Amerika Tidak Selamanya Berhasil Memonitor Gerakan Clandestine Al-Qaeda

21 April 2014 | 3:41 pm | Dilihat : 987

[google-translator]

74330051_drone1_rtr

Drone US Air Force (sumber : bbc.com)

 

Setelah Edward Snowden, mantan kontraktor CIA dan NSA membocorkan dokumen rahasia badan intelijen AS, media memberitakan adanya sebuah kekaisaran intelijen di negara Paman Sam itu. Digambarkan betapa hebat, canggih teknologi dari operasi penyadapan lima badan intelijen AS yang melakukan monitoring sesuai bidangnya masing-masing. Kelimanya adalah, Central Intelligence (CIA), National Security Agency (NSA) dan NRO (National Reconnaissance Office), National Geospatial-Intelligence Program dan General Defense Intelligence Program.

Sejak satu dekade terakhir, operasi clandestine lima badan intel tersebut lebih disandarkan kepada kemampuan serta kecanggihan teknologi. Infiltrasi serfta penetrasi agen ke jaringan lawan sangat dikurangi. Oleh karena itu maka penyadapan di segala lini dan tingkat mereka laksanakan. Termasuk kepala-kepala negara sebagai decesion maker juga disadap. Kanselir Jerman Angela Merkel serta Presiden SBY termasuk yang pernah disadap oleh jaringan tersebut.

Pada tahun fiskal 2013 saja, black budget kelimanya mencapai US$52,6 milyar, yang memetakan lanskap birokrasi dan operasional yang belum pernah tunduk pada pengawasan publik. Ringkasan Snowden menjelaskan tentang teknologi intelijen terdepan, perekrutan para agen komunitas intelijen AS, yang berjumlah 107.035 karyawan serta operasi intelijen yang sedang dilaksanakan. Jelas kebocoran tersebut sangat merugikan kemampuan operasi badan intelijen AS dan yang berbahaya kerawanan operasi bisa tercium oleh kontra intel lawan.

Berita mengejutkan terjadi baru-baru ini terungkap, badan hebat itu kecolongan. Dimana ada sebuah tayangan di Youtube tentang pertemuan yang dinilai paling berbahaya dari Al Qaeda di Yaman. Video yang di unggah tersebut menunjukkan Nasir al Wuhayshi, terkenal sebagai putra mahkota penerus Osama bin Laden berkumpul disuatu tempat di Yaman. Al Wuhayshi adalah pemimpin nomor dua Al Qaeda global dan menjadi pimpinan Al Qaeda di Semenanjung Arab. Dia  muncul secara terang-terangan di tempat terbuka, tanpa takut diserang drones, memberi selamat dan menyampaikan instruksi kepada para pengikutnya di Yaman. Dikatakannya," Kita harus menghilangkan salib .... pembawa salib adalah Amerika."

Video ini mulai muncul di situs jihad baru-baru ini , menarik perhatian pejabat AS dan pakar terorisme global, dimana para pejabat AS mempercayai otentikasinya. Dalam video tersebut beberapa wajah sengaja dikaburkan, dan menimbulkan kekhawatiran kemungkinan akan adanya rencana serangan baru.

Kini timbul pertanyaan, apakah para pejabat intelijen AS mengetahui pertemuan di Yaman itu? Sementara operasi dari pesawat tanpa awak AS (drones) yang dikendalikan oleh CIA terus aktif melakukan penyerangan di Yaman. Pejabat tinggi Yaman menjelaskan kepada CNN bahwa Sebuah serangan pesawat tak berawak di provinsi al-Bayda Yaman pada hari Sabtu 19/4/2014 telah menewaskan sedikitnya 10 tersangka militan Al-Qaeda , tetapi juga secara tidak sengaja mengakibatkan kematian tiga buruh sipil.

Pejabat tinggi itu menurut CNN mengatakan, "Truk yang ditargetkan itu membawa 11 orang militan . Serangan datang saat mereka dalam perjalanan setelah meninggalkan sebuah situs pelatihan . Sepuluh orang tewas dan satu terluka , " kata pejabat yang tidak mau disebut namanya. Analis keamanan CNN menyatakan bahwa termasuk serangan Sabtu itu, pada tahun 2014 ini telah terjadi delapan serangan drones. Mereka memonitor camp latihan AQAP (Al Qaeda Arab Peninsula), dimana jaringan ini dinilai jauh lebih berbahaya.

Yaman menyatakan bahwa mereka mampu menangani terorisme yang ditebar oleh Al-Qaeda, sementara Presiden Abdu Rabu Hadi telah menunjukkan adanya tanda-tanda strategi kontraterorisme akan berubah , terutama karena Al Qaeda telah terbukti menjadi ancaman yang lebih besar daripada yang diantisipasi selama ini.

Pimpinan Al Qaeda Ayman al - Zawahiri, dalam wawancara yang  diterbitkan pada hari Jumat di website Hanein mengatakan bahwa Presiden Obama tahu bahwa Al Qaeda sedang berkembang. Bahkan kelompok Al-Shabaab mengatakan telah mengadakan pertemuan dengan Al Qaeda dan menyatakan akan melakukan serangan seperti di Westgate Mall Nairobi. Al Zawahiri yang kepalanya dihargai US$25 juta oleh AS itu menegaskan siapa yang telah menarik diri dari Irak, dan siapa yang menarik diri dari Afghanistan?

Al Qaeda terus berusaha mencari jalan untuk menembak jatuh pesawat tanpa awak AS atau mengganggu sistem kendalinya. Laporan rahasia yang dibocorkan Snowden  berjudul "Ancaman terhadap Unmanned Aerial Kendaraan," adalah ringkasan dari puluhan analisis intelijen yang dilaporkan oleh agen mata-mata AS sejak 2006. Disebutkan bahwa drone telah merevolusi peperangan menjadi pilar strategi kontraterorisme pemerintah AS , yang memungkinkan CIA dan militer untuk melacak musuh di beberapa bagian terpencil di belahan bumi manapun.

Al Qaeda mengalami kesulitan dan terancam terus diserang oleh drone, dimana tercatat sekitar 3.000 anggotanya serta warga sipil menjadi korban dalam satu dekade terakhir. Para pejabat AS dan pakar penerbangan mengakui bahwa pesawat tak berawak memiliki titik lemah : link satelit dan remote kontrol yang memungkinkan pilot untuk menerbangkan mereka dari ribuan mil jauhnya. Seperti diketahui AU Iran berhasil membajak sebuah pesawat tanpa awak AS dan mendaratkannya.

Sebuah laporan rahasia CIA pada tahun 2010 menyebutkan bahwa Al Qaeda telah merekrut teknisi, mengembangkan teknologi untuk menghindari serangan drone, menghancurkan drone, dan pengembangan jamming terbaru.

Angkatan Udara AS (USAF)  dan CIA sangat bergantung pada pesawat tanpa awak,  Predator dan Reaper drone untuk berburu target Al-Qaeda dan gerilyawan lainnya di beberapa negara . Kedua pesawat dapat tetap terbang tinggi (20.000 kaki) selama lebih dari 20 jam untuk melakukan misi pengintaian dan dapat dipersenjatai dengan rudal Hellfire . Pesawat tersebut diterbangkan dengan remote control melalui link data satelit , biasanya dengan pilot dan operator sensor ditempatkan ribuan mil jauhnya di pangkalan di Amerika Serikat . Pengendalian dengan menggunakan  link satelit yang dienkripsi, yang membuat koneksi sangat sulit untuk di-hack.

Nah dengan beberapa informasi diatas, terlihat bahwa konflik keras antara AS dengan Al Qaeda semakin keras dan dinamis. Terlihat bahwa Al Qaeda terus berusaha meningkatkan kemampuan teknologinya untuk mengatasi tekanan dari drone. Akan tetapi ternyata ada juga pergerakan musuh bebuyutan AS itu yang lolos dari pengamatan, seperti pertemuan penting tokoh-tokoh Al Qaeda dan khususnya AQAP di Yaman.

Melihat adanya informasi yang lolos, apabila dikaitkan dengan kasus Malaysia Airlines MH370, apakah AS juga kecolongan sehingga kasus tersebut tidak termonitor? Ataukan masalah sudah termonitor, berhubung satu dan lain hal, penyadapan tidak diungkap? Semua tetap menjadi misteri. Tetapi demikianlah perang di dunia intelijen, penuh dengan misteri.

AS nampaknya akan berpegang kepada statement Prasiden Barack Obama, pada 22 Juni 2011, "Ketika terancam, kita harus merespon dengan kekuatan," katanya. “But when that force can be targeted, we need not deploy large armies overseas,” jelasnya.   Presiden Obama kemudian mengeluarkan kebijakan baru, dikenal sebagai "strategic rebalancing" yang lebih dikenal sebagai poros yang menuju Asia.

Ancaman teror kemudian nampaknya menjadi prioritas kedua dibawah kemungkinan ancaman kepentingannya di kawasan Asia. Bagaimana pengaruh kebijakan AS tersebut bagi Indonesia? Itulah yang perlu dipikirkan oleh para pengemban amanah.

Oleh : AVM (Ret) Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Artikel Terkait :

-MH370 the Art of Impossible, http://ramalanintelijen.net/?p=8299

-Mengapa Australia Bersemangat Mencari MH370,  http://ramalanintelijen.net/?p=8270

-Skenario Desepsi MH370 dan Alasan Ke Samudera Hindia,  http://ramalanintelijen.net/?p=8264

-Setelah 911 (NineOneOne), MH370 adalah 811 (EightOneOne)?,   http://ramalanintelijen.net/?p=825

-Ayman al-Zawahiri Pengganti Osama Perintahkan Serang AS,  http://ramalanintelijen.net/?p=7431

-Potensi Konflik Militer di Laut China Selatan dan Semenanjung Korea,  http://ramalanintelijen.net/?p=7564

-Konsep Strategis AS dan Kekaisaran Intelijen, http://ramalanintelijen.net/?p=7777

-Yang Tersisa Dari Teror Ganas di Mall Nairobi, http://ramalanintelijen.net/?p=7493

This entry was posted in Hankam. Bookmark the permalink.