Pemilihan Calon Panglima TNI, Dari Persepsi Intelijen
13 November 2021 | 8:07 am | Dilihat : 275
Penggantian Panglima TNI sebelum Panglima TNI aktif Marsekal TNI Hadi Tjahyanto mencapai usia pensiun pada 8 November 2021 dan akan berakhir 1 Desember 2021 merupakan berita menarik karena ada dua persepsi mana calon yang tepat untuk dipilih. Disebutkan bahwa hak prerogatif ada pada presiden siapa yang dikehendakinya. Tetapi ada teman satu Angkatan penulis Komjen Pol (Purn) Taufikurrahman Ruki yang menanggapi artikel penulis, menyebutkan kalau hak prerogatif mengapa harus fit and propper tes ke DPR? Ini yang perlu dianalisis lebih lanjut.
Nah, sebelum Kasad Jenderal Andika Perkasa terpilih, publik banyak menulis dan berpendapat calon yang pantas dan berpeluang hanya dua yaitu Kasal dan Kasad. Penulis membuat beberapa artikel sebagai masukan dari persepsi intelijen dan diposting di Kompasiana.com, dimana penulis tahun 2009 diangkat menjadi Bapak Publik Blog Kompasiana, terus menulis dan hasil tulisan sudah dicetak mejadi empat buah buku. Analisis berupa sudut pandang sisi intelijen, saran pemecahan kebuntuan serta faktor-faktor yang mempengaruhi, baik internal maupun external.
Kelegaan hati penulis karena adanya pendukung publik antara Andika Perkasa dan Yudo Margono tidak kisruh. Jabatan Panglima TNI ini paling bergengsi bagi seorang perwira tinggi, termasuk korpsnya. Dialah yang memegang rantai komando kedali bila terjadi perang. Secara singkat, kelegaan hati penulis karena Andika dinilai oleh raksasa dunia (AS) yang mau menunjukkan iktikad baik bekerja sama, seperi melakukan latihan perang dengan sandi Garuda Shield di saat pandemi. Sudah lama AS dalam perseteruannya bersaing melawan China Tiongkok mengharapkan Indonesia sedikit berpaling ke pihaknya.
Tetapi dengan alasan politik LN bebas aktif Indonesia sulit bergeser dan dinilai AS condong ke China walau Presiden Jokowi sudah memberikan alasan hanya berupa perdadangan. Salah satu contoh, dalam mengatasi pandemi vaksin terbanyak kita dapat dari China. Bagi AS mereka tidak peduli bila menyangku kepentingan nasionalnya mereka akan menggunakan tujuh instrumen dalam operasi conditioning.
Dari sejarah, AS pernah menyerbu Vietnam, kemudian menjauhkan pemimpin Libya Muammar Khadafie, menjatuhkan Pemerintahan Taliban yang melindungi Osama bin Laden, menyerbu Irak dasn berhasil menjatuhkan Sadam Husein, terlibat dalam melindungi Israel dengan mengganggu negara-negara musuh besar Israel. Dalam pengalaman bertugas saat menjadi penasihat Menhan Bapak Matori Abdul Djalil, setelah bom bali pertama 2001, penulis diperintahkan kordinasi denga Kabin (Pak Hendro) memberi informasi bahwa yang mengebom adalah Al Qaeda dan Jamaah Islamiah, saat itu penulis menilai sebuah statement nekat.
Setelah Kabin mendukung, Menhan membuat pernyataan, dimana saa itu kekuatan radikal dominan di dalam negeri. Menhan menjelaskan ke penulis bahwa apabila Indonesia tidak tegas menyebut posisinya maka AS dan Ausrali akan melaksanakan prime strike, mengejar terorid di dalam negeri Indonesia dengan kekuatan nyata. Ngeri membayangkan bila kita yang belum tahu permasalahan harus menerima beberapa ribu pasukan atau harus bertempur dengan mereka, Alhamdulillah message Menhan diterima dan kita menunjukkan anti teroris.
Nah, dalam pemilihan calon Panglima TNI, penulis dalam salah satu artikel menulis, untuk memilih Andika lebih aman, dengan alasan pertama kita memberikan pesan ke AS Andikalah yang mampu berperan mewadahi ambisi AS mempersiapkan pangkalan depan bila erjadi konflik keras dengan China. AS diijinkan latihan Operasi Lintas Udara, pasukan gabungan diterbangkan dari Guam ke tiga spot di Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. AS bila berperang denga China butuh pangkalan aju dan pangkalan depan, tidak bisa berdiri sendiri. Pengalaman Oprasi Udara di Timur Tengah, pesawat militer AS tidak diberikasn clearance terhadap ruang udara dan pangkalan di Pakistan.
Sejak tahun 2009 Presiden Obawa sudah menyampaikan bahwa AS butuh dua mitra Malaysia dan AS, PM Najib menolak karena dekat dengan China, menurut penulis Najib jatuh karena ops clandestine, soal korupsi di M1DP, yang membongkar FBI.
Idonesia target kedua, mau di Najibkan atau sementara dibiarkan. Langkah Indonesia menekankan kita berhubungan dengan China hanya karena perdagangan,Pak Jokowi sangat cerdik dan mampu membuat perimbangan, akhirna Raksasa berkulit merah itu tidak jadi tiwikromo setelah MenlU Retno Marsudi ke AS bertemu Menlu AS Aitken. Dalam laihan TNI AD dengan pasukan AS lancar, Kasad ini faham karakter AS dan sangat faseh bebahasa Ingris, Maka Andika dipilih sebagai message dan niat baik Indonesia,
Joe Biden mengirim banyak peralatan mengatasi covid, disamping itu juga kita faham parpol, terbesar di Indonesia cenderung berpihakAndika dan ke Godfather-nya .Kita sudan sepakat mejaga netralitas di Laut China Selatan, artinya pendulum sudah bergeser. Nah, singkat cerita silahkan klik link dibawah ini berupa analisis pemilihan Calon Panlima TNI. Kalau saran-saran penulis hanyalah tulisan tingan seorang prajurit tus, lebih kepada jangan sampai telat mikir (telmi) di usia senja, tetapi penulis tetap cinta sampai mati kepada NKRI. Selamat membaca, semoga bermanfaat, Salam sehat, Pray Old Soldier.
Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan Wongsodidjojo, Pangamat Intelijen, https://www.ramalanintelijen.net
Arsip di Kompasiana :