AMERIKA DI ANTARA NATO DAN ASEAN DALAM MENGHADAPI DUA FRONT
16 May 2022 | 11:09 am | Dilihat : 500
Presiden Jokowi dan Presiden Joe Biden di ASEAN-US Special Summit (foto : Sekretariat Kabinet)
Pada hari Kamis dan Jumat (12-13/5/2022). Presiden Republik Indonesia Jokowi mengambil bagian dalam pertemuan ASEAN-US Special Summit (AUSS). Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjadi host KTT tersebut. Para pemimpin dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yg hadir hanya delapan dari 10 pemimpin ASEAN. Pemimpin Myanmar Min Aung Hlaing tidak mendapatkan undangan karena kudeta dan presiden Filipina karena dalam masa transisi setelah pemilihan Senin (9/5/2022).
KTT tersebut diadakan menjelang kunjungan Presiden Biden pada tanggal 20-24 Mei ke Korea Selatan dan Jepang. Agenda itu akan mencakup pertemuan dengan para pemimpin dari negara-negara yang tergabung dalam Quad, yaitu India, Australia, dan Jepang.
Selain lima agenda utama yang disampaikan oleh Presiden Biden, kepentingan nilai dan visi bersama AS dan ASEAN menjadi komitmen utama untuk memajukan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, aman, dan tangguh. Saat ini Amerika memprioritaskan dan berusaha menjalin hubungan di Pasifik di tengah meningkatnya kekhawatiran akan China sebagai musuh secara ekonomi dan militer.
Presiden Jokowi menyampaikan, Indonesia saat ini memegang koordinator kemitraan ASEAN-AS periode 2021-2024. Indonesia berharap KTT Khusus ini akan menghasilkan kerja sama yang dapat berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan. Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia sebagai Presiden G20, ingin memastikan agar G20 dapat bekerja sebagai katalisator pemulihan ekonomi global, terutama bagi kemajuan negara-negara berkembang. Presiden juga mengharapkan kerja sama konkrit yang menguntungkan dengan Asean, khususnya Indonesia.
Presiden Joko Widodo dan sejumlah pemimpin negara ASEAN bertemu dengan para pengusaha Amerika Serikat (AS) di Intercontinental the Willard Hotel, Washington DC, Kamis, 12 Mei 2022. “Semua ini membutuhkan kemitraan yang erat antara pemerintah dengan komunitas bisnis. Saya berharap para CEOs perusahaan besar Amerika dapat membangun kerja sama konkret di G20, dan kerja sama dengan ASEAN, khususnya dengan Indonesia,” ujar Presiden Jokowi. Khusus dengan Indonesia, Presiden Jokowi menekankan potensi kekuatan Indonesia dalam penyediaan bahan baku industri, penyediaan energi hijau, dan ekonomi digital.
“Sebagai salah satu negara penghasil biji nikel terbesar di dunia, Indonesia berkembang pesat dalam industri besi dan baja. Saat ini Indonesia menjadi negara penghasil besi baja stainless terbesar nomor dua di dunia,” ungkap Presiden. Menurut Presiden, Indonesia juga kaya akan tambang seperti tembaga dan bauksit untuk aluminium, yang akan menjadi tulang punggung industri energi baru dan terbarukan, termasuk baterai litium dan mobil listrik.
Selain itu, Indonesia juga sangat kaya dengan potensi energi hijau. Pembangkit listrik tenaga hidro, surya, dan geotermal sangat berlimpah. “Kami memastikan bahwa produksi barang penting akan dihasilkan dari pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Kami mengundang pelaku bisnis Amerika untuk investasi di Indonesia,” jelas Presiden Jokowi.
“Saya sangat mengharapkan kontribusi pebisnis Amerika dalam pengembangan infrastruktur digital, memfasilitasi digital capacity-building, serta mendukung kami masuk global value chain melalui digitalisasi,” ujar Presiden. Hadir dalam pertemuan tersebut, Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, US-ASEAN Business Council Ted Osius, Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim John Kerry dan sejumlah pimpinan perusahaan AS antara lain Google, Chevron, Boeing, Qualcomm, ConocoPhillips, Marriot International, dan lainnya.
Pada akhir kunjungannya pada harti Sabtu (14/5) Presiden Jokowi bertemu dengan konglomerat Elon Musk di pabrik roket Space X milik miliarder itu. Musk disebut akan bekerja sama dengan Indonesia melalui dua produk andalannya, Tesla dan dan Space X. Presiden mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan tindak lanjut perintahnya kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk berbicara dengan Elon Musk pada 26 April 2022 lalu.
"Tindak lanjut perintah saya untuk berbicara dengan Elon mengenai investasi, mengenai teknologi, mengenai inovasi, dan sekarang saya ke sini dan bertemu langsung dengan Elon untuk mendiskusikan kerja sama yang akan datang," ujar Presiden Jokowi, seperti yang dipublikasikan laman Sekretariat Kabinet RI Minggu (15/05). Musk dalam kesempatan yang sama dilaporkan mengatakan sangat tertarik dengan masa depan Indonesia, yang dipandang sangat optimistis terhadap masa depan dan memiliki energi positif.
"Saya rasa Indonesia memiliki potensi yang besar, dan saya rasa kita melalui Tesla dan SpaceX akan mencoba beberapa kerja sama dengan Indonesia," ujar Musk, yang juga dikutip laman Setkab RI. "Kita akan melihat dari dekat bentuk kerja sama di banyak hal, karena Indonesia memiliki banyak potensi. Apalagi Indonesia memiliki jumlah populasi dan terus berkembang. Ini bagus karena kita membutuhkan banyak orang di masa depan," lanjut Musk, Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan tersebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani.
Seperti diketahui, dua tahun sebelumnya perundingan investasi tersebut gagal atau tak sesuai kesepakatan yang diminta oleh Indonesia. Musk kemudian mengirimkan timnya ke Indonesia setelah Luhut menawarkan nikel Indonesia kepada Musk untuk memenuhi bahan baku pengembangan kendaraan berbasis listrik atau electric vehicle (EV) yang menjadi produk andalan Tesla. Menko Marves dalam pertemuan menjelaskan kepada Elon Musk bahwa Indonesia bisa memenuhi kebutuhan nikel dengan standar environmental, social, and governance (ESG) yang tinggi, terutama dari aspek lingkungan dan emisi karbon.
Analisis
Dari perspektif intelijen strategis, situasi dan kondisi geopolitik serta geostrategi dunia pada saat ini mencerminkan adanya langkah strategis AS dalam menghadapi dan mengantisipasi dua front yaitu kawasan Eropa dan Asia Pasifik. Sebagai negara super power AS memiliki dua musuh utama (great power) , yaitu China (Tiongkok) dan Rusia.
Front Kawasan Eropa
Keputusan Putin menginvasi ke Ukraina masih diliputi kabut misteri, dapat dinilai kekeliruan strategi, terjebak atau mungkin justru dijebak. Lawan utama Rusia pada dasarnya bukanlah NATO, tetapi AS yang selalu memerankan diri sebagai kepala meja (Godfather).
Dalam konflik di Ukraina, yang terancam dan balas mengancam adalah beberapa negara NATO, seperti ketergantungan pasokan gas dari Rusia serta kemungkinan melebarnya gerakan militer Rusia ke negara lain di Eropa. Bayangan ancaman serangan nuklir jarak menengah Rusia jelas membuat negara-negara NATO menjadi resah, karena Putin pernah mengeluarkan ancaman. Sementara AS jelas tidak terancam langsung. Kini AS hanya mengirim dukungan peralatan militer serta informasi intelijen ke Inggris (Five Eyes) dan Ukraina, tanpa harus ikut terlibat berperang langsung. NATO menurut penulis kini menjadi proxy yang efisien, walau tidak semua negara serius melakukannya dengan pertimbangan khusus.
Inggris sebagai salah satu sekutu terdekat AS mendukung Ukraina seperti yang diharapkan AS. PM Inggris Boris Johnson menyatakan bahwa Inggris berdiri teguh bersama Ukraina dalam pertarungan yang sedang berlangsung, dan akan berada di dalamnya untuk jangka panjang yang diperkirakan akan terus berkecamuk hingga akhir 2023. “Kami meningkatkan dukungan militer dan ekonomi kami sendiri dan mengadakan aliansi global untuk mengakhiri tragedi ini, dan memastikan Ukraina bertahan dan berkembang sebagai negara yang bebas dan berdaulat,” tegasnya.
Front Kawasan Asia Pasifik
Kawasan Asia Pasifik merupakan front penting bagi Amerika, dimana China (Tiongkok) yang merasa mampu menjadi kuat secara ekonomi dan militer menjadi kekuatan besar (great power). AS harus menghadapi perang dagang dengan China, perang cyber serta kini perang abu-abu (grey zone war). Strategi dengan cover prosperity yaitu Inisiatif Belt and Road (BRI) China diumumkan oleh Presiden China Xi Jinping, September 2013 adalah kegiatan ekonomi, diplomatik, dan geopolitik yang beragam yang sebelumnya bernama "New Silk Road" kemudian berubah menjadi "One Belt One Road", bertujuan untuk memperkuat pengaruh ekonomi Beijing melalui program yang luas dan menyeluruh dalam pembangunan infrastruktur di seluruh negara yang dilewati jalur tersebut , AS menyebutnya jebakan hutang (Debt Trap). China berani mengatakan Laut China Selatan adalah kawasannya menjadikan dirinya sebagai sherif.
Amerika menanggapi ulah China dengan mengeluarkan kebijakan Indo Pacific, yang lebih berlatar belakang pendekatan security, mengirim kapal perang ke kawasan. Pada front kawasan Asia Pasifik, dalam menghadapi China Tiongkok, AS membangun sekutu serta aliansi mempunyai jaringan intelijen Five Eyes, memiliki sekutu, Australia, Jepang, Korea Selatan, Thailand dan Filipina. AS juga menciptakan AUKUS (Australia, Inggris dan AS), serta QUAD yaitu India, Australia, dan Jepang. Negara mitra Singapura dan Vietnam.
Posisi beberapa negara ASEAN terus didekati AS, terutama Indonesia dan Malaysia ditarget menjadi mitra utama. AS mencoba membuat kompartmentasi dengan China. Tetapi upaya AS terkendala, mengingat hubungan ekonomi beberapa negara ASEAN yang cukup dominan dengan Beijing dan insentif ekonomi Washington yang dinilai terbatas.
Pada pertemuan puncak virtual dengan ASEAN Oktober lalu, Biden mengatakan Washington akan memulai pembicaraan tentang mengembangkan kerangka kerja ekonomi regional, dimana Presiden Donald Trump menyatakan keluar dari pakta perdagangan regional pada 2017.
Menarik yang dikatakan Gregory Poling dari Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington, "AS melakukan pekerjaan yang cukup solid di bidang politik dan keamanan, tetapi gagal di bidang ekonomi," katanya. Selanjutnya dikatakan, “AS tidak dapat bersaing secara efektif dengan China Jika hanya membawa senjata dan diplomasi ke meja. Itu harus membawa uang tunai dan terus terang, kami (AS) tidak pandai melakukan itu," katanya. Sejak awal tahun 2021, terlihat Amerika mulai menyesuaikan strateginya dimana pendekatan keamanan digeser ke pendekatan kesejahteraan, Indo Pasifik mengeluarkan kebijakan higher road, semacam OBOR dan pada awalnya disiapkan dana USD 400 miliar, dan akan ditingkatkan menjadi USD 1 Triliun untuk mendekati serta membina kemitraan dengan negara-negara Asean.
Dari data BKPM Indonesia,terlihat perbandingan investasi Tiongkok serta AS ke Indonesia. Investasi China Tiongkok ke Indonesia pada tahun 2019 (USD 4.744,5 juta), tahun 2020 (USD 4.842,4 juta), tahun 2021 (USD 3.160,4 juta). Sementara investasi AS ke Indonesia tahun 2019 (USD 989,3 juta), tahun 2020 (USD 749,7 juta) dan tahun 2021 (USD 2.537,2 juta).
Data investasi menunjukkan besarnya upaya AS untuk meningkatkan investasi ke Indonesia yang melesat pada tahun 2021 (ranking 4) dibandingkan tahun 2020 (ranking 8), sementara investasi Tiongkok mulai menurun tahun 2020 (ranking 2) ke ranking 3 pada 2021. Untuk ranking pertama Singapura dan kedua Hongkong. Nah, melihat pendekatan Presiden Jokowi ke Elon Musk yang diawali Menko Marves Luhut Panjaitan, apabila Tesla memutuskan membuat pabrik batere, pabrik mobil serta parik-pabrik lainnya, ini akan sangat menguntungkan Indonesia. Tesla dapat memegang pasar di Amerika dan bahkan da[at bersaing di Indonesia dan ASEAN. Sementara Hyundai sudah memasarkan dan membangun pabrik mobil listrik (IONIQ) di Indonesia. Jerman dikabarkan akan membuat pabrik batere di Indonesia untuk pasar ke Eropa.
Kesimpulan
Kunjungan Presiden Jokowi sebagai kordinator kemitraan AS-Asean serta apa-apa yang disampaikan pada forum penting tersebut membawa angin segar, menegaskan posisi Indonesia di dunia internasional. Presiden Jokowi yang sangat dihargai oleh Presiden AS Joe Biden menjadi co host saat makan malam, menegaskan kepada Presiden AS Joe Biden, bahwa Indonesia tidak lagi menginginkan ekspor bahan baku tetapi hasil produksi. Dari perkembangan tersebut bisa diharapkan, akan banyak pengusaha luar negeri (khususnya AS) yang akan menanamkan uangnya berinvestasi di Indonesia pada waktu mendatang.
Bagi Amerika, selain kepentingan dalam bisnis dan ekonomi, pada KTT ASEAN-AS bulan Mei 2022 ini, terbaca Amerika turut memiliki kepentingan militer dan kepentingan politik. Kawasan Asia Pasifik menjadi kepentingan utama Amerika dan Indonesia menjadi center of grafity yang sangat penting bagi Amerika. Sebuah awal yang sangat baik, tergantung implementasi lebih lanjut. Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier.
Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno W. Ramelan, Pengamat Intelijen. www.ramalanintelijen.net