Pasukan Komando Filipina Balas Menyerang Abu Sayyaf Mengerahkan 5 Batalyon
15 April 2016 | 10:22 am | Dilihat : 1450
Pasukan Khusus Angkatan Darat Filipina, Rangers dan Light Reaction Company (LRC) dikerahkan untuk menyerang melawan Kelompok Abu Sayyaf Yang bersembunyi di hutan Tipo-Tipo (Foto : philstar)
Setelah pertempuran pada Sabtu kelabu (9/4/2016) antara pasukan Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf di Basilan, dimana 18 Pasukan Filipina tewas dan 53 lainnya luka-luka, pejabat militer Filipina menjadi terkejut dan marah, berjanji akan menghabisi milisi Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Para pengamat mengatakan militer Filipina terlalu memandang enteng kelompok Abu Sayyaf.
Kepala Staf Angkatan Darat Filipina, Letjen Eduardo Ano saat kunjungan ke korban luka-luka mengatakan bahwa militer bertujuan untuk; "Akhirnya menghancurkan Abu Sayyaf, dimana sekarang kita telah menemukan lokasi yang tepat kelompok tersebut."
Sejak hari Minggu (10/4/2016), militer Filipina telah dikerahkan untuk mengejar sekitar 70-80 orang anggota Abu Sayyaf pimpinan Isnilon Hapilon yang bersembunyi di kawasan hutan di Tipo-Tipo. Filipina diberitakan mengerahkan lima batalyon AD yang didukung oleh artileri dan unsur udara. Menurut Juru Bicara Markas Komando Mindanao Barat, Mayor Filemon Tan, sejak Sabtu hingga hari ini pasukan Filipina telah menembak mati 28 anggota Abu Sayyaf , korban pasukan Filipina tetap 18 orang.
Propinsi Basilan Sebelum menjadi wilayah ARMM (Wilayah Otonomi Muslim Mindanao), konflik terjadi di Tipo-Tipo (Foto: commons.wikimedia)
Dalam serangan gabungan dengan dukungan artileri, salah satu pimpinan Abu Sayyaf yang terkenal kejam, Furuji Indama dilaporkan mengalami luka serius di kepala saat akan mengambil jenazah Marokko anggota Abu Sayyaf yang tewas dalam kontak senjata hari Sabtu. Indama dikenal pernah melakukan pemboman mematikan, penculikan untuk uang tebusan dan pernah melakukan pemenggalan kepala anggota marinir Filipina. Selain itu militer Filipina juga berhasil menangkap tiga anggota Abu Sayyaf yang selama ini jarang terjadi, dimana umumnya mereka lebih memilih mati daripada ditangkap hidup.
Hingga berita diturunkan, diberitakan masih terdapat pertempuran sporadis di hutan Tipo-Tipo dimana militer Filipina yang terdiri dari satuan-satuan elit seperti Pasukan Khusus Angkatan Darat, Rangers dan Light Reaction Company (LRC). Pasukan LRC ini adalah spesialis kontra teror yang dilatih oleh Amerika, berkemampuan anti teror dan perang gerilya. LRC adalah bagian dari Light Reaction Regiment yang dibentuk sejak tahun 2000 dimana bintara dari Rangers Scout dan Pasukan Khusus Filipina dilatih oleh penasihat militer Amerika.
Menurut Tan, target utama serangan yang sedang berlangsung adalah komandan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon, yang telah menyatakan bersumpah setia (berba'iat) kepada Pimpinan Negara Islam Abu Bakr al-Baghdadi dan telah diburu selama bertahun-tahun karena keterlibatannya dalam beberapa serangan teroris, kata sumber militer.
Peta Tipo-Tipo dimana kelompok Abu Sayyaf pimpinan Isnilon Hapilon bersembunyi di hutan-hutan terus di kepung pasukan komando Filipina (Foto : wikimapia.org)
Pertempuran berkobar pada hari keenam, Kamis (14/4/2016) dimana Filipina melaporkan 46 orang tewas pada dua belah pihak dalam pertempuran pekan ini antara tentara dan pemberontak dari kelompok Abu Sayyaf di pulau Basilan.
Sementara Islamic State yang mendukung Abu Sayyaf menyebarkan berita tentang kemelut di Filipina tersebut melalui media sosial. Menurut SITE Intelligence, sebuah kelompok analis yang pusatnya di AS, selalu melacak aktivitas online dari organisasi jihad, melaporkan Negara Islam (Islamic State) telah mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan hampir 100 tentara Filipina dan telah meledakkan tujuh truk mengangkut mereka.
Juru bicara militer Filipina Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan klaim Negara Islam tersebut adalah propaganda dan pernyataannya memiliki "banyak kesenjangan dan inkonsistensi". Ditegaskannya, "Kami kehilangan hanya 18 tentara tapi membunuh 28 anggota Abu Sayyaf sejak pertempuran dimulai pada hari Sabtu. Pasukan kami terus mengejar mereka dan kami tidak akan berhenti sampai kami mencapai kemenangan yang menentukan, "kata Padilla. Dia menyatakan militer juga telah menempatkan pasukan tambahan dan siap siaga akan digunakan bila diperlukan.
"Ada operasi yang sangat besar terjadi untuk mendapatkan sisa-sisa kelompok Abu Sayyaf ini," kata Mayor Tan. Ada laporan bahwa Abu Sayyaf sekarang mulai kehabisan pasokan medis untuk mengobati mereka yang terluka, dimana militer mengawasi pengadaan dan pembelian obat trauma di semua apotek di provinsi Basilan ini..
Sampai kemarin, milisi Abu Sayyaf yang tewas dalam dua hari terakhir pertempuran adalah 24 orang, dimana lima orang tewas di tempat, sementara empat lainnya luka parah dan kemudian meninggal. Total tewas menjadi 28 dan 26 lainnya luka-luka. Sementara korban pemerintah tetap 18 tewas dan 56 luka-luka sejak pertempuran hari Sabtu di Barangay Baguindan, Tipo-Tipo.
Tan, yang juru bicara Komando Mindanao Barat (Westmincom), menambahkan bahwa Presiden Aquino akan mengunjungi korban yang luka-luka di Zamboanga City. Tan mengatakan Aquino diharapkan tiba sebelum makan siang di Westmincom dan akan mengunjungi tentara yang terluka di Rumah Sakit Camp Navarro General.
Dalam penyerbuan kelokasi peresembunyian Abu Sayyaf, hingga kini, Juru bicara militer Filipina Brigadir Jenderal Restituto Padilla menambahkan bahwa dalam operasi militer, militer Filipina telah melakukan koordinasi dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), dimana diketahui markasnya terletak di dekat konflik pertempuran yaitu di Barangay Banguindan dan Silangkum yang juga dikenal sebagai kantong-kantong MILF.
Komandan Bravo (mengenakan baju hitam), komandan dari pasukan MILF yang paling terlatih dan paling terorganisir. Bravo memiliki reputasi terkenal sebagai seorang komandan karismatik, dingin, penuh perhitungan dan ganas (Foto: isisstudygroup).
"Tidak ada pejuang MILF yang terlibat dalam pertempuran. Kami sudah berkoordinasi operasi kami dengan mereka dan mereka telah ditarik dari daerah-daerah konflik bersenjata" kata Padilla. "Operasi ini diintensifkan sejak Desember 2015 dan telah mengakibatkan menetralkan tersangka teror bernilai tinggi, termasuk teroris asal Malaysia Mohd Najib Hussein (alias Abu Anas), Maroko Mohammad Khattab dan Ubaida Hapilon, putra pemimpin senior Abu Sayyaf Isnilon Hapilon," kata Coloma.
Nah, melihat perseteruan bersenjata antara pasukan Filipina dengan milisi Abu Sayyaf, nampaknya pemerintah Filipina akan menghabisi milisi dibawah Isnilon Hapilon tersebut. Pertanyaannya, bagaimana nasib para sandera, khususnya 10 sandera asal Indonesia? Gencarnya penyerangan yang menurut Mayor Tan juga dilakukan di Pulau Sulu menunjukkan bahwa target utama adalah pimpinan Abu Sayyaf. Jadi tidak disebutkan tujuannya penyelamatan sandera. Dari beberapa kasus, umumnya sandera mejadi korban. Ini yang penulis khawatirkan.
Hingga kini tidak ada informasi jelas dimana para sandera di sembunyikan, terdapat sisa sekitar 16-17 sandera dari beberapa negara. Jelas perlu dipertanyakan bagaimana nasib sandera-sandera tersebut. Kita khawatir apabila tertekan maka kelompok brutal ini bisa saja mengeksekusi sandera. Apa langkah pemerintah Indonesia menyikapi situasi yang buruk ini?
Kita masih percaya kepada pemerintah bahwa tetap ada upaya dalam penyelamatan sandera. Jangan kita pasrah seperti pemerintah Malaysia, saat ada warga negaranya di penggal hanya mengatakan mengutuk dan menyerahkan pemerintah Filipina untuk menemukan dan menghukum para teroris itu. Semoga kita tidak begitu. Hati-hati ini pertaruhan nama pemerintah, dan bisa membuat pemerintah bergetar apabila terjadi sesuatu yang buruk terhadap sandera, keluarga korban menuntut tanggung jawab perlindungan warga negaranya.
Penulis : Marsda (Pur) Prayitno Ramelan, Intelligence Analyst, www.ramalanintelijen.net