Survei Kompas Tidak Memengaruhi Kemenangan Jokowi-Ma’ruf
21 March 2019 | 7:43 am | Dilihat : 716
Pasangan Calon 01 (Jokowi-Ma'ruf Amin) sebulan menjelang pilpres di prediksi tetap unggul dari Paslon 02 (Prabowo-Sandi), dan penulis prediksi Paslon satu yang akan menang (foto:kreasi pribadi)
Pada hari Rabu (20/3/2019) Kompas membuat kejutan menarik terkait survei pilpres. Pada hari Rabu (20/3/2019), Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas paslon yang berlaga di Pilpres 2019, sebulan sebelum hari "H". Hasilnya, elektabilitas paslon 01 (Jokowi-Ma'ruf) 49,2 persen dan paslon 02 (Prabowo-Sandi) 37,4 persen.
Survei digelar antara 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pemred Kompas, Ninuk Pambudy, memberikan penjelasan posisi Litbang Kompas yang ada di bawah redaksi tapi tetap independen, menentukan metodologi hingga hasil survei itu dan menyatakan yg membiayai Kompas sendiri.
Greget Survei Kompas
Di saat beberapa lembaga survei masih menyatakan Paslon 01, elektabilitas dalam tiga bulan berkisar antara 53 s/d 58 persen, dan paslon 02 berkisar antara 30 s/d 37 persen, Litbang Kompas menyampaikan Jokowi-Ma'ruf walau lebih unggul dari Prabowo - Sandi, elektabilitasnya kini berada dibawah 50 persen dan di deteksi terjadi penurunan.
Disebutkan jarak elektabilitas keduanya semakin tipis, sebesar 11,8 persen. Menurut peneliti Litbang Kompas Setiawan, "Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen," katanya. Penurunan kepuasan masyarakat ini terjadi terhadap kinerja bidang politik-keamanan, hukum, dan sosial, di samping beberapa hal lainnya.
Survei ini bisa dibandingkan dengan survei Litbang Kompas sebelumnya pada Oktober 2018 yang mengumumkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf, 52,6 persen, Prabowo-Sandi, 32,7 persen dan Undecided Voters 14,7 persen.
Nah, hasil yang juga disebut survei oleh Litbang Kompas tersebut jelas mengundang pro dan kontra. Pendukung Prabowo dengan gembira menyebut bila petahana di bawah 50 persen akan kalah, bahkan ada yang menyebutnya "game over". Pendukung Jokowi dan TKN low profile, menyatakan menerima tiap hasil survei dan akan lebih giat berusaha. Sementara Denny JS dari LSI mempertanyakan keabsahan survei tersebut, yang menurut Pray justru tidak perlu, salah satu teman Pray yang juga penulis di Kompasiana menyebutnya seperti jeruk makan jeruk.
Pertanyaan yang timbul, apa pengaruh survei Kompas ini? Walaupun masih banyak yang meragukan keampuhan survei, tapi inilah satu-satunya sarana ilmu untuk mengukur level keterpilihan paslon. Kompas dengan nama besarnya jelas membuat greget tersendiri, menyebut elektabilitas paslon 01 dibawah 50 persen. Sebenarnya hal itu sah-sah saja, yang disebut Ninuk untuk mendukung akurasi jurnalismenya. Banyak yang kemudian percaya kepada survei tersebut dan bisa saja ada yang terpengaruh, minimal menambah semangat dan meningkatkan kepercayaan diri BPN dan pendukung paslon 02 .
Memang dari survei ini, penulis mencermati apa yang dikatakan oleh Pemred Kompas, Ninuk Pambudy, "Saya tidak mau dibandingin dengan lembaga survei lain. Kompas kan bukan lembaga survei, survei yang dilakukan Kompas ini untuk mendukung jurnalismenya Kompas sehingga menjadi lebih akurat dan presisi. Jadi kalau mau dibandingin dengan lembaga survei lain, ya kita sebetulnya bukan lembaga survei," ungkapnya (detik, 20/3).
Penulis dengan beberapa buku yang diantaranya dicetak oleh penerbit Grup Kompas, juga sebagian artikel yang di posting di Kompasiana. buku-buku tersebut adalah hasil pemikiran dan analisis intelijen lebih fokus kepada masalah ancaman terorisme (foto : koleksi pribadi)
Survei Pilpres dan Pemenangnya
Menuju ke hari "H" pilpres dan pileg tanggal 17 April 2019, penulis pada tanggal 7 Maret 2019 telah membuat analisis yang di posting di website pribadi dengan link http://ramalanintelijen.net/prediksi-intelijen-jokowi-maruf-akan-menang/.
Selain itu juga di posting di website Kompasiana https://www.kompasiana.com/prayitnoramelan/5c8215c1c112fe0c5e7fa0b3/dari-sudut-pandang-intelijen-jokowi-ma-ruf-akan-menang dan website Pepnews, dimana pemiliknya Kang Pepih Nugraha jga mantan wartawan Kompas dan CEO Kompasiana, https://pepnews.com/politik/p-61554200c642252/prediksi-intelijen-jokowi-maruf-bakal-menang.
Dari pulbaket, tentang survei menjelang hari "H", mengacu penelitian yang pernah dilakukan oleh sel intelijen AS pada 2004, tiga bulan menjelang pilpres mengirim laporan ke Gedung Putih, bahwa SBY yasng akan menang. Kini penulis membuat persepsi pada 40 hari menjelang pilpres, terlihat gambaran jelas dari elektabilitasnya, paslon mana yang bakal menang.
Hasil survei bulan Januari-Maret 2019 dari sembilan hasil survei yg di publish, menggambarkan elektabilitas Capres, dengan urutan dan persentase : Jkw-Ma'ruf vs PBW-Sandi dan UndecidedVoters sebagai berikut :
Nilai Positif untuk Paslon 01, hasil survei enam lembaga dalam persen :
*Indikator (54,9 - 34,8 - 10,3) *Populi (54,1 - 31,0 - 14,9) *Charta Politica (53,2 - 34,1 - 12,7) *Lingkaran Survei (58,7 - 30,9 - 10,4) *Cyrus (57,5 - 37,2 - 5,3) *SMRC (57,6 - 31,8 - 10,9)
Nilai Ragu, Survei diabaikan :
*Median (47,9 - 38,7 - 13,4) *Pollmark (40,4 - 25,8 - 33,8) *Kompas (Maret) (49,2 - 37,4 - 13,4)
Kesimpulan
Pro dan kontra terhadap survei Litbang Kompas suatu hal yang wajar dalam suasana hiruk pikuknya suhu politik saat ini. Seperti diakui oleh Pemred Kompas, Litbang Kompas bukan lembaga survei. Oleh karena itu, dengan nama besarnya, gregetnya juga besar, tetapi Pray tidak pergunakan sebagai dasar dalam menyusun dan menetapkan kesimpulan prediksi, tidak bisa untuk perbandingan. Di lain sisi, penulis menilai survei ini bermanfaat juga bagi TKN agar lebih giat berusaha.TKN sangat bagus menanggapi dengam low profile. Bagi BPN dan pendukung paslon 02, survei ini jelas bagus dalam memperbaiki keraguan, percaya diri dan meningkatkan semangat, tetapi tidak perlu over confident.
Untuk lembaga survei Median dan Pollmark juga tidak dipergunakan, perbedaan dengan enam lembaga lainnya terlihat nilai kontra. Dalam tiga bulan menjelang pilpres, dari enam lembaga survei, terbaca elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada direntang 53 - 58 persen, Prabowo-Sandi pada rentang 30 - 34 persen. Undecided Voters pada rentang 5 - 14 persen.
Dengan fakta-fakta dan analisis di atas, disimpulkan sebulan menjelang pilpres, dari sudut pandang intelijen, persepsi penulis belum berubah, seperti pada analisis terdahulu, pasangan Jokowi - Ma'ruf masih tetap lebih unggul dari pasangan Prabowo-Sandi dan di prediksi bakal menang. Semoga bermanfaat. PRAY.
Penulis : Marsda Pur Prayitno Ramelan, Pemerhati Intelijen, www.ramalanintelijen.net