TIDAK PERCAYA KPD PANGLIMA TNI DAN KAPOLRI ITU KELIRU
3 September 2019 | 8:51 am | Dilihat : 473
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahyanto (1986) dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (1987), foto : Sinar Harapan
(Artikel tayang di WhatsApp, Senin, 2 September 2019)
Kerusuhan yg terjadi di Papua dan Papua Barat sdh berlangsung beberapa waktu. Demo-demo anarkhis sebelumnya terjadi meluas di Manokwari, Sorong, Fakfak, Jayapura, Timika, Kabupaten Deiyai. Umumnya demo terjadi anti pemerintah, kemudian berkembang upaya pengibaran bendera Bintang Kejora, berbau isu referendum.
Dari sisi intelijen dgn analisa kasus, penyelesaian cepat hanya dgn dua jalan, yaitu diplomasi dan pertahanan keamanan. Pertama, minta principle menghentikan handler yg main di sana. Kl principle agent mengatakan stop, maka berhentilah pesta berbau impian itu, semua akan kembali ke posisi semula, berbebenah sarana yg dirusak.
Kalau beberapa negara Pasifik Selatan penganut Melanesian Brotherhood itu hanya ikutan memanfaatkan momentum, dipikir pesta dimulai. Juga Om Benny yg parkir ongkang2 di Eropa hanya menunggu dengan harap2 cemas keputusan principle. Yaitu siapa yg mampu memerintahkan pasukan PBB dan mengagendakan Sidang PBB. Kita semua faham, hanya AS.
Nah, kondisi yg berlaku, Pak Moeldoko (KSP) usai menerima Asisten Menlu AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik David R. Stilwell, di Kantor KSP, "Minta suport (dukungan) Amerika atas kondisi yang terjadi di Papua. Dan beliau (David R. Stilwell) sangat suport tentang kedaulatan," kata Moeldoko. Jelas itu sudah ada pembicaraan kepentingan masing2 fihak. Berarti istana sdh faham signal proxy yg Pray maksud. Kemelut diprediksi akan mereda, kita akan lihat perkembangannya.
Kedua, kunci keamanan Papua terletak pada pundak Panglima TNI dan Kapolri. Penulis heran kl ada yg mengeritik kedua pjbt ini, bahkan ada yv nyarankam diganti . Kl penanganan Papua salah langkah, ada seorang anggota polisi atau TNI main berondong pendemo, tdk akan ada yg bisa menahan kedatangan pasukan PBB ke Papua. Negara AS saja ngeti2 segan dg mslh HAM. Lantas kita? Ada yg mau jadi jagoan meminta dipersenjatai,siap perang dgn demonstran, sebenarnya banyak yg kurang faham.
Nah, Pray melihat Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahtanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, keduanya mampu menahan diri agar anak buah tdk melanggar HAM, shg Papua tdk ada alasan mau merdeka,pintunya hanya itu. Atau paling tidak kl pendemo ditembak, kondisi akan semakin rusuh. Ingat, awal kehancuran Suriah hanya karena persoalan demo yg ditembak tentara dan jatuh 13 korban. Kita jangan gagal faham mslh ini.
Papua dan Papua Barat ini menurut istilah militer hanya medan tempur. Nah, TNI dan Polri itu baru saja selesai dgn sukses memenangkan perang, yaitu mengamankan seluruh provinsi Indonesia saat pemilu dan pilpres 2019. Apabila tdk mampu, tdk cerdas dan tdk cerdik serta keliru penerapan strategi pengamanan, negara ini sudah tercerai berai dgn hoax, ujaran kebencian penghancuran karakter, semua diacak-acak. Tapi kita akhirnya aman, selesai, apakah kurang kepercayaan kita? Apakah kedua pejabat itu tdk hebat?
Seorang pemimpin itu yg diperlukan karakternya harus kuat, bisa membaca situasi dan kondisi. Memang para senior sebelumnya terlibat operasi2 tempur, tanda jasa penuh. Saat ini jangan menilai kl tdk terlibat di dlmnya, lebih2 hanya baca dan lihat foto2 dan viseo di medsos. Sukses sbg pemimpin dlm menjaga Indonesia tidak pecah, tidak bunuh2an saja, itu prestasi besaaar.
Nah, mari kita percayai di propinsi paling Timur ini kedua pejabat itu beserta jajarannya bisa menyelesaikan tugasnya dengan bijak dan sukses. Dlm waktu singkat sdh 6.000 pasukan yg dikirim. Tidak perlu kita takut mati demi bangsa dan negara, jd tentara adalah pilihan dan siap mental bertempur setiap saat. Pray 2,5 tahun pernah tugas di sana, setiap saat dpt penugasan operasi.
Kesimpulannya, alur Diplomasi dan Hankam sudah jalan paralel. Selamat dan salam sukses kepada Marsekal Hadi dan Jenderal Tito. Pray mengenal baik keduanya dan ikut bangga serta mendoakan semoga anda berdua beserta jajarannya sukses menjaga amanah dengan barokahNya. Salam hormat,Pray Old Soldier.
Penulis : Marsda Pur Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen, www.ramalanintelijen.net.