MARI DUKUNG PPKM DARURAT, TNI DAN POLRI HARUS TEGAS
3 July 2021 | 7:08 am | Dilihat : 299
Pada minggu-minggu akhir ini kita sering mengucapkan kalimat "Innalillahi wainnailaihi rojiun", karena demikian banyak orang yang meninggal karena terpapar corona virus covid-19. Mereka yang meninggal diantaranya saudara-saudara terkasih, teman, kenalan dan tokoh-tokoh pintar dan terkenal. Di kalangan purn.TNI, covid juga memakan korban.
Media memberitakan yang terpapar di Indonesia terus bertambah dan korban meninggal terus naik. Data 1 Juli 2021 ; Total kasus 2.200.000, penambahan dalam 24 jam +24.836, orang yang sembuh 1.890.000, penambahan sembuh +9.874, total meninggal dunia 58.995, penambahan yang meninggal +504.
Banyak orang yang terpapar kemudian sulit mencari RS, karena BOR umumnya sdh diatas 90%. DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan kini menjadi provinsi dengan jumlah yg terpapar terbanyak diantara provinsi lain di Indonesia. Ini jelas tidak boleh dibiarkan, karena Jakarta adalah barometer Indonesia. Kalau Jakarta buruk akibat covid, image Indonesia akan terseret. Harus segera diatasi!
Kalau dipikir, sebenarnya mengapa? Ini dalam intelijen disebut UUK, berupa pertanyaan (Unsur-Unsur Utana Keterangan) yang harus dijawab. Pertama, karena virus SARS-CoV-2 ini tidak kasat mata, jadi orang tidak takut 100%, karena sudah biasa dan umum menemukan orang batuk pilek dan panas seperti flu. Jelas akan berbeda bila virus itu ukurannya sebesar macan, semua pasti sembunyi walau tanpa PPKM pun. Masih banyak yang mengabaikan protokol kesehatan, tidak memakai masker, masih ada yang bandel yang berkerumun, bila ditegur ada yang justru marah-marah.
Kedua, dalam efek berantai covid akhir-akhir ini berkembang diantaranya efek masyarakat yang masih kuat memegang tradisi mudik, pergerakan 2 juta warga Jakarta saat libur lebaran menimbulkan efek negatif penyebaran virus. Warga Jakarta menjadi korban, sulit membendung kiprah virus ditambah serangan varian Delta bak tembakan mitraliur. Ketiga, ketegasan aparat dinilai masih agak kurang, masih punya toleransi yang memberi peluang virus berkiprah, pernah terjadi ada anggota Satpol PP dimaki-maki anak muda karena ditegur tidak memakai masker. Apakah masih berani kalau yang menegur Marinir?
Memang sulit mengatasi efek kepada dampak perekonomian kalau kebijakan lock down penuh diberlakukan. Selain itu juga bisa memunculkan dampak sosial dan keamanan. Ini yang dihitung pemerintah di sebuah negara demokrasi. Tapi kini virus meledak, ekonomi jelas tidak bisa maju bila virus meledak dan korban meninggal terus naik. Semacam buah simalakama yang harus dipilih pemerintah.
Nah, bagaimana dan apa langkah pemerintah? Kebijakan pemerintah adalah menyuntik Vaksin utk mencapai herd immunity, sekitar 70% jumlah penduduk. Tetapi jelas kita butuh waktu untk mencapai ini, dari 270 jutaan penduduk hingga 1 Juli 2021 dilaporkan baru 30 jutaan warga dapat suntikan pertama dari target 180 juta. Target presiden hingga Agustus 2021, vaksinasi di Jakarta harus tercapai 7 juta dari 11 jutaan warga. Kita harus sabar dan tabah bersama-sama. Di pemerintahan dan Satgas penanggulangan covid berkumpul para ahli virus, epidemiolog dan lain-lain yang hebat, mereka sedang mencari strategi yang tepat sasaran tercapai dengan keseimbangan.
Pola hidup masyarakat yang sudah jenuh dengan tekanan protkes selama ini membuat disiplin menurun, maka varian ganas terutama Delta semakin berkembang dan meluas. Spt kata presiden Jokowi, kita jangan takut karena 84% yang terpapar bisa sembuh. Jadi kuncinya untuk menyelamatkan diri selain protkes adalah dengan menjaga imunitas tetap tinggi. Video terlampir menunjukkan ada 7 hal yang harus dipenuhi terkait imunitas, sekarang terserah kepada kita masing-masing.
Dalam ilmu intelijen sasaran lawan dalam pertempuran adalah menyerang titik rawan sebagai target utama. Dalam perang melawan virus, titik rawan bangsa kita adalah perilaku ingin bebas, buruknya disiplin, adanya tingkat hidup yang rendah, banyaknya penyandang komorbid semua usia, banyaknya lansia (sekitar 21 juta) dan anak-anak (sekitar 600 anak meninggal). Oleh karena itu, bagi mereka yg punya komorbid seperti darah tinggi, diabetes, cancer, jantung dan lainnya agar waspada, terlebih bagi para Lansia. Persoalannya apakah tiap orang di sini mengetahui bahwa dirinya punya komorbid?
Walau sudah dua kali di vaksin, anti body yang terbentuk bervariasi nilai minimalnya adalah 0,8 U/mL, umumnya anti body lansia rendah dan bahkan ada yang tidak terbentuk sesuai efikasi vaksin, jadi tetap bisa fatal bila tersentuh covid. Kita harus mewaspadai pengamanan personil di kantor, di rumah atau tempat pertemuan terhadap kemungkinan sumber penularan.
Dahulu di awal covid, Italy hancur dan korban banyak yang meninggal karena orang-orang tua tertular anaknya yang masih bekerja. Di sini juga umumnya sama, waspadai tetangga yang tinggalnya rapat, pembantu, sopir pulang pergi, teman sekantor, saudara yang bertamu bahkan anggota keluarga serumah yang masih bekerja. Kita lihat kini semakin berkembang cluster keluarga, cluster kantor, cluster komplex perumahan, ini jelas makin berbahaya. Oleh karena itu mari kita ikut mendukung PPKM Darurat, yang diberlakukan mulai 3 Juli hingga 20 Juli 2021. Harus disiplin!
Pray bangga dan mendukung teman satu lichting Akabri Pertama 1970, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan yang dipercaya Presiden Jokowi menjadi Panglima perang (Koordinator wilayah) lawan Covid di pulau Jawa dan Bali selama PPKM Darurat. Kalau kita landai-landai, maka Covid akan makin berjaya. Ini pertaruhan kita bersama melawan virus yang tidak kasat mata tapi mematikan itu. Kita harus menang.
Pemerintah beberapa waktu terakhir terpaksa terus menambah tempat tidur di rusun, tenda-tenda untuk isolasi, tidak terbayangkan bila fasilitas kesehatan lumpuh. Penyebaran covid harus ditekan, dikendalikan dengan tegas dan keras, tidak ada waktu santai lagi. Kini saatnya TNI mengerahkan pasukan dalam dua minggu bersama Polri tanpa kompromi menerapkan aturan PPKM Darurat.
Masyarakat jangan panik, tidak perlu resah, kita taati aturan melawan covid yang ditetapkan pemerintah. In Sya Allah, mari kita berdoa, setelah dua minggu mendatang akan turun, Aamiin. Semoga bermanfaat, Pray Od Soldier.
Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen, www.ramalanintelijen.net