Teroris Solo, Depok dan Ambon Saling Terkait dengan Abu Omar

17 September 2012 | 10:42 pm | Dilihat : 591

Sejak bulan lalu media disibukkan dengan terjadinya aksi teror yang sudah agak mereda. Dimulai dari teror pembunuhan terhadap polisi di Solo, upaya penyerangan pospol dan ditembak matinya teroris di Solo. Berita semakin ramai dengan meledaknya bom rakitan di Depok dan terbongkarnya bom rakitan di Tambora Jakarta serta ditangkapnya beberapa terduga teroris di Ambon.

Dalam pengembangan kasus Solo, Depok dan Ambon, Kepala BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), Ansyaad Mbai mengatakan bahwa terduga teroris dari ketiga lokasi tersebut saling berkaitan dengan Abu Omar. Secara hukum kaitannya belum jelas katanya, tetapi mainstream-nya sama, yaitu merupakan jaringan Abu Omar yang ditangkap pada bulan Juli 2011 karena menyelundupkan senjata dari Filipina.  Abu Omar dihukum selama 10 tahun penjara. Penulis membuat artikel "Modus Baru Teroris Abu Omar, Menculik dan Menembak,"  http://ramalanintelijen.net/?p=4323.

Dari TKP di Solo, saat penyergapan terhadap Farhan, polisi menyita sebuah pistol Pietro Baretta dgn tulisan di sampingnya, PNP (Philippine National Police) Property, yaitu pistol yang sangat patut diduga berasal dari polisi Filipina. Dari kaitan hubungan, Abu Omar adalah bapak tiri dari Farhan. Jadi sementara disimpulkan Farhan adalah binaan Abu Omar yang mempunyai nama lain (alias) Indra Kusuma, alias M Ichwan, alias Nico Salman, alias Andi Yunus.

Menurut Ansyaad, kaitan Abu Omar dengan kelompok yang tertangkap di Ambon (7 orang) , masih berkisar soal senjata api. Abu Omar dikatakannya memasok senjata untuk pelatihan teror di Poso. Seperti diketahui, sejumlah tersangka teroris yang ditangkap tim antiteror Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri, di Ambon dan Tual, Provinsi Maluku yang memiliki jaringan kelompok Makasar. Sebab, kelompok itu diyakini memiliki senjata canggih dan sudah ikut pelatihan teroris, demikian dikatakan oleh Karo Penmas Polri Brigjen Boy Rafli Amar.

"Jadi mereka itu termasuk yang akan melaksanakan aksi di Sulawesi. Termasuk pelatihan teroris dan penyerangan orang-orang asing karena senjatanya itu lumayan besar," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jendral Polisi, Boy Rafli Amar, Senin (17/9),

Untuk  Yusuf Rizaldi dan kelompok Depok, diduga juga terkait dengan Abu Omar, yang menyembunyikan senjata api di hutan dekat Universitas Indonesia Depok. Untuk detail berita, baca artikel penulis "Satu dari Tiga DPO Teroris Ditembak Densus" http://ramalanintelijen.net/?p=4310.

Dari pengakuan Yusuf yang menyerahkan diri di rumah orang tuanya, patut diduga Yusuf adalah pemimpin (kader aktif) kelompok Beji dan kelompok M Thoriq. Yusuf mengaku mengenal Haris Amir  Falah, Ketua JAT Jakarta yang divonis selama 4 tahun 5 bulan penjara karena terbukti mengumpulkan dana untuk mendukung latihan di kawasan Jalin Janto Aceh Besar.

Kepala BNPT menyatakan bahwa kelompok dari Yusuf Rizal hanya terkait dengan JAT saja. Dikatakannya, "Sel-sel baru ini sudah campur-campur. Ada yang masih mainstream Jamaah Islamiyah, NII, ada yang JAT, Majelis Mujahisin Indonesia dan Hisbah."

Sebagai hasil pengembangan kelompok Depok dan M Thoriq, Densus 88, kembali menangkap dua orang terduga teroris di Tangerang Selatan, Senin (17/9) sekitar pukul 13.00 WIB.  A alias J (33) dan A alias S ditangkap di Jalan Jombang Raya Sektor IX Bintaro setelah sebelumnya berada di Sumatra Selatan. A alias J merupakan warga Tanah Sereal. Sedangkan A alias S diduga terkait bom Beji dan pernah berada di Prabumulih, Sumatra Selatan. Penyidik masih mendalami perannya. Keduanya diduga terkait dengan jaringan Muhammad Toriq (32 tahun). Kedua warga Jakarta tersebut telah dibawa ke Mako Brimob Depok, Jawa Barat. Saat ditangkap tidak ada perlawanan dari mereka. Menurut Karo Penmas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, keterangan mereka telah dikonfrontir dengan Yusuf.

Itulaih sekedar informasi perkembangan penangkapan serta penahanan mereka-mereka yang terduga teroris. Nampaknya, walau belum transparan, kelompok-kelompok yang mulai eksis seperti dikatakan oleh Kepala BNPT diperkirakan mempunyai  hubungan. Semoga bermanfaat.

Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Ilustrasi gambar : kabar.org.  (Yusuf.R saat dibawa ke Jakarta dari Medan.)

 

 

This entry was posted in Hankam. Bookmark the permalink.