HERD IMMUNITY TIDAK DIRENCANAKAN, INDONESIA BERSIAP HADAPI ERA NORMAL BARU

22 May 2020 | 9:45 am | Dilihat : 165

af01b90b-f7be-4075-8d64-29fe546d8642

Jumlah penambahan kasus Corona (COVID-19) di Indonesia pada hari ini (29/5) turun dibanding hari sebelumnya (sumber : detikcom)

Herd immunity atau kekebalan kelompok secara teori adalah kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Semakin banyak orang yang kebal terhadap suatu penyakit, semakin sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena tidak banyak orang yang dapat terinfeksi (ref. alodokter). Cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan kekebalan pada banyak orang sekaligus adalah vaksinasi.

Bila dalam waktu yang bersamaan, hampir semua orang dalam suatu kelompok yang sama dengan orang tadi juga memiliki kekebalan terhadap suatu jenis virus maka kesempatan virus tersebut untuk menyebabkan penyakit dan menular menjadi sangat kecil.

Selain dengan vaksin, kekebalan tubuh juga bisa didapatkan secara alami oleh orang-orang yang berhasil sembuh dari penyakit infeksi tertentu. Setelah pulih dari suatu penyakit infeksi, tubuh akan memiliki antibodi untuk melawan kuman penyebab infeksi tersebut bila suatu saat kuman ini menyerang kembali. Jadi, semakin banyak orang yang terinfeksi dan sembuh, semakin banyak juga orang yang kebal dan herd immunity pun akan terbentuk. Namun,terbentuknya herd immunity secara alami ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan risikonya juga tidak kecil.

Bisakah Herd Immunity Menekan Penyebaran COVID-19 di Indonesia?

Hingga kini, belum ada vaksin untuk virus Corona. Para peneliti pun masih berusaha untuk mengembangkan vaksin tersebut. Jadi, pembentukan herd immunity melalui vaksinasi belum bisa dilakukan. Selain itu tipe virus Corona yg berkembang di Indonesia setelah dilakukan kordinasi oleh LBM Eijkman dengan lembaga lain di LN, ternyata covid-19 di Indonesia berbeda dengan 3 tipe virus negara2 lain. SARS-CoV-2 terus bermutasi, ini lebih menyulitkan pembuatan vaksin khusus Indonesia. Demikian juga Cambridge University meneliti ada tiga tipe corona virus A, B dan C yang kemudian bermutasi, sulit menentukan satu vaksin, karena perbedaannya. Masih dibutuhkan waktu lama untuk menemukan vaksin.

Sedangkan pembentukan herd immunity secara alami dengan membiarkan banyak orang terinfeksi virus Corona di Indonesia juga bukanlah cara yang benar dan bijak. Bagi suatu negara dengan penduduk 269.603.400 jiwa seperti Indonesia, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencapai herd immunity.

Selain itu COVID-19 dapat berakibat fatal, jumlah korban jiwa akibat infeksi ini akan sangat tinggi bahkan sebelum herd immunity tercapai. Belum lagi, tidak sedikit jumlah orang di Indonesia yang rentan terhadap infeksi virus Corona, misalnya lansia atau orang dengan penyakit penyerta, seperti penyakit jantung, paru atau diabetes.

Herd Immunity Tidak Akan Diterapkan di Indonesia

Jubir COVID-19 Tepis Kabar "Penerapan Herd Immunity di Indonesia" yang dimuat situs liputan6.com pada 22 Mei 2020.Dalam artikel tersebut, Pemerintah Republik Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak pernah merencanakan penerapan konsep herd immunity untuk menanggulangi COVID-19 "Pemerintah tidak pernah memikirkan," kata Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dengan tegas saat dihubungi oleh HealthLiputan6.com pada Jumat (22/5/2020).

Cara terbaik yang bisa diterapkan adalah memutuskan rantai penularan, yaitu dengan melakukan berbagai upaya untuk mencegah penularan. Terapkan physical distancing, lakukan cuci tangan secara rutin, jaga daya tahan tubuh, serta batasi pergi ke luar rumah.

Presiden Jokowi Minta Masyarakat Bersiap untuk Hadapi Era Normal Baru

Di tengah ketidakpastian kapan berakhirnya virus corona, kini muncul istilah baru yakni era normal baru. Presiden Jokowi meminta masyarakat bersiap untuk menghadapi era normal baru.Kondisi ketika masyarakat bisa kembali beraktivitas secara normal, tetapi harus tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.

"Bapak Presiden menekankan pentingnya kita harus bersiap siaga untuk menghadapi era normal baru, kehidupan normal baru," kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy usai rapat dengan Presiden, Senin (18/5/2020).

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyampaikan, keluarga memiliki peran penting dalam membiasakan cara hidup new normal. Pandemi Covid-19 merupakan masalah yang sangat kompleks, akan melibatkan banyak hal dan menghabiskan banyak sumber daya.

“Mari kita mencegah, apapun yang terjadi kita harus mencegahnya. Bukan berarti tidak melakukan apapun, tidak ada ruang untuk kita jadi ketakutan, tidak ada ruang juga untuk gegabah menghadapi Covid-19," terangnya.“Kami minta kepada saudara-saudara mari putuskan permasalahan ini, kita jalani normal hidup yang baru." tambahnya. Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier. (Artikel di update 30 Mei 2020)

Penulis : Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, www.ramalanintelijen.net

This entry was posted in Sosbud, Umum. Bookmark the permalink.