Waspada, ISIS Mulai Menggeser Target Dari Gereja ke Masjid Sufi
29 November 2017 | 7:25 am | Dilihat : 939
Suasana di dalam Masjid Al-Rawdah setelah serangan, mengerikan dan mengenaskan (Foto : Tempo)
Serangan teror barbar yang mematikan di Masjid Al-Rawdah Sufi, Kota El-Arish, Sinai Utara, Mesir sangat mengejutkan umat Muslim se dunia, Serangan dengan bom serta tembakan senapan serbu otomatis terjadi pada hari Jumat (24/11/2017), setelah kaum Muslim selesai melaksanakan sholat Jumat. Menurut Jaksa penuntut umum Mesir pada hari Sabtu (25/11/2017), yang membacakan di saluran berita resmi negara Mesir Nil TV, korban meninggal menjadi 305, diantaranya 27 anak-anak dan sebanyak 128 orang lainnya mengalami cedera.
Jumlah penyerang diperkirakan antara 25-30 orang terlihat memelihara janggut dan rambut panjang, mengenakan seragam militer, mengendarai mobil sejenis SUV, berhenti di muka Masjid dan kemudian mengambil posisi serangan di pintu keluar. Setelah melemparkan bom rakitan ke dalam Masjid, mereka mulai membuka tembakan dan menembaki jamaah baik di dalam maupun yang mencoba melarikan diri keluar masjid. Kelompok tersebut kemudian melarikan diri setelah aparat keamanan tiba, dan sebelumnya menembaki beberapa ambulance yang datang.
Masjid Al Rawdah ersebut dikenal sebagai tempat kelahiran seorang ulama sufi yang penting di Sinai, dimana ilmu Tasawuf bagi kaum Sufi merupakan ilmu penghayatan Islam tertinggi, tetapi yang oleh beberapa kelompok jihad dianggap sebagai aliran sesat.
Siapa Teroris Penyerang?
Belum ada klaim tanggung jawab dari ISIS atau afiliasinya di Mesir. Namun, indikasi dan fakta menunjukkan bahwa serangan tersebut telah dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi ke ISIS. Kantor Jaksa penuntut Umum Mesir mengatakan bahwa salah seorang militan bersenjata tersebut diketahui sempat terlihat membawa sebuah bendera hitam berlambang ISIS.
Sebelumnya, Presiden Abdel Fattah el-Sisi mengungkapkan kekhawatirannya baru-baru ini bahwa militan ISIS yang melarikan diri dari Irak dan Suriah diperkirakan akan datang ke Mesir. Selama ini , pasukan keamanan Mesir hampir setiap hari terus menghadapi serangan dari militan dengan kelompok yang berafiliasi ke ISIS di Sinai utara.
'Wilayat Sinai' adalah kelompok teroris yang berafiliasi dengan ISIS yang dulunya bernama "Ansar Bayt Al-Maqdis", kemudian mengganti nama setelah barbai'at ke ISIS.
Kelompok Wilayat Sinai, yang telah berbai’at kepada ISIS pada tahun 2014, dan secara resmi mengubah namanya menjadi Negara Islam - Provinsi Sinai. Mereka berada di balik demikian banyak serangan dan mengakibatkan ratusan kematian di wilayah gurun pasir Sinai. mempertahankan pijakan di utara Semenanjung Sinai dan mengilhami kelompok ekstrimis Islam setempat. Pada tahun 2015 mereka melakukan serangan bom terhadap pesawat komersial Rusia yang terbang dari Mesir ke Saint Petersburg, yang meledak di atas Semenanjung Sinai menewaskan 224 orang.
Mereka terus mempertahankan pijakanya di wilayah Utara Semenanjung Sinai dan aksinya mengilhami kelompok ekstrimis Islam setempat lainnya. Kelompok ini pertama kali disebut Ansar Bayt al-Maqdis dengan beberapa serangan profil tinggi. Mereka mengklaim telah bertanggung jawab atas pengeboman sebuah jet penumpang Rusia yang jatuh pada bulan Oktober 2015 di Semenanjung Sinai, menewaskan 224 orang.
Para korban yang selamat dari serangan tersebut, sebagian besar adalah suku Badui Sawarka, sebuah kelompok yang secara spiritual mengidentifikasikan kepercayaan sebagai Muslim Sufi. Timothy Kaldas, seorang anggota non-residen di Institut Tahrir untuk Kebijakan Timur Tengah, menyatakan kepada CNN bahwa ada dua motif yang masuk akal terlibatnya ISIS pada serangan tersebut. Pertama, ISIS menganggap Sufi sebagai bidah, ini menjadikan masjid kaum sufi sebagai sasaran sah di mata ISIS, meski semua jamaah yang ada mungkin bukan semuanya Sufi.
Kedua, menurut Kaldas ISIS mungkin melakukan balas dendam terhadap anggota suku Sawarkah, yang sebagian besar warga di daerah itu, karena mereka dituduh telah bekerja sama dengan pemerintah Mesir dalam kampanyenya melawan kelompok Wilayat Sinai.
Sebuah posting propaganda ISIS di website mereka sebelumnya telah menerbitkan sebuah wawancara dengan pimpinan "polisi moralitas" di Sinai yang mengatakan "prioritas pertama mereka adalah memerangi manifestasi politeisme termasuk tasawuf".
Presiden Abdel Fattah el-Sisi memerintahkan jet tempur Mesir malekukan serangan ke sarang teroris di Sinai Utara (Foto : Tempo.co)
Beberapa pengamat intelijen mengatakan bahwa sejak Presiden Mohammed Morsi digulingkan oleh kudeta militer pada tahun 2013, para teroris di Mesir banyak menargetkan pasukan keamanan dan penganut Kristen Koptik dengan membom gereja Koptik. Serangan masjid Jumat memberi isyarat bahwa kelompok bersenjata yang berafiliasi ke ISIS di negara tersebut sedang mengubah taktik dan memilih umat Islam dengan keyakinan dan ritual yang berbeda sebagai target baru mereka.
Pada tahun 2014, Departemen Luar Negeri AS menunjuk kelompok tersebut sebagai Organisasi Teroris Asing dalam upaya untuk membatasi pendanaan dan kemampuan anggotanya untuk bepergian. Analisis ini cukup valid dan menjadi informasi intelijen yang perlu dicermati oleh Negara-nega di seluruh dunia.
Kesimpulan dan Saran
Serangan terhadap masjid di Masjid Al-Rawdah Sufi, di Sinai, Mesir merupakan fakta bahwa ada pemahaman dari beberapa kelompok jihaddis yang berbai’at ke ISIS, bahwa tasawuf adalah bidah yang harus di serang. Indonesia sebagai Negara dengan mayoritas warganya Muslim, jelas terdapat kaum Sufi yang bukan tidak mungkin bisa dijadikan target oleh ISIS, khususnya kelompok teror yang terkontaminasi dengan pemahaman tersebut. Memang serangan ke Masjid pernah terjadi di Indonesia, tetapi target lebih terkait dengan Polri sebagai musuh utama mereka.
Badan Intelijen Indonesia serta Densus -88 disarankan mulai lebih mencermati pergeseran target. Yang paling berbahaya, pola serangan teror kini populer menggunakan bom dan senapan serbu, ini bisa menginspirasi sel teroris dimanapun. PRAY.
Penulis : Marsda Pur Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen, www.ramalanintelijen.net