Golkar Bangkit Dan Ical Bersiap Untuk 2014

9 October 2009 | 12:36 am | Dilihat : 96

Partai Golkar baru saja menyelesaikan Musyawarah Nasional-VIII di Pekanbaru Riau, dan  telah berhasil memilih Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum yang baru menggantikan ketua lama, Jusuf Kalla. Pada saat pemilihan di Hotel Labersa, Pekanbaru, Riau, Kamis (8/10/2009) dinihari, Ical berhasil mendulang 296 suara. Dia mengalahkan pesaing utamanya, Surya Paloh, yang meraup 240 suara, sementara tokoh muda Golkar Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) dan Yuddy Chrisnandi tidak mendapatkan suara satupun. Pemilihan Ketua Umum DPP Partai Golkar berlangsung secara demokratis dan terbuka, dipimpin Ketua Pimpinan Munas VIII  Fadel Muhammad. Peserta pemilihan diumumkan sebanyak 538 suara yang terdiri atas unsur DPD I dan II Partai Golkar, DPP Partai Golkar, dan ormas yang didirikan dan mendirikan Partai Golkar. Kemenangan Ical, begitu dia biasa disapa, memang sudah seperti yang diramalkan banyak pihak.

Politisi senior ini kini masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Kabinet Indonesia Bersatu, dimana sebelumnya dia  sempat juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian. Mantan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (1999-2004) ini memang telah lama dikenal sebagai pengusaha yang cukup sukses, mewarisi kekayaan ayahnya. Tak heran, bila kini, Ical demikian ia biasa disapa disebut-sebut sebagai orang terkaya di Indonesia. Bahkan, Globe Asia, majalah ekonomi lokal berbahasa Inggris, menobatkan lelaki kelahiran Jakarta, 15 November 1946 itu sebagai orang terkaya se-Asia Tenggara. Kabarnya, kekayaan Ical mencapai 9,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 84,6 triliun (biografi tokoh Indonesia).

Apakah memang Ketua Umum Partai harus kaya? Mungkin jawabannya, sebaiknya iya. Bagaimana sebuah parpol sebesar Golkar kalau dipimpin oleh tokoh yang kantongnya "cekak," maksudnya pas-pasan. Ini kan medan politik bung, kata beberapa orang politik itu. Bagaimana mau berkiprah di politik kalau yang dipakai uang dapur? Artinya ya main politik, pakai duit politik. Nah dengan kekayaannya itu, disamping efektifnya mesin tim suksesnya, Ical akhirnya mampu mengalahkan Surya Paloh yang terkenal sebagai tokoh politik keras dan fanatis. Rupanya para elit  Golkar lebih banyak yang merasa lebih nyaman dengan Aburizal.

Pada malam ini, sebelum Munas ditutup, Aburizal telah mengumumkan  susunan pengurus Golkar yang terdiri dari 55 orang.  Diantaranya, Akbar Tanjung diangkat sebagai Ketua Dewan Pembina, mengantikan Surya Paloh,  tokoh senior Agung Laksono dan Theo L. Sambuaga ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum. Sebagai Sekjen diangkat Idrus Marham yang menggantikan Letjen TNI (Purn)Sumarsono, bendahara Setya Novanto. Komposisi wakil ketua umum yang  dua orang, nampaknya untuk mengantisipasi kemungkinan Agung Laksono yang akan diplot masuk menjadi anggota Kabinet.

Dengan telah diumumkannya pengurus, maka secara otomatis kedudukan Aburizal Bakrie menjadi jauh lebih kuat. Ical yang menjadi anggota Golkar sejak tahun 1984, merupakan sosok yang senang berorganisasi, disamping kesibukannya sebagai chairman Kelompok Usaha Bakrie. Pernah menjadi anggota MPR dalam dua periode (1988-1993 serta 1993-1998). Dan posisinya sebelum menjadi Ketua Umum adalah anggota Dewan Penasehat Partai Golkar.

Bagaimana Golkar kedepan? Pada umumnya para elit Golkar sangat prihatin dengan merosotnya perolehan suara baik pada pemilu legislatif maupun pilpres 2009. Mereka mencanangkan apa yang disebut "Golkar Bangkit." Dari dua kubu yang bersaing, baik kubu Aburizal maupun Surya Paloh,  Surya Paloh dengan tegas menyatakan bahwa Golkar harus berada diluar pemerintahan, jangan berada dibawah kontrol pemerintahan, inilah syarat agar dapat bangkit kembali. Sementara Aburizal Bakrie berpendapat bahwa kebangkitan Golkar  tergantung pada proses internal yang terjadi di dalam Golkar di mana proses internal itu harus berlangsung dengan baik.

Prof Ginanjar Kartasasmita, politikus senior Partai Golkar berpendapat bahwa Pimpinan Golkar seharusnya mempunyai kemampuan mendukung partai dengan cara-cara yang baik (semisal dana abadi), sehingga anggotanya bisa mandiri. Dalam menilai pemikiran kedua calon utama tadi, pendekatan Aburizal dinilainya yang lebih tepat. "Apa yang ditawarkan Aburizal Bakrie merupakan aspirasi sebagian besar kader Golkar. Ini bukan soal Golkar biasa atau tidak biasa di pemerintahan. Golkar sejak lahir ditakdirkan untuk berkarya, bukan beroposisi. Maka, saya menilai, yang paling benar adalah pendekatan Aburizal Bakrie," demikian menurut Ginanjar. Dikatakannya juga bahwa  Golkar bisa belajar dari kasus PDIP, dimana PDIP sebagai partai oposisi dalam lima tahun, kinipun menerima tawaran presiden terpilih, karena merekapun sudah lelah berada diluar menjadi oposisi.

Dengan demikian, maka kini semakin jelas gambaran bahwa Golkarpun dengan kepemimpinan yang baru, akan merapat kekubu Pak SBY, menerima tawaran kadernya untuk menjadi anggota kabinet. Aburizal sebagai pebisnis tulen mampu melihat peluang dan kesempatan ini. Pendekatan Golkar bukan hanya bertepuk sebelah tangan, karena Presiden SBY juga menaruh perhatian besar terhadap Munas Golkar, sempat mengeritik ucapan JK yang mengatakan agar Golkar jangan mengemis jabatan. Nampaknya Pemerintahan yang akan dibentuk adalah pemerintahan yang akan mengutamakan bersatunya seluruh kekuatan di negeri ini dalam membangun negara.

Ketua Umum Golkar yang baru  sasaran jangka pendeknya adalah memperbaiki kinerja parpol, melakukan pembaharuan internal dan meningkatkan semangat kader. Jangka menengahnya adalah mempersiapkan Partai Golkar dalam menghadapi pemilu 2014. Bukan tidak mungkin, kini Aburizal akan mulai membuat pancangan kaki, mempersiapkan partai dan dirinya  dalam pemilu 2014.

Dengan kekuatan uangnya, dukungan dua tokoh utamanya Akbar dan Agung, serta kemampuan perhitungannya sebagai pebisnis yang sukses, maka kesempatannya untuk maju pada 2014 semakin terbuka lebar. Aburizal kini tidak perlu lagi menjadi anggota kabinet. Yang terpenting adalah mengembalikan kejayaan Golkar, membangun kantor DPP sesuai janjinya, memberi dana abadi partai, mematangkan strategi 2014. Maka besar kemungkinan suatu saat dia akan dipanggil Mr President...karena pesaing utamanya Pak SBY menurut Undang-undang sudah tidak bisa maju lagi.

Atau, mungkin Aburizal akan menjadi "king maker," menjadikan calon Golkar sebagai presiden. Pada penutupan Munas tersebut, Aburizal menyampaikan "Pilpres 2014 Golkar harus mencalonkan kadernya yang terbaik dan terpopuler. Tidak harus ketua umum parpolnya, tetapi kader terbaik bagi partai." Inilah pidato ketua umum parpol yang perlu dicermati, kita tunggu saja perkembangannya. Tetapi dari sikon Munas itu, yang sangat jelas terbaca, kader mudanya  masih sulit untuk menonjol di internal partai jaket kuning ini, tidak ada satupun DPD atau Ormas-nya yang melirik dan memilih mereka.

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana

Sumber: http://politik.kompasiana.com/2009/10/09/golkar-bangkit-dan-ical-bersiap-untuk-2014/ (Dibaca: 1572 kali)

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.