Komjen Budi Gunawan Calon Terkuat Sebagai Kapolri

8 December 2014 | 10:34 pm | Dilihat : 2373

budi gunawan dengan sutarman

Anang Iskandar, Sutarman dan Budi Gunawan (nsional.inilah.com)

Pada awal pemerintahan, Presiden terpilih Joko Widodo yang lebih akrab dipanggil Jokowi suatu hari menyampaikan sambutan dan di belakangnya berdiri mulai dari Panglima TNI beserta Kepala Staf TNI AD, AL dan AU, Kapolri serta Kepala BIN. Sebuah pemandangan menarik, karena berdirinya para pejabat militer, polisi dan intelijen tersebut dapat dibaca sebagai kekuatan yang melekat bersama dan mendukung di belakang pimpinan nasional. Itulah awal dari geliat kepemimpinan presiden.

Nah, para pejabat tersebut yang rata-rata dari Angkatan Akabri tahun 1981 tersebut, saat ini sudah mendekati masa pensiun dan akan diganti dengan pejabat yang baru. Dari data terlihat Angkatan serta umur mereka, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko (1981/57 th), Kasad Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (1982/54 th), Kasal Laksamana TNI Marsetio (1981/58 th), Kasau Marsekal TNI Putu Dunia (1981/58 th) dan Kapolri Jenderal Pol Sutarman (1981/57 th), serta Letjen TNI (Pur) Marciano Norman (1978/60 th).

Dari beberapa pejabat teras tersebut yang paling muda adalah Kasad (54 tahun), tetapi yang lainnya sudah pensiun atau mendekati masa pensiun. Dalam sebuah regenerasi kepemimpinan baik di TNI maupun Polri, umumnya para penggantinya dipilih dari mereka yang sudah berbintang tiga, pernah terjadi juga ada yang dari bintang dua.

Nah, kemarin penulis bertemu dengan beberapa teman dari komunitas intelijen, ngobrol ngalor-ngidul, dan akhirnya membahas calon Kapolri pengganti Jenderal Pol Sutarman. Dari beberapa calon bintang tiga, pada saat pemilihan calon pengganti Kapolri Timur Pradopo, Kompolnas memunculkan tiga nama yaitu Komjen Pol Anang Iskandar, Komjen Pol Sutarman dan Komjen Pol Budi Gunawan. Pada akhirnya Presiden SBY memilih Sutarman sebagai Kapolri.

Kini pertanyaannya siapa calon kuat pengganti Sutarman? Apabila dilihat dari rekam jejaknya, maka Komjen Pol Budi Gunawan bisa masuk sebagai calon kuatnya. Dari Pangkat dan gelarnya, Komjen Pol. Drs. Budi Gunawan, S.H., MSi., Ph.D. (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 11 Desember 1959; tiga hari lagi berumur 54 tahun) adalah sosok yang dikenal dekat dengan Ibu Ketua Umum PDIP Megawati. Pada saat berpangkat Komisaris Besar (Kombes) Budi pernah menjabat sebagai Ajudan Presiden RI di masa pemerintahan Megawati (2001-2004). Kedekatan itu terus terjalin terus, juga saat pemilu dan pilpres 2014. Bahkan pernah ramai diberitakan Budi Gunawan pernah mengadakan pertemuan dengan tokoh PDIP Trimedia Panjaitan, hingga Kadivhumas Mabes Polri perlu meluruskan pemberitaan media.

Di kalangan Polri, Budi dikenal sebagai salah satu Jenderal yang pintar dan cerdas. Perwira intelektual terbaik dan brilian yg dimiliki Polri saat ini, ia merupakan lulusan terbaik Akpol 83 peraih penghargaan Adhi Makayasa yang sangat prestisius, ia selalu tercatat meraih peringkat satu dan lulusan terbaik di setiap pendidikan Polri yg dilaluinya seperti saat sekolah PTIK, Sespim Polri, Sespati Polri dan Lemhannas (Wiki).

Budi Gunawan adalah jenderal termuda di Polri dengan pangkat Brigjen saat menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Karyawan (Karo Binkar) Mabes Polri, selanjutnya menjadi Kepala Selapa Polri, Kapolda Jambi kemudian naik bintang dua (Irjen Pol) dengan jabatan Kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv BinKum). Budi kemudian menjadi Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam), Kapolda Bali kemudian naik bintang tiga (Komjen) ketika dipromosikan menjadi Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) hingga saat ini.

Mengapa Budi Gunawan menjadi calon kuat? Pertama Budi cukup baik hubungannya dengan elit PDIP (partai penguasa), khususnya Ketua Umum, dan jelas juga sangat baik dengan Presiden Jokowi yang parpol pendukungnya adalah PDIP. Dengan rekomendasi Megawati, maka Budi Gunawan akan sulit ditandingi dalam persaingan sebagai kandidat calon Kapolri. Disamping itu, di internal Polri jelas mengakui kecerdasannya sejak lama, dengan pemikiran-pemikiran strategis dalam mengelola kepemimpinan di Polri. Budi Gunawan juga mempunyai gelar sebagai ilmuwan (Phd).

Hanya masalah yang kurang baik terkait berita miring masa lalu tentang polisi gendut nampaknya akan muncul begitu Budi ditetapkan sebagai Kapolri. Saat dicalonkan menggantikan Kapolri Timur Pradopo, Budi Gunawan pernah mengunjungi KPK untuk melaporkan harta kekayaannya. Disamping itu bila muncul berita miring akan mudah disanggah, disamping kemampuan komunikasi politik Jokowi yang selalu tanpa beban mampu menjawab pertanyaan sesulit apapun. Sebagai contohnya saat Prasetyo ditetapkan sebagai Jaksa Agung, ada juga berita miringnya, tetapi kini semuanya sirna.

Itulah sekelumit berita salah satu calon Kapolri yang akan menggantikan Jenderal Pol Sutarman. Kalau dilihat dari usia, sebenarnya Sutarman baru berumur 57 tahun (lahir 5 Oktober 1957), menurut ketentuan pensiun umur 58 tahun. Tetapi kembali lagi, semua pergantian pejabat tinggi negara adalah hak prerogatif presiden

Kita tunggu bersama keputusan presiden, walau pemilihan Kapolri saat ini nampaknya akan lancar, mengingat calonnya sudah sangat jelas. Presiden tidak terlalu ribet dalam menentukan pejabat, seperti saat memilih Jaksa Agung atau Mensekab. Memilih Kapolri tidak akan sesulit seperti memilih Jaksa Agung atau Kepala BIN yang erat dengan pelbagai kepentingan serta berbau geliat politik serta urusan gengsi. Siap-siap deh Pak Budi, jangan lupa ngundang kalau selamatan ya.

Semoga garis tangannya tidak berubah, tetapi yang penting apakah memang takdirnya jadi bintang empat? Analisis ini sudah benar bukan? Hanya takdir yang kita tidak tahu, tetapi harus kita percayai dan hanya Tuhan Maha Kuasa yang tahu. Kalau presiden memilih yang lain, ya disyukuri kan Pak Budi, ikhlas dan sabar, itulah muslim sejati. Salam.

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen, www.ramalanintelijen.net.

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.