Delapan Support Agent Teroris Penembak Polisi di Tangsel Ditangkap
2 November 2013 | 7:37 am | Dilihat : 458
Jakarta, 2 November 2013. Setelah cukup lama tidak ada kabar berita pengusutan kasus penembakan terhadap anggota polisi di Tanggerang Selatan dan di muka gedung KPK, Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri beberapa hari terakhir ini telah melakukan penangkapan terhadap delapan orang terduga teroris anggota dari kelompok Abu Roban. Kelompok ini diperkirakan mengetahui aksi penembakan terhadap anggota polisi di Pondok Aren, Cirendeu dan Pamulang pada bulan Juli-Agustus 2013.
Kasus penembakan anggota polisi di Tanggerang Selatan adalah; Pertama, Aipda Patah Saktiyono (53), anggota polisi lalu lintas Polres Metro Jakarta Pusat ditembak pada hari Sabtu (27/7/2013) pukul 04.30 WIB, di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Peluru menembus dada kirinya, beruntung nyawa Aipda Patah bisa diselamatkan.
Penembakan kedua pada hari Rabu (7/8/2013) pukul 05.00 WIB, menimpa Aiptu Dwiyatna (50), anggota Satuan Pembinaan Masyarakat (Bimas) Polsek Metro Cilandak yang tewas ditembak kepalanya oleh dua orang tidak dikenal, di Jalan Otista Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Ketiga, Aiptu Kus Hendratna tewas ditembak pada Jumat (16/8/2013) sekitar pukul 21.50 WIB di Pondok Aren, Tanggerang Selatan, serta pada waktu yang hampir bersamaan, Bripka Ahmad Maulana anggota buser yang mengejar juga tewas ditembak.
Komjen Pol Sutarman yang baru melaksanakan sertijab menjadi Kapolri baru menjelaskan, "Sudah delapan orang kita tangkap. Kemarin enam orang dan dua tersangka lagi ditangkap di Bima dan Sulawesi Selatan," katanya pada Kamis (31/10/2013).
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Ronny Franky Sompie menjelaskan ke delapan orang tersebut adalah pengikut Abu Roban. Dikatakannya, "Kelompok Abu Roban ini kami cari, karena kemungkinan dari merekalah sindikasi perbuatan penembakan ini bisa terjadi karena sudah jelas kelompok ini merupakan kelompok Abu Roban. Maka ada beberapa penangkapan yang kami lakukan di Yogyakarta, Kebumen, Tangerang, Bone, NTB. Para tersangka ini sedang kita kembangkan keterlibatannya," katanya. Beberapa waktu yang lalu eksekutor yang diketahui bernama Nurul Haq dan Hendi Albar terungkap berdasarkan keterangan Topan yang merupakan adik dari Nurul Haq yang ditangkap di Tasikmalaya Jawa Barat, Sabtu (24/8/2013).
Dijelaskan oleh Ronny, beberapa orang yang ditangkap Densus 88 Antiteror ternyata pernah melakukan aksi teror sebelumnya. Selain terlibat aksi penembakan, kelompok teroris Abu Roban diketahui juga terlibat perampokan di Medan dan perampokan yang baru-baru ini terjadi di Jakarta Timur. "Apakah ini terkait dengan pendanaan teroris, yang jelas ada pembuktian jika kegiatan mereka ada kaitannya untuk pencarian dana. Untuk menyiapkan kegiatan-kegiatan teror berikutnya," katanya. Diperkirakan ada pelaku lain yang masih berkeliaran dan diduga sebagai pelaku dalam kasus penembakan terhadap anggota polisi tersebut. "Tapi sedang kita selidiki karena tidak mungkin hanya berdua saja. Perencanaan penembakan ini bisa saja dilakukan bersama-sama," katanya.
Dari catatan penulis, Abu Roban alias Untung alias Bambang Nangka adalah salah satu tokoh teroris yang ditembak mati dalam baku tembak dengan Densus di Batang Kendal Jateng pada hari Rabu (8/5/2013). Semasa hidupnya Abu Roban terlibat dalam perampokan toko emas di Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat dan perampokan di Bank DKI. Hasil perampokan itu untuk mendanai aksi terorisme atau fa’i. Abu Roban erat terkait dengan Santoso alias Abu Wardah, tokoh sentral teroris di Poso. Selain itu Abu Roban juga terkait kelompok Abu Omar. Kelompok ini tersebar di berbagai daerah , dari Jawa, NTB sampai Poso.
Santoso giat merekrut dan ahli dalam membentuk mental serta jiwa teroris. Dia juga lihai dalam mengembangkan praktik pelatihan dalam sejumlah aksi teror, termasuk dalam aksi penembakan tiga anggota polisi di BCA di Palu, 25 Mei 2011. Santoso sebelumnya diduga terlibat berbagai aksi teror di Poso. Dalam insiden penembakan satu regu Brigadir Mobil di Desa Tambarana pada 20 Desember 2012, kelompok Santoso diduga terlibat. Insiden penembakan tersebut menewaskan empat anggota Brimob.
Santoso telah diangkat oleh pengikutnya sebagai Panglima Mujahidin Indonesia Timur yang berpusat di Poso. Saat ini kelompok mereka terpecah menjadi dua di bawah pimpinan Santoso dan Daeng Koro. Kelompok Santoso bergerilya di hutan-hutan Poso sementara kelompok Daeng Koro berbaur dengan masyarakat di pedesaan. Nama Santoso makin terkenal setelah dia muncul dua kali di jejaring sosisl Youtube untuk menyerukan perlawanan terhadap polisi. Menurut Kadiv Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Soemarno, Santoso membuat video tersebut di hutan daerah Gunung Biru, Poso Pesisir.
Dari penangkapan ke delapan para pendukung serangan (support agent) tersebut terlihat bahwa para penyerang polisi di daerah Tanggerang Selatan itu telah melarikan diri, menyebar kebeberapa daerah. Kedua eksekutor merupakan teroris cukup terlatih karena belum juga tertangkap hingga kini. Diperkirakan memiliki payung pelindung seperti kasus teroris Noordin M Top yang sulit ditangkap.
Walau para pendukung aktif sel teror ini telah ditangkap, kewaspadaan polisi sebaiknya jangan sampai turun. Protap pengamanan pribadi harus tetap ditaati, mereka bak hantu, sewaktu-waktu bisa muncul karena beroperasi secara klandestin. Terlebih kini ada pelaku penembakan polisi di depan gedung KPK yang belum diketahui gambaran pelakunya, bisa kelompok teroris lain ataupun serangan khusus dengan motif yang berbeda.
Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net
Artike terkait :
-Santoso Pimpinan Teroris Poso kembali muncul di Youtube, http://ramalanintelijen.net/?p=7586
-Lima Hari, Lima Toko Emas di Medan Dirampok, Ulah Teroris?, http://ramalanintelijen.net/?p=7433
-Penyuplai Senjata ke Penembak Polisi di Tanggerang Ditangkap, http://ramalanintelijen.net/?p=7421
-Menganalisa Penembak Polisi, Mereka Jelas Teroris Terlatih, http://ramalanintelijen.net/?p=7402
-Anggota Polisi Kembali di Teror, Ditembak di Depan Gedung KPK, http://ramalanintelijen.net/?p=7372
-Terduga Penembak Polisi, Nurul Haq dan Hendi Albar, http://ramalanintelijen.net/?p=7304
-Perseteruan Antara Polisi dan Teroris makin Merucing, http://ramalanintelijen.net/?p=7204