SIAPA CALON PANGLIMA TNI?

14 June 2021 | 7:29 pm | Dilihat : 444

Perwira tinggi TNI AU yang dipercaya menduduki jabatan Panglima TNI baru dua, pertama Marsekal TNI Djoko Suyanto dan kedua Marsekal TNI Hadi Tjahjanto . Sesuai persyaratan yang berlaku, jabatan Panglima dipilih presiden dari salah satu Kepala Staf Angkatan saat akan dilakukan penggantian. Pak Djoko kemudian selanjutnya oleh Presiden SBY dipercaya untuk menduduki jabatan Menkopolhukam. Kini setelah tidak berada di birokrasi, masih berkenan mengurusi purnawirawan TNI AU sebagai Ketua Umum PPAU (Perhimpunan Purnawirawan TNI Angkatan Udara).

Sementara Marsekal Hadi menjadi Panglima TNI pada era kepemimpinan Presiden Jokowi sejak tanggal 8 Desember 2017 menggantikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Dari data biografi, pada tanggal 8 Desember 2021 pak Hadi akan memasuki usia pensiun, dan  akan digantikan . Sebagai pejabat yg selama ini dipercaya dan dikenal dekat dengan Presiden Jokowi, prediksi Pray beliau akan mengikuti jejak pak Djoko, kemudian akan masuk ke kabinet, Aamiin.

Pertanyaannya, siapa calon Panglima TNI pengganti pak Hadi? Saat ini calon jelas ada tiga, yaitu Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D.( lahir di Bandung, 21 Desember 1964,  Alumnus Akmil 1987). Kedua, Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M. ( lahir di Madiun, Jawa Timur, 26 November 1965, Alumnus AAL 1988) dan ketiga, Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., (lahir di Jakarta, 9 April 1966, Alumnus AAU 1988).

Presiden dalam memilih Panglima yang baru jelas akan mendapat input dari Panglima TNI, pejabat terkait (Menkopolhukam, Menhan, Kabin dan beberapa sesepuh), tapi yang jelas sumber utamanya adalah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai petahana. Dari pengamatan intelijen, salah satu kunci yang akan dipilih, adalah siapa yang bisa bekerja sama secara erat dengan Kapolri, akan dilihat dari rekam jejaknya.

Dari catatan dan persepsi intelijen, duo TNI + Polri dalam beberapa tahun terakhir sukses dan mampu meredam gegeran indikasi pecahnya bangsa ini sejak pilpres yang cukup serius pada tahun 2019. Saat itu publik terbelah dua, bila duo Kapolri dan Panglima TNI tidak kompak, grusa-grusu,  diperkirakan akan jatuh korban banyak.

Menurut penulis presiden akan menilai utamanya karakter si calon selain leadership, kira-kira itu. Pak Jokowi akan berpegang kepada falsafahnya yang selama ini sukses diterapkan (Lamun siro sekti, ojo mateni, Lamun siro banter, ojo ndhisiki, Lamun siro pinter, ojo minteri). Sebagai penutup, kita percaya kepada takdir, apapun situasi dan kondisinya, siapapun yang sudah ditakdirkan oleh Allah, jadi ya jadi.

Manusia itu tidak perlu ngoyo, karena tiap seseorang yang memegang amanah, semakin besar tanggung jawabnya, maka ujian dan cobaan akan semakin berat. Sebaiknya para calon mengaca kasus-kasus pejabat- pejabat tinggi masa lalu, yang hebat, di posisi puncak, power full, tapi saat terakhir tergelimpang. Seringnya orang awam termasuk penulis tidak tahu sebab musababnya mengapa musibah bisa merambat bahkan sampai  keturunannya. Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier.

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen, www.ramalanintelijen.net

This entry was posted in Hankam, Politik. Bookmark the permalink.