Dia jelas dimusuhi kakerlak yang selama ini menikmati posisi dan gurihnya jabatan basah, tapi dia berani.
Nah, kini pria sederhana itu ternyata mampu berselancar di buih ombak politik dalam dan luar negeri. Mereka yang jago-jago perang menjadi bagian dari strategi besarnya, lawan beratnya dinetralisir dengan kecerdasan, kecerdikan dan keputusan di luar dugaan. Perlahan tetapi pasti gejolak dalam negeri dapat diredamnya. Pesaingnya pada pilpres diberi tempat terhormat bersama membangun Indonesia. Jokowi mencoba menyatukan kekuatan di dalam negeri baik yang sejalan maupun yang berlawanan.
Dia mampu membuat dua negara AS dan RRT yang berseteru dan berebut porsi Indonesia, menjadi negara yang justru membutuhkan Indonesia. Saat negara lain belum berani penuh menentukan solusi mengatasi corona virus covid19, Jokowi berani mengambil keputusan soal vaksin. Menangani covid, saat negara lain yang berpenduduk diatas 200 juta porak poranda oleh virus, di sini walau terpapar dan ada korban jatuh, tetapi tidak porak poranda, masih teratasi dan terkendali.
Kesimpulan
Dari informasi dan analisis, itulah yang penulis lihat tentang sosok pria yang dalam penampilan, sikap dan bicaranya sederhana, tidak muluk-muluk, tetapi di balik itu semua, dia seorang visioner, politikus ulung, pemimpin yang mampu membagi tugas sesuai dengan kesimpulan dan keputusannya. Jokowi tokoh yang sulit dipengaruhi, keliru bila mengukurnya dari jalan pikiran para pembantunya, mestinya para pembantu yang menyesuaikan dan mengikuti cara berfikirnya. Ada orang-orang tertentu yang meng- "underestimate", jelas mereka keliru, karena Jokowi ini Maestro dan dilindungi konstitusi.
Penutup
Demikian analisis dari apa yang penulis lihat tentang Pak Jokowi dari beberapa sisi. Diakui banyak kekurangan, tidak lengkap, tetapi pada intinya ada yang perlu kita harus selalu ingat dan sadari, bahwa Pak Jokowi menjadi Presiden RI karena ridha Allah. Di dunia tidak ada sesuatu yang disebut kebetulah, karena itu sebenarnya hanyalah ridha Allah. Jokowi dan isteri adalah orang diluar Arab Saudi pertama yang diijinkan berjiarah dan berdoa di dalam makam Rasulullah, inipun hanya karena ridha Allah, dan doanya hanya "Selamatkan Indonesia, Ya Allah".
Oleh karena itu hingga berakhirnya masa jabatan pada Oktober 2024, mari kita jaga pemimpin kita ini. Menjaga Indonesia berarti menjaga kedaulatan negara, ideologi Pancasila, keamanan dan keselamatan bangsa, masyarakat, serta pemimpin-pemimpinnya. Semoga cita-cita luhur masyarakat adil makmur gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerta raharja tercapai. Aamiin.
Beberapa video dan foto terlampir adalah penulis dapat dari Uti, anggota WAG Malirja, yaitu isteri-isteri purn. TNI yang pernah tugas di Maluku dan Papua (Irian Jaya). Inilah sebagian hasil yang dicapai Sang Maestro, I'm proud of you Mr President, salam hormat, Pray Old Soldier.
Penulis : Marsda Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen, www.ramalanintelijen.net