China Menerapkan Zona Pertahanan Baru di Laut China Timur
25 November 2013 | 11:10 pm | Dilihat : 826
Ilustrasi Foto : Kapal Induk Pertama China (defenceiq.com)
Jakarta, 25 November 2013. Secara mendadak, Sabtu lalu China mengeluarkan pernyataan penerapan Zona Pertahanan Baru di kawasan Laut China Timur, ditengah persengketaan kepemilikan beberapa pulau dengan Jepang. Pulau-pulau yang disengketakan dikenal sebagai pulau Senkaku oleh Jepang dan pulau-pulau Diaoyu oleh China menjadi sengketa serius diantara kedua negara.
China menyatakan wilayah luas dikawasan Laut China Timur sebagai Air Defence Identification Zone, dimana setiap pesawat non komersial yang memasuki zona tersebut diwajibkan melaporkan identifikasi dirinya ke Beijing, dengan resiko akan menghadapi tindakan darurat bersifat defensif apabila melanggar. Pengumuman resmi China disampaikan oleh Departemen Pertahanan Nasional China, yang oleh para pengamat militer dikatakan merupakan sebuah dimensi baru dalam sengketa wilayah dengan Jepang. Para ahli strategi militer memperkirakan akan memungkinkan terjadinya sebuah konflik bersenjata antara dua negara dan lebih.
Kementerian Pertahanan China dalam pengumumannya Sabtu, menyatakan setiap pesawat Jepang yang melakukan penerbangan di sekitar pulau-pulau tersebut juga harus mengirimkan rencana penerbangan mereka ke Kementerian Luar Negeri China atau administratur penerbangan sipil . Mereka juga perlu untuk melakukan komunikasi radio dengan pihak berwenang China. Memang tidak disebutkan secara rinci apabila terjadi pelanggaran tersebut, hanya pihak militer China menyatakan bahwa kegiatan tanpa ijin di kawasan zona tersebut akan dianggap sebagai ancaman dan langsung akan diserang.
Pada hari Sabtu itu juga Angkatan Udara China melakukan patroli udara di zona indentifikasi dengan mengirimkan dua pesawat pengintai. Shen Jinke , juru bicara dari Angkatan Udara China mengatakan, "Patroli ini sejalan dengan praktek umum internasional , dan penerbangan internasional yang normal tidak akan terpengaruh" katanya. Dia menegaskan bahwa Angkatan Bersenjata China akan mengambil langkah-langkah untuk menangani setiap ancaman udara untuk melindungi keamanan wilayah udara negara itu.
Menanggapi pernyataan China, Kementerian Luar Negeri Jepang menanggapi, "Wilayah udara pihak China yang dinyatakan hari ini benar-benar tidak dapat diterima dan sangat disesalkan karena mencakup wilayah udara teritorial Jepang atas Kepulauan Senkaku, wilayah yang melekat dari Jepang. Selanjutnya disebutkan, "Penetapkan wilayah udara secara sepihak tersebut daan membatasi penerbangan di wilayah ini sangatlah berbahaya, karena dapat menyebabkan kesalahan hitung di daerah tersebut," kata pernyataan itu. Diketahui bahwa zona identifikasi udara China dan Jepang di wilayah tersebut tumpang tindih.
Menanggapi pernyataan China, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel menyampaikan keprihatinannya yang mendalam. " Kami melihat perkembangan ini sebagai upaya destabilisasi untuk mengubah status quo di wilayah tersebut . Tindakan sepihak ini meningkatkan risiko kesalahpahaman dan salah perhitungan,' kata Hagel dalam sebuah pernyataan hari Sabtu. Ditegaskan oleh Menhan AS tersebut dengan serius, “This announcment by the People’s Republic of China will not in any way change how the United States conducts military operations in the region.” Kami siap membantu dan membela sekutu kami kata Hagel. Disebutkannya juga bahwa AS telah menyiagakan 70.000 pasukannya yang dislokasinya berada di Jepang dan Korea Selatan.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan China, Yang Yujun , mengatakan, China telah menciptakan zona Pertahanan Baru tersebut, "Dengan tujuan menjaga kedaulatan negara , tanah teritorial dan keamanan udara." Sementara ini zona pertahanan udara tidak mencakup kawasan Laut China Selatan. Tapi Yang Yujun mengatakan China akan mendirikan zona tambahan, "Pada saat yang tepat setelah persiapan yang diperlukan selesai ." Di kawasan Laut China Selatan, China bersitegang dengan beberapa negara tentang batas negara, terutama dengan Vietnam serta Filipina.
Analisis
Nampaknya langkah China tersebut telah terbaca oleh pemerintahan dibawah Presiden Barack Obama, yang pada bulan Juni 2011 menyatakan akan menarik pasukannya dari Irak, Afghanistan dan Eropa. Obama mendasarkan bahwa ancaman utama terhadap keamanan dalam negeri yang berasal dari kelompok teror telah dapat dilumpuhkan, sehingga bukan merupakan bahaya lagi. Kemudian AS mulai lebih memfokuskan perhatiannya ke kawasan Asia Pasifik, khususnya Laut China Selatan. Yang menjadi fokusnya adalah ulah Korea Utara serta ulah China yang mulai menunjukkan upaya dominasinya di kawasan tersebut.
Keputusan Presiden Obama nampaknya mendapat fooding tepat dari badan intelijennya. Konflik akan terjadi di kawasan Laut China Timur dan Selatan. AS kemudian mempersiapkan Jepang dengan memberi pesawat tempur F-35 dengan kemampuan stealth (anti radar). AS juga mengijinkan pemerintahan Jepang dibawah Shinzo Abe untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan Angkatan Bela dirinya. Selain itu AS juga meningkatkan kerjasama pertahanan dengan Australia. Amerika sadar bahwa setiap terjadi konflik di kawasan ini akan menarik peran pelibatan kekuatan militer.
Terkait dengan terjadinya kebocoran langkah spionase AS dan Australia di kawasan Asia Pasifik (dari dokumen Snowden), nampaknya keputusan China akhir-akhir ini telah dibaca oleh AS jauh sebelum pengumuman China tersebut. Paling tidak AS telah lebih prepare dalam menyikapi perkembangan situasi dan kondisi kawasan. Itulah kelebihan dari kepemilikan informasi intelijen lengkap. Amerika berhasil mengejar penyelesaian kemungkinan ancaman nuklir Iran dengan tercapainya kesepakatan antara AS dengan Iran. Presiden Barack Obama mengatakan kesepakatan nuklir dengan Iran merupakan langkah penting pertama menuju penanganan masalah dunia.
Dengan demikian maka AS akan dapat memfokuskan diri dengan potensi konflik dengan ulah China. Strategi menyelesaikan kemelut nuklir Iran, penyelesaian penggelaran kekuatan di Irak dan Afghanistan, penggelaran kekuatan di Laut China serta terhindarinya pelibatan konflik Suriah adalah sebuah konsep matang Presiden beserta ahli strateginya yang jelas dibelakangnya dipastikan didukung dengan akurasi informasi intelijen. Oleh karena itu kita akan terheran-heran apabila masih ada yang mengatakan disini, apa bahayanya penyadapan?
Konsep penangkalan ancaman AS sangat jelas terbaca karena kemampuannya membaca rencana keputusan China beberapa langkah kedepan. Disinilah AS unggul, dia kini justru berada dua langkah didepan China. Bagaimana kaitan artikel dengan Indonesia? Ini sebuah pelajaran bahwa dengan bocornya apa yang ada di benak pimpinan nasional dan pejabat teras kita, Australia telah berada beberapa langkah di depan kita. Mereka penulis perkirakan sudah tahu apa keputusan Indonesia apabila pada saatnya terjadi konflik AS beserta sekutunya melawan China.
Oleh karena itu, terkait dengan perkembangan sikon kawasan, pejabat Indonesia sebaiknya merancang sebuah keputusan strategis, kemungkinan apabila terjadinya konflik meluas di kawasan Laut China Timur dan juga di Laut China Selatan. Amerika Serikat jelas tidak akan mau membiarkan kawasan vital tersebut sampai jatuh ketangan China. Tetapi dapat diperkirakan China dengan keyakinan kekuatan militernya masa kini akan nekat dan berani menerapkan zona identifikasi Laut China Selatan. Kita tunggu saja saat menegangkan itu, karena China sebagai calon lawan AS jelas berbeda dengan Irak ataupun pemerintahan Taliban di Afghanistan dimasa lalu. Kira-kira demikian forcast old soldier.
Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net
Artikel terkait :
-UAV Akan Jadi Andalan Militer China, AS dan Jepang di Kawasan Asia, http://ramalanintelijen.net/?p=7623
-Kedubes AS Jakarta, Salah Satu Stasiun Penyadap NSA, http://ramalanintelijen.net/?p=7630
-Potensi Konflik Militer di Laut China Selatan dan Semenanjung Korea, http://ramalanintelijen.net/?p=7564
-Kemampuan Militer Jepang Akan Ditingkatkan, http://ramalanintelijen.net/?p=7143
-Korea Utara sukses bergabung di ICBM Club, http://ramalanintelijen.net/?p=6105
-Fokus Gelar Tempur Pasukan AS akan ke Asia, http://ramalanintelijen.net/?p=4819