Konsep Strategis AS di LCS, Peningkatan Bilateral Dengan Indonesia Sebagai Mitra
21 April 2017 | 8:14 am | Dilihat : 669
Wakil Presiden AS bertemu dengan Presiden Jokowi Kamis (20/4/2017) di Jakarta (foto :galaberita)
Dalam analisis intelijen, kata mengapa adalah bagian tersulit dan terpenting bagi para analis untuk memberikan kesimpulan bagi end user, agar mereka tidak keliru dalam mengambil keputusan. Terlebih apabila end user tersebut adalah seorang pimpinan nasional sebuah Negara. Penulis percaya bahwa dalam kunjungan Wakil Presiden AS, Mike Pence ke Indonesia sudah dianalisis para pembantu presiden dengan pertimbangan situasi internasional.
Penulis mencoba menyampaikan apa sebenarnya tujuan seorang wapres Negara super power itu memilih Indonesia menjadi Negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang dipilih untuk dikunjungi setelah mengunjungi Korea Selatan dan Jepang. Seteleh Indonesia, Pence akan berkunjung ke Australia dan kembali ke Hawai.
Dalam kunjungan tersebut, sebaiknya kita melihat dari sisi Amerika, mengapa Indonesia menjadi penting, bukan hanya dari sisi Indonesia, karena presiden Jokowi bisa terjebak dan keliru membaca sikon yang berlaku. Oleh karena itu mari kita bahas dengan pisau bedah intelstrat untuk menjawabnya.
Kekecewaan Jokowi kepada Raja Arab
Sebelum kunjungan Wapres Mike Pence ini, Indonesia heboh dengan kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud yang memperpanjang liburannya selama 3 hari hingga 12 Maret 2017 di Bali. Presiden Jokowi saat berada di Cirebon, Kamis (13/4/2017) menyatakan kekecewaannya terhadap Raja Arab Saudi tersebut, investasi yang dilakukan Arab Saudi ke China jauh lebih besar dibandingkan ke Indonesia.
Sebagai tanda terima kasih, saat ke Indonesia, Raja Salman menanam investasi USD7 miliar (Rp 93 triliun) di Indonesia meliputi kesepakatan dengan perusahaan minyak Saudi Aramco senilai USD6 miliar atau setara Rp80,2 triliun untuk pengembangan refinery development master plan (RDMP) kilang Cilacap, Jawa Tengah. Selain itu, Indonesia menerima kucuran dana USD1 miliar atau Rp13 triliun dari Saudi Fund Development untuk keperluan pembangunan infrastruktur, air minum, dan perumahan.
Kekecewaan Jokowi dinyatakannya setelah diketahui bahwa Raja Salman melakukan investasi yang sangat besar di China. Pada hari pertama kunjungannya ke China belum lama ini, Raja Salman menyaksikan penandatanganan sejumlah kesepakatan antara Arab Saudi dengan China senilai USD65 miliar (Rp867 triliun) pada hari pertama kunjungan ke Beijing. Presiden Jokowi mengatakan, “Namun, setelah saya mengetahui bahwa investasi Arab Saudi lebih besar saat berkunjung ke China di situ saya merasa kecewa padahal sudah saya payungi dan kemudikan sendiri," kata Jokowi di Cirebon, Kamis (13/4/2017). Jokowi mengatakan telah melakukan servis besar-besaran terhadap Raja Arab tersebut. Jokowi mengungkapan, dia pun rela menjadi supir Raja Salman selama berada di Indonesia.
Kekecewaan presiden membuktikan adanya informasi yang tidak tepat tentang tujuan kunjungan tersebut yang lebih besar latar belakangnya, Raja dan 1.500 orang rombongannya hanya ingin berlibur ke Bali. Disinilah pentingnya arti ketajaman informasi latar belakang kunjungan pimpinan nasional sebuah Negara ke Indonesia.
Siapa Michael Richard 'Mike' Pence ?
Kunjungan Pence ke kawasan Asia Pasifik merupakan lawatan keduanya sebagai wakil presiden, dimana kunjungan pertamanya dilakukan bulan Februari 2017 ke Jerman dan Belgia untuk bertemu dengan para pejabat NATO dan Uni Eropa. Secara pribadi, Pence berbeda dengan Presiden Donald Trump. AP menjelaskan sosok Pence yang menarik, sebagai pendamping Trump. Jika Trump dikenal karena ketidakpastian dan suka berbicara blak-blakan, Pence memproyeksikan kerendahan hati Midwestern yang sopan dan lebih terukur dalam pidato-pidatonya, dia jarang menggunakan catatan. Kunjungannya ke Jerman dan Belgia pada Februari khusus untuk bertemu dengan para pejabat NATO dan Uni Eropa lebih menunjukkan adanya jaminan bahwa AS akan menghormati komitmennya untuk NATO, bahkan setelah Trump mengatakan aliansi militer itu "usang."
Bilateral AS dan Indonesia dan kemitraan akan ditingkatkan (foto : republika)
Pence adalah gubernur Indiana dan mantan anggota Kongres. Dia anggota konservatif terkemuka di Kongres selama AS diperintah oleh George Bush dan Barack Obama, dimana dia sering memperjuangkan penyebab anti-aborsi dan mengurangi pengeluaran pemerintah federal. Pence menentang Bush pada rencana pendidikan dan resep obat, dengan alasan bahwa pemerintah telah menyimpang dari prinsip-prinsip konservatif.
Pence terpilih sebagai gubernur Indiana pada tahun 2012, dimana Indiana memiliki hubungan manufaktur dengan Jepang yang signifikan dan Pence melakukan dua misi perdagangan ke Jepang saat menjabat sebagai gubernur. Toyota, Subaru dan Honda semuanya memiliki pabrik di Indiana dan perusahaan Jepang mempekerjakan puluhan ribu pekerja di negara bagian. Pabrik Honda di Greensburg, Indiana, dekat kampung halaman Pence.
Pence sering menggambarkan dirinya sebagai "Seorang Kristen dan seorang konservatif Partai Republik." Istrinya, Karen, seorang mantan guru sekolah dasar, yang dinikahinya sejak tahun 1985 dan mereka dianugerahi tiga anak yang sudah dewqasa. Yang tertua, Michael, adalah seorang perwira Marinir AS, dua putrinya Charlotte, lulusan perguruan tinggi dan pembuat film dan Audrey, sedang kuliah di sebuah perguruan tinggi (ikut dalam kunjungan). Pence sering berbicara tentang keimanan sebagai seorang Kristen dan dia berpartisipasi dalam kelompok yang mempelajari Alkitab di Kongres. Saat berkunjung ke Korea Selatan, Pence menghadiri peringatan Paskah dengan para angggota militer AS dan Korea Selatan serta keluarga mereka.
Sebelum menjadi anggota Kongres, Pence adalah pembawa acara radio dan televisi yang berbicara sebagai konservatif di Indiana pada 1990-an. selama era tersebut, Pence suka menyebut dirinya “Rush Limbaugh on decaf. "
Konsep Hubungan Bilateral Amerika
Saat berkunjung ke Korea Selatan dan Jepang, Pence dengan tegas dan jelas menyatakan bahwa Amerika akan tetap melindungi kedua Negara dari ancaman Korea Utara. Pernyataan Pence menindak lanjuti penekanan Presiden Trump yang tidak suka dengan pengembangan nuklir serta peluru kendali (rudal) dari Korea Utara. Secara serius kemudian AS menggeser pergerakan kapal Induk Carl Vinson serta kapal pendukung lainnya ke Laut Jepang dan Semenanjung Korea, menggelar system pertahanan rudal THAAD serta akan mengirimkan pesawat tanpa awak (drones) penyerang ke Korea Selatan. Jelas Amerika tidak memandang ringan Korea Utara karena kenekatan Kim Jong-Un dalam melakukan peluncuran rudal dan pengembangan ICBM yang suatu saat bisa mencapai AS.
Wapres Jusuf Kalla menerima Wapres AS Mike Pence Kamis, 20 April 2017 (foto : nasional.kompas)
Saat bertemu dengan Wapres Jusuf Kalla, kedua pejabat membahas peningkatan kerja sama ekonomi, investasi maritim, penanggulangan terorisme, toleransi beragama, dan keberlanjutan peran Amerika Serikat di Asia dan Pasifik, terutama Asia Tenggara.
Jusuf Kalla mengatakan pembicaraan antara keduanya hanya menekankan soal penguatan hubungan bilateral antara kedua negara. Jusuf Kalla menjelaskan Mike Pence ingin hubungan Indonesia-Amerika Serikat tidak bersifat multilateral melainkan lebih bersifat bilateral. Jusuf Kalla menyatakan, "Mereka lebih inginkan hubungan bersifat bilateral dan bukan multilateral seperti Trans Pasific Partnership (TPP)," katanya Kamis (20/4/2017). Amerika Serikat mencanangkan "American First" yang intinya adalah meningkatkan hubungan perdagangan serta investasi di negara lain.
Pence menyatakan, "Di bawah kepemimpinan Trump, Amerika mencari perdagangan bilateral yang bebas dan adil demi terciptanya lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi bagi kedua negara,"
Kepentingan AS di Kawasan Laut China Selatan
Alasan kunjungan Pence ke Indonesia terlihat dari yang disampaikan oleh Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph R Donovan, mengatakan komitmen Washington terhadap Indonesia bisa terlihat dari kunjungan Pence, sebab, dari empat negara, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang dikunjungi Pence. “Kunjungan Wapres Pence ini ditunjukan sebagai komitmen kami yang menekankan pentingnya Indonesia sebagai negara mitra strategis AS,” kata Donovan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tangerang, pada Selasa (11/4).
Nah, nampaknya yang disampaikan ke dua Wapres intinya AS lebih menginginkan penguatan hubungan bilateral tidak bersifat multilateral. Bagaimana membaca sinyal Pence ini? Dubes AS, Donovan mengatakan Indonesia penting bagi AS sebagai mitra strategis. Berarti AS melihat Indonesia bukan dalam kapasitas sebagai anggota Asean, tetapi Indonesia dilihat AS dalam posisi geografis strategis di kawasan Asia Tenggara.
Kebijakan dasar politik luar negeri AS jelas tidak akan berubah, mereka sudah mempunyai perencanaan bahkan hingga seratus tahun kedepan. Amerika sejak 2009 nampaknya memetakan ambisi China tentang strategi penguasaan dan pengamanan kawasan LCS kemudian di perluas hingga Samudera Hindia dan bahkan hingga pengamanan jalur laut ke kawasan Afrika dan Eropa. Presiden China Xi Jinping mencanangkan visi Jalan Sutra Maritim (JSM) abad ke-21 yang berupa pembangunan prasarana transportasi laut dari China melintasi Asia Tenggara ke Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa dan Afrika.
China berkomitmen akan menyediakan dana hingga US $ 40 Miliar untuk pembangunan pelabuhan laut dalam (deep sea port) dilokasi-lokasi strategis di rute Jalan Sutra Maritim (JSM) tersebut. China telah melakukan pembangunan landasan pesawat dan pelabuhan laut di gugusan karang Paracel Island.
Dilain sisi, Amerika Serikat secara tegas menyatakan bahwa kawasan Laut China Selatan merupakan daerah yang tidak benar apabila hanya dikuasai oleh China. Sikap AS itu tercermin dari pernyataan Presiden Barack Obama pada saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Jepang tanggal 14 November 2009. Obama menegaskan pandangannya terhadap masa depan kawasan Asia Pasifik serta konsep kemitraan dengan beberapa negara-negara yang ada di sekitarnya. Menurut Obama, di kawasan Asia Pasifik, ekonomi yang terkendali telah digantikan dengan pasar terbuka. Kediktatoran berubah menjadi demokrasi. Standar kehidupan meningkat sementara kemiskinan berkurang. Dan lewat perubahan-perubahan ini, keberuntungan Amerika dan Asia Pasifik semakin erat dan terkait.
Amerika punya kepentingan dalam masa depan di Asia Pasifik, karena apa yang terjadi mempunyai pengaruh langsung pada kehidupan mereka. Dikatakan oleh Obama, "Disinilah kami terlibat dalam sebagian besar perdagangan kami dan membeli kebanyakan barang-barang kebutuhan kami. Dan disini pula kami bisa mengekspor lebih banyak produk kami dan dalam prosesnya menciptakan lapangan pekerjaan di tanah air. Ini merupakan tempat dimana risiko perolehan senjata nuklir mengancam keamanan dari dunia dan dimana para ekstremis yang menyalah gunakan sebuah agama besar merencanakan serangan di kedua benua kita.
Dalam menghadapi tantangan di kawasan Asia Pasifik, khususnya di Laut China Selatan, Amerika akan memperkuat persekutuan-persekutuan lamanya dengan Jepang, Korea Selatan, Australia, Thailand dan Filipina. Sementara dua negara lain yang dinilai penting oleh AS adalah Malaysia dan Indonesia sebagai mitra baru. Keduanya dinilai sefaham karena menganut faham demokrasi dan juga semakin baik dalam mengembangkan perekonomiannya. Dalam konsep tersebut terlihat bahwa Amerika sedang berusaha menata sekutunya di kawasan Asia Pasifik dalam persiapan mengatasi ambisi China yang demikian besar di LCS di masa mendatang.
Dalam kondisi tersebut, kini muncul sebuah ancaman baru yang apabila dibiarkan akan menjadi duri bagi AS. Korea Utara menempatkan AS, Jepang dan Korea Selatan sebagai musuh. Mereka membangun senjata nuklir, rudal jarak jauh dan mungkin senjata kimia. Dengan demikian maka musuh taktis yang dihadapi AS adalah Korea Utara, musuh strategisnya China.
Point Penting Kunjungan Pence ke Indonesia
Dalam sebuah kunjungan, pembicaraan antar kepala Negara ada yang sifatnya terbuka dan ada yang sifatnya tertutup (confidential). Dalam hal ini pemerintah sebaiknya membaca apa arti mitra bagi AS. Sejak tahun 2009, pemerintah AS dibawah Obama menekankan akan memperkuat persekutuan dengan empat Negara dan bahkan kini ditambah Singapura, selain itu AS membutuhkan Malaysia dan Indonesia sebagai mitra baru.
Mengapa Pence menegaskan AS menginginkan hubungan bilateral dengan Indonesia bukan multilateral? AS nampaknya kecewa dengan Malaysia yang menolak menjadi mitranya. Malaysia dibawah PM Najib lebih condong ke China, karena faktor perdagangan. Tanpa dapat dibuktikan, penulis melihat adanya serangan proksi ke Malaysia (kasus MH370, MH17, demo dan diungkapnya isu korupsi Najib.
Nah, melihat beberapa informasi tersebut, sebaiknya pemerintah membaca potensi ATHG dari kunjungan yang dikemas dengan indah tetapi berbahaya. Kita jangan terjebak dengan pandangan orang Indonesia yang merasa bangga bahwa AS melihat Indonesia demikian penting. Sebaikya kita melihat apa pentingnya Indonesia bagi AS.
Dimasa depan, penulis memprediksi bahwa konflik Timur Tengah akan bergeser ke Kawasan Asia Pasifik dan bahkan Asia Tenggara. Tidak sulit membacanya, dimana kawasan yang menjadi perhatian super power, maka Negara-negara di kawasan tersebut harus waspada.
Apabila terjadi konflik keras di Laut China Selatan atau Semenenjung Korea, maka posisi geografis Indonesia menjadi sangat penting. AS dan sekutu, terutama Australia akan membutuhkan Indonesia sebagai pangkalan transit atau pangkalan depan. Inilah konsep sebuah peperangan. AS kini menata mitra jauh lebih awal, karena mempunyai pengalaman kesdulitan saat Pakistan menolak pangkalannya dipergunakan sebagai pangkalan aju. Oleh karena itu saat operasi penyergapan Osama nin Laden di Pakistan, pemerintah Pakistan tidak diberi tahu, operasi sukses dan Pakistan juga tidak berdaya.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia sebaiknya kembali membaca dan mendalami apa sebenarnya keinginan AS dalam soal kemitraan. Jangan terjebak ini dilihat dari sisi ekonomi saja, tetapi sisi pertahanan keamanan menjadi bagian sangat penting bagi AS.
Amerika penting bagi Indonesia dan merupakan mitra dagang terbesar keempat bagi Indonesia. Tahun lalu, nilai perdagangan bilateral Amerika ke Indonesia mencapai US$23,4 milyar. Bahkan pada 2015, perdagangan bilateral US$23,8 miliar dengan surplus Indonesia US$8,6 miliar. Dari sisi investasi, AS merupakan investor asing terbesar ke-7 di Indonesia dengan nilai US$1,16 miliar untuk 540 proyek pada tahun lalu, naik dari capaian tahun sepanjang tahun 2015, US$893,2 juta untuk 261 proyek.
Kesimpulan
Dari fakta dan data tersebut diatas, penulis melihat bahwa yang tersirat dari kunjungan Pence ke empat Negara adalah dalam rangka menata konsep strategis AS terkait dengan perkembangan keadaan di Semenanjung Korea dan Laut China Selatan. Melihat ungkapan Pence di Korea Selatan dan Jepang, jelas kunjungannya terkait dengan upaya pressure terhadap ancaman nasional serta sekutu-sekutunya dari Korea Utara, serta kemungkinan besar dari China sebagai lawan potensial di masa depan.
Disarankan, adanya pendalaman dari intelijen Indonesia tentang bagaimana menata hubungan bilateral kedua Negara (Pertahanan) dan sebaiknya dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Malaysia sudah di-delete sebagai mitra AS, dan nampak jelas selama kepemimpinan PM Najib, Malaysia terus dirundung masalah. Pembacaan ATHG dalam bidang pertahanan dan keamanan sangat perlu diperdalam untuk menghindari ATHG baik terhadap pemerintah maupun keberlangsungan kepemimpinan Presiden Jokowi. Sebagai penutup, AS melihat Indonesia penting dan menginginkan dua hal, "peningkatan" hubungan bilateral dan kemitraan. Mampukah kita membacanya?
Penulis : Marsda Pur Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen www.ramalanintelijen.net