Anggota Militer AS Merencanakan Membunuh Presiden Obama

31 August 2012 | 5:08 am | Dilihat : 527

Publik Amerika Serikat dikejutkan dengan terbongkarnya sebuah rencana jahat dari beberapa anggota militernya yang diketahui bersekongkol membentuk milisi anarkis dengan tujuan menggulingkan pemerintah dan merencanakan membunuh Presiden Barack Obama. Gerakan beberapa anggota militer tersebut terbongkar dalam proses pengadilan sipil di Georgia di mana tiga tentara  dituduh telah  melakukan pembunuhan terhadap anggota militer dan seorang warga sipil.

Beberapa militer muda yang tergabung dalam kelompok FEAR (Forever Enduring Always Ready) telah membeli perlengkapan tempur seharga USD 87.000 berupa senapan serbu semi otomatis, senapan jenis lainnya serta bahan untuk membuat bom. FEAR didirikan oleh Prajurit Isaac Aguigui yang bertugas di Divisi Infanteri ke-3 US Army di Fort Stewart sejak bulan November 2010.

Aguigui bersama  rekannya, Sersan Anthony Peden, dan Prajurit Christopher Salmon, didakwa atas kematian seorang mantan tentara, Michael Roark (19 tahun), dan pacarnya Tiffany York (17 tahun). Kedua korban diduga dibunuh di hutan di Georgia pada tanggal 4 Desember 2011. Dalam sidang pengadilan itu, terdakwa lainnya Prajurit Michael Burnett sebagai saksi mengatakan bahwa Sersan Anthony Peden (26) yang pernah dua kali bertugas di Afghanistan dan mengantongi 16 medali telah menembak Tiffany York sebanyak dua kali atas perintah Aguigui. Selain itu dikatakannya bahwa Prajurit Christofer Salmon (26) yang juga pernah bertugas sekali ke Afghanistan menembak mati Roark di kepalanya dalam keadaan berlutut.

Jaksa penuntut Georgia menyatakan bahwa Aguigui akan memberikan uang kepada Roark untuk membeli senjata bagi kepentingan kelompoknya, dan perintah motif pembunuhan adalah untuk melindungi kerahasiaan kelompok milisi anarkis itu. Selain tuduhan pembunuhan, jaksa  mengatakan bahwa Aguigui (21) yang berasal dari Cashmere, Washington itu mempunyai otoritas yang cukup dalam membentuk milisi anti pemerintah dalam militer AS, dikalangan militer yang berpangkat lebih tinggi, serta mampu memerintahkan pembunuhan.

Jaksa menyatakan mereka  sudah berencana untuk meledakkan sebuah bendungan dan meracuni ladang apel di Negara Bagian Washington, mengebom taman di Savannah, Georgia, menyerang kendaraan-kendaraan milik para karyawan Departemen Keamanan Dalam Negeri, dan mengambil alih pos Angkatan Darat di Fort Stewart, Georgia. Juga dikatakan, bahwa tujuan jangka panjang mereka adalah melakukan revolusi, meggulingkan  pemerintah AS dan membunuh Presiden Barack Obama. Namun tidak diketahui secara pasti kapan dugaan persekongkolan itu akan terjadi. Pemerintah federal belum menyatakan secara terbuka apakah  Aguigui dan rekan-rekannya dianggap sebagai sebuah ancaman serius terhadap negara.

Prajurit Aguigui terbukti mendanai kelompoknya dari sebagian uangnya sebanyak USD 500.000 yang diperolehnya dari pembayaran asuransi kematian mencurigakan istrinya Sersan  Angkatan Darat, Deidre Aguigui yang diketemukan meninggal pada 17 Juli 2011 dalam keadaan hamil sekembalinya dari bertugas di Afghanistan.

Kasus Aguigui menarik perhatian, terutama dengan uangnya dia kemudian melakukan upaya ke arah kriminal dan bahkan bercita-cita melakukan insurgensi. Keberhasilannya dalam merekrut beberapa militer yang pangkatnya lebih tinggi dinilai sangat membahayakan keamanan negara. Aguigui adalah anggota militer muda, baru berumur 21 tahun, baru dua tahun bertugas di Angkatan Darat AS sebagai seorang analis intelijen. Dia bergabung di sekolah persiapan Akademi Militer yang mempersiapkan seseorang untuk masuk Akademi Militer di West Point, tetapi Aguigui tidak pernah berhasil menjadi perwira. Aguigui dibesarkan dalam keluarga militer, dimana ayahnya Eduard Aguigui adalah seorang militer aktif dan sudah bertugas selama 20 tahun di Angkatan Darat AS.

Nah, apa yang dapat kita petik dari kasus Aguigui? Dalam dinas militer, seorang anggota militer terikat dengan peraturan disiplin, hukum militer dan kesetiaan terhadap bangsa dan tentara. Selama penulis bertugas, dalam catatan, terdapat beberapa kasus kriminal yang ditindak dengan keras tanpa pandang bulu. Tetapi bila kita buka kembali sejarah bangsa ini, ada saja orang yang kadang mempunyai pikiran menyimpang seperti Aguigui itu. Ada militer yang mau melakukan tindakan hingga pembunuhan karena imbalan materi, melakukan kejahatan karena ingin kaya dengan jalan pintas. Dan yang paling berbahaya apabila seorang militer dengan keahliannya, berfikir dia akan menjatuhkan pemerintah yang syah dan akan membunuh pimpinan nasionalnya.

Dari kasus Aguigui yang awalnya diadili karena terlibat pembunuhan, ternyata dibelakangnya terdapat rencana makar, dan menurut penulis, ini kasus yang cukup serius di AS. Di Indonesia terdapat beberapa kelompok teroris yang sasaran akhirnya juga merubah negara sesuai dengan keinginan mereka, dan diketahui dari beberapa dokumen adanya upaya untuk membunuh presiden. Embrio jahat seperti ini harus terus diwaspadai dan jangan sampai lengah. Aparat keamanan dan badan intelijen memang harus terus memonitor dalam 24 jam setiap kasus sekecil apapun. Dalam bulan Agustus terjadi penembakan anggota polisi dan pelemparan bom di pos polisi di Solo, dan yang terakhir kemarin malam terjadi lagi penembakan hingga menewaskan anggota polisi. Penembakan kali ini terjadi di Pos Polisi Singosaren Solo Jawa Tengah sekitar pukul 21.15 Wib, itulah kasus teror serius yang kini terjadi.

Amerika pernah merasakan pil pahit, dimana kasus terbunuhnya Presiden JF Kennedy adalah sebuah cacat intelijen, disebut kecolongan. Sulit dan tidak bisa dibongkar hingga kini. Memang berat mengatasi sebuah upaya konspirasi disebuah negara, termasuk negara adi kuasa yang demikian hebat badan intelijennya. Sementara Indonesia, kinerja intelijen daerahnya saja dikritik oleh presidennya. Memang masih banyak yang harus dibenahi pada bangsa ini. Intelijen sebagai badan early warning tidak bisa santai dan bahkan ketiduran, masih ada saja orang yang berniat jahat terhadap persatuan dan kesatuan kita. Mau dan bersediakah kita introspeksi serta melakukan pemeriksaan security? Semoga.

Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Ilustrasi Gambar : Reuters

 

This entry was posted in Hankam. Bookmark the permalink.