Pelajaran Dari Terbakarnya Boeing-777 Singapore Airlines di Changi Airport

28 June 2016 | 1:19 pm | Dilihat : 1103

singapore-airlines-plane-fire-650_650x400_51466995859

Singapore Airlines Boeing777-300ER flt number SQ368 yang terbakar di Bandara Changi setelah mendarat (Foto : indiatoday)

Berita mengejutkan dalam dunia penerbangan terjadi pada hari Senin (27/6/2016), dimana diberitakan sebuah pesawat antar benua jenis Boeing 777-300ER terbakar setelah mendarat di Bandara Changi Singapura. Pesawat dengan nomor penerbangan SQ368 itu lepas landas dari Changi pada Senin dinihari sekitar pukul 02.25, tujuan Milan, Italy dengan 241 penumpang onboard terdiri dari 222 penumpang dan 19 awak pesawat. Menurut schedule pesawat akan mendarat di Milan pada pukul 08.45/Local Time.

Setelah melakukan dua jam penerbangan, instrumen pesawat (engine oil warning) memberikan peringatan telah terjadi kebocoran pada engine oil dan pilot memutuskan utk RTB (Return to Base) ke Bandara Changi. "Pilot mengumumkan selama penerbangan ada masalah dengan salah satu mesin dan mereka akan kembali," kata salah satu penumpang.

Pesawat berhasil mendarat dengan mulus di Changi dimana para penumpang bertepuk tangan. Mendadak terjadi percikan api dan terjadi kebakaran pada engine kanan yang kemudian api berkobar dan meluas ke sayap kanan.

plane-fire

Engine Boeing777 SIA yang terbakar setelah mendarat (Foto:channelnewsasia)

Setelah pesawat berhenti, para penumpang diinstruksikan oleh cabin crew tetap duduk di kursi masing-masing, dimana para petugas pemadam kebakaran melakukan upaya pemadaman api yang sudah berkobar, asap tebal membumbung tinggi. Menurut pernyataan pihak Singapore Airlines dan Bandara Changi, api berhasil dipadamkan dalam waktu sekitar lima menit dan semua penumpang dievakuasi melalui tangga dengan tertib, tidak ada yang cidera pada kasus tersebut.

Penanganan Situasi Emergency yang Profesional

singapore-airlines engine black

Engine kanan dan bagian sayap yang terbakar (Foto : ndtv)

Peristiwa pada Boeing 777 yang terbakar ini bagi Singapore Airlines dan Bandara Changi merupakan sebuah ujian dan pertaruhan nama baik, dimana apabila penangananya tidak professional (tidak tepat) secara prosedural emergency, maka sangat besar kemungkinan akan timbul korban yang cukup banyak. Pastinya akan mencoreng, menurunkan citra bagi Singapura yang mengandalkan kepercayaan publik. Kebakaran yang terjadi sudah dapat diperkirakan oleh pilot , karena kebocoran bahan bakar saat terbang dengan speed tinggi tidak akan menimbulkan api. Tetapi begitu mendarat, pada kecepatan rendah, bahan bakar akan menempel pada engine dan sayap, dengan percikan api sedikit akan timbul kobaran api.

Disini terlihat betapa petugas pemadam kebakaran (Singapore firefighters) sudah mengepung pesawat dengan mobil pemadam modern dan menyemprot dengan foam pada kemampuan maksimalnya. Dengan peralatan mobil pemadam kebakaran yang canggih, api yang membesar di engine dan sayap dapat dimatikan hanya dalam waktu beberapa menit (sekitar lima menit).

sq368-passengers-data

Suasana penumpang SQ 368 yang tetap tenang walau kondisi emergency (foto: newschannelasia)

Prosedur lain yang dilakukan, walau engine dan sayap dalam kondisi terbakar, pesawat sudah dalam kondisi berhenti, awak pesawat berhasil meyakinkan 222 orang penumpang untuk tetap duduk di tempat. Ini kemampuan professional, karena apabila penumpang panik mereka akan memaksa turun dari pesawat dengan segera, akan timbul kepanikan, jelas akan nada korban yang terinjak-injak dan kekacauan jelas akan tidak menguntungkan. Hal tersebut tercipta karena kerjasama crew keseluruhan, yang sangat mempercayai kemampuan petugas firefighters Bandara Changi, dan memang terbukti.

Memang terjadi tekanan psikologis di dalam pesawat karena melihat api, tidak terbayangkan berapa puluh ton bahan bakar di dalam sayap yang sangat mungkin bisa meledak setiap saat.

Diberitakan bahwa 222 penumpang jelas merasakan beberapa menit waktu yang menyiksa saat dilakukan pemadaman api. Salah satu penumpang Lee Bee Yee menuliskan di Facebook dengan gambar, "Itu adalah waktu lima menit yang memilukan hati! Menunggu mobil pemadam kebakaran dan petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api! Mereka menyemprotkan busa dan air ke dalam api dan akhirnya dipadamkan! Kami begitu dekat dengan kematian!! " katanya.

sq368-passengers-data (3)

Penumpang menuruni pesawat dengen tangga khusus (Rosenbauer) setelah api dapat dipadamkan (Foto: channelnewsasia)

Tetapi dia dan penumpang lain tetap duduk hingga dapat arahan dari awak cabin untuk turun dengan tenang. Bahkan setelah api padam, beberapa penumpang sempat mengambil tas cabin. "Saya berterima kasih kepada Allah aku hidup! Aku akan pulang untuk memeluk anak-anak saya, "tambahnya. Diberitakan juga oleh media, penumpang lain, yang bernama Chuan, mengatakan kepada BBC bahwa tidak ada yang panik tapi lima sampai sepuluh menit menunggu hingga api berhasi dipadamkan, waktu itu  adalah "cukup menakutkan."

Antara Manusia dan Alat Pendukung Keselamatan

Dalam kasus SQ368 ini, kita memang harus mengakui bahwa Singapura memang sudah mempersiapkan manusianya siap bertugas dan professional. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam setiap sub system saling terkait dan mempercayai. Mereka faham bahwa ancaman bagi dunia penerbangan adalah mengatasi kondisi “emergency.” Crew SQ368 dan petugas di Bandara Changi berhasil menangani keadaan emergency dalam kondisi kritis.

Runway

New-generation PANTHER 6x6 HRET (Foto: rosenbauer)

Bandara Changi mendapat penghargaan tiga kali berturut-turut sebagai “Bandara Terbaik Dunia,” dimana manajemen Bandara melengkapi sarana emergency dan alat bantu navigasi dengan teknologi yang mutakhir. Singapura telah mengandalkan kolaborasi dengan Rosenbauer selama bertahun-tahun. Bandara Changi merupakan bandara pertama yang dilengkapi dengan generasi baru PANTHER 6x6 HRET yang baru-baru ini dikirim ke Singapura.

Pesawat lepas landas atau mendarat setiap 90 detik. Oleh karena itu bandara ini harus dilengkapi dengan semua teknologi terbaru, ini keputusan manajemen bandara. Changi merupakan bandara pertama yang memperkenalkan konsep escape tangga baru Rosenbauer ini.

PANTHER tidak hanya dilengkapi dengan RM65 atap turret dan RM15 bumper menara, tetapi juga dilengkapi dengan booming STINGER. Jika diperlukan dalam keadaan darurat, alat tindik Panther dapat menembus lambung pesawat dan menyuntikkan zat pemadam kebakaran ke dalam kompartemen. Alat ini dibuat dengan kemampuan besar. PANTHER 6x6 memiliki ruang tangki yang diisi oleh 12.000 liter air, 1.500 liter senyawa busa, 250 kg bubuk dan 100 kg Halotron.

Rosenbauer_Panther_fire_engine

Rosenbauer Panther merupakan andalan Bandara Changi (Foto: thesacc)

The PANTHER tidak hanya memenuhi pedoman dari kategori proteksi kebakaran yang tertinggi dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dan American National Fire Protection Association (NFPA), tetapi juga dirancang untuk memenuhi persyaratan dari operator bandara Changi.

Sebuah Pelajaran Bagi Dunia Penerbangan di Indonesia

Pada saat penulis masih bertugas di TNI AU sebagai Kepala Dinas Pengamanan dan Sandi TNI AU, penulis dalam beberapa ceramah di lingkungan TNI AU selalu menegaskan bahwa pada dasarnya, manusia terbang itu menyalahi kodratnya. Telah ditetapkan oleh Allah bahwa manusia hidup di atas tanah. Karena teknologi, manusia menciptakan alat hingga bisa terbang. Nah, dalam manajemen penerbangan, masalah airmanship serta prosedur serta manajemen penerbangan baik ketentuan pabrik, kemampuan manusia tidak boleh diberi toleransi.

Baik mereka yang bertugas di pesawat maupun para pendukung darat lainnya dalam suatu system manajemen operasi penerbangan harus betul-betul fokus, serius dan terlatih. Apabila masalah ketentuan tadi dilanggar, maka manusia itu akan bertemu dengan kodratnya.

bakarpesawat

Petugas PK Bandara Soekarno Hatta melakukan simulasi kecelakaan pesawat, sudah memadaikah mobil PK yang dimiliki? (foto:poskota)

Nah, dari beberapa fakta yang penulis sampaikan diatas, dapat disimpulkan bahwa Singapura telah menerapkan tata kelola yang ketat, teratur dan terstruktur dalam melaksanakan bisnisnya di dunia penerbangan. Sebuah contoh kasus yang sebaiknya direnungkan baik oleh regulator maupun operator penerbangan, bahwa sikap profesional, serius dan fokus harus tetap dipelihara.

Kita jangan hanya bangga telah mampu membangun Bandara yang megah saja, tetapi lakukan pemeriksaan sekuriti, apakah sarana untuk mengatasi keadaan emergency sudah terpenuhi? Inilah salah satu nilai penting dari keselamatan dan keamanan operasi penerbangan. Tidak perlu disebutkan beberapa kasus yang mengenaskan dan mengkhawatirkan yang terjadi di dunia penerbangan Indonesia, tetapi penulis tetap yakin suatu saat nanti akan tercapai suatu titik yang di dalam dunia penerbangan sebagai “Zero Accident,” Semoga.

Penulis : Marsda Pur Prayitno Ramelan, Analis Intelijen, www.ramalanintelijen.net

This entry was posted in Kedirgantaraan. Bookmark the permalink.