Uni Emirat Arab Rilis Daftar 82 Kelompok Teroris, Al Qaeda dan ISIS Yang Utama
20 November 2014 | 12:04 am | Dilihat : 3373
[google-translator]
Wilayah penguasaan ISIS/IS di Irak dan Suriah (foto : theothershoe.blog.com)
Pada hari Sabtu (15/11/2014) Pemerintah Uni Emirat Arab telah mengeluarkan secara resmi daftar dari 82 kelompok yang termasuk sebagai grup teroris. Daftar tersebut dirilis melalui kantor berita negara WAM, yang disebutkan sejalan dengan hukum federal nomor.7 tentang pemberantasan terorisme. UEA mengeluarkan daftar teroris sebagai tindak lanjut dari keputusan President UEA, Sheikh Khalifa Bin Zayed Al-Nahayan, yang pada bulan Agustus 2014 mengatakan sesuai UU Federal tersebut diperlukan transparansi serta peningkatan kesadaran (“increase awareness” ) terhadap ancaman teroris.
Dalam daftar tersebut, termasuk beberapa organisasi Islam selain beberapa jaringan atau kelompok yang sudah sangat dikenal sebagai militan jihaddis yang oleh Barat serta beberapa negara yang pernah mereka serang sangat dikenal sebagai kelompok teror yang sudah mempunyai nama besar, berbahaya dan menakutkan, seperti Al-Qaeda, ISIS, AQAP, AQIM, Al-Shabaab dan Boko Haram.
Selain itu yang lainnya antara lain adalah Organisasi Ikhwanul Muslimin, kelompok afiliasi lokal dan regional. Juga beberapa brigade yang bertempur di kedua belah pihak dalam konflik Suriah, termasuk juga kelompok-kelompok Islam di Libya, Tunisia, Mali, Pakistan, Nigeria Boko Haram serta Taliban Afghanistan masuk dalam daftar. Selain kelompok Sunni, termasuk juga kelompok militan Syiah masuk dalam daftar, seperti Syiah Hizbullah yang terdapat di beberapa negara Teluk dan brigade dengan nama yang sama di Irak. Untuk kelompok Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran tidak termasuk daftar hitam (blacklist UEA).
Daftar 82 Kelompok Teroris Yang di Blacklist UEA adalah :
- UAE’s Muslim Brotherhood called Al-Islah
- UAE terrorist cells
- Karama organization
- Uma Parties in the Gulf and Arabian Peninsula
- Al-Qaeda
- Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)
- Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP)
- Yemen’s Ansar al-Sharia
- Muslim Brotherhood, both the organization and movement
- Al-Gamaa Al-Islamiyya in Egypt
- Bait al-Maqdis group in Egypt
- Ajnad Misr (Soldiers of Egypt group)
- Majlis Shura Al-Mujahedin Fi Aknaf Bayt Al-Maqdis (Mujahidin Shura Council in the Environs of Jerusalem, or MSC)
- Yemen’s Houthi movement
- Hezbollah party in Saudi Arabia’s Hijaz
- Hezbollah in the Gulf region
- Al-Qaeda in Iran
- Badr organization in Iraq
- Asa’ib Ahl al-Haq, also known as the Khazali Network in Iraq
- Fath al-Islam in Lebanon
- Osbat Al-Ansar or Asbat an-Ansar (League of the Partisans) in Lebanon
- Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM)
- Ansar Al-Sharia in Libya
- Ansar Al-Sharia in Tunisia
- Al-Shabaab in Somalia
- Boko Haram in Nigeria
- Al-Murabitoon brigade in Mali
- Ansar Al-Din movement in Mali
- Haqani network in Pakistan
- Lashkar Taiba in Pakistan
- Eastern Turkestan Islamic Movement headquartered in Pakistan
- Mohammed Army in Pakistan
- Mohammed Army in India
- Indian mujahideen in India/Kashmir
- The Caucasus Emirate by Chechen militants
- Islamic Movement of Uzbekistan (IMU)
- Abu Sayyaf Islamist group in the Philippines
- Council on American-Islamic Relations (CAIR)
- Alleanza Islamic d'Italia or Islamic Alliance in Italy
- Islamic Association in Finland
- Islamic Association in Norway
- Islamic Relief Organization in the UK
- The Cordoba Foundation in Britain
- International Islamic Relief Organization belonging to the international Muslim Brotherhood
- Taliban movement in Pakistan
- Abu Thur al-Fiqari battalion in Syria
- Al-Tawheed and Iman battalion in Syria
- The Green Battalion or Al-Khadraa battalion in Syria
- Al-Tawhid Brigade in Syria
- Abu Bakr brigade in Syria
- Talha bin Ubaidallah in Syria
- Al-Sarim Al-Batar brigade in Syria
- Abdullah bin Mubarak brigade in Syria
- Convoys of Martyrs brigade in Syria
- Abu Omar brigade in Syria
- Ahrar Shumar or Free Shumars brigade in Syria
- Hezbollah brigades in Iraq
- Brigade of Abu Al-Fadl al-Abbas in Syria
- Brigades of Al-Yom Al-Mawood (Destined Day in Iraq)
- Battalion of Omar bin Yasir in Syria
- Ansar Al-Islam group in Iraq
- Nusra Front in Syira
- Harakat Ahrar ash-Sham Al Islami (Islamic Movement of the Free Men of the Levant) in Syria
- Jaish Al-Islam (Islam Army) in Palestine
- Abdullah Azzam Brigades
- Kanvaz in Belgrade, Serbia
- The Muslim American Society (MAS)
- Union of Muslim Scholars
- Union of Islamic Organizations in Europe
- Union of Islamic Organizations of France
- Muslim Association of Britain (MAB)
- Islamic Society of Germany
- Islamic Society in Denmark
- Islamic Society in Belgium
- Sariyat Al-Jabal brigade in Syria
- Al-Shahbaa brigade in Syria
- Al-Qa’Qaa’ in Syria
- Sufian Al-Thawri (Revolutionary Sufian brigade) in Syria
- Abdulraham brigade in Syria
- Omar bin Al-Khatab brigade in Syria
- Al-Shayma brigade in Syria
- Al-Haq brigade in Syria
Dua Organisasi Teror Yang Terkenal dan Disegani
Al-Qaeda
Al-Qaeda adalah sebuah organisasi global militan Islam yang didirikan oleh Osama bin Laden dan Abdullah Azzam serta beberapa militan lainnya pada bulan Agustus 1988 hingga akhir tahun 1989, dimana asal-usulnya dapat terlacak pada perang melawan Uni Soviet di Afghanistan. Ia beroperasi sebagai jaringan yang terdiri dari kedua perusahaan multinasional, kewarganegaraan tentara dan ekstrimis, wahhabi, kelompok jihad. Pada awal operasionalnya mendapat dukungan badan intelijen AS. Kemudian, ia telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Dewan Keamanan PBB, NATO, Uni Eropa, Amerika Serikat, Rusia, India dan negara-negara lain. Al-Qaeda telah melakukan banyak serangan terhadap sasaran yang dianggapnya kafir. Di tengah perang sipil Suriah, faksi al-Qaeda mulai berkelahi satu sama lain, selain melawan pemerintahan Bashar Al-Assad juga berseteru dengan suku Kurdi dan dengan kelompok ISIS.
Dalam catatan sejarah Al-Qaeda telah menyerang sasaran sipil dan militer di berbagai negara, termasuk serangan WTC 11 September 2001, pemboman kedutaan AS dan pemboman Bali tahun 2002. Pemerintah AS menanggapi serangan 11 September dengan meluncurkan perang melawan teror. Dengan hilangnya pemimpin kunci, yang berpuncak pada kematian Osama bin Laden, operasi al-Qaeda ini telah beralih dari operasi kodal dari atas ke bawah, kepada operasi garis bawah dengan aksi teror serigala tunggal (lone wolf).
Filosofi manajemen Al-Qaeda telah digambarkan sebagai centralization of decision and decentralization of execution (sentralisasi keputusan dan desentralisasi pelaksanaan). Diperkirakan bahwa kepemimpinan al-Qaeda, setelah AS melancarkan the War on Terror, telah bergeser menjadi geografis terisolasi, yang kemudian mengarah ke arah munculnya kepemimpinan desentralisasi dari kelompok-kelompok regional dengan menggunakan nama nama besar al-Qaeda, seperti AQIM (Al Qaeda in the Islamic Maghreb) dan AQAP (Al Qaeda in the Arabian Peninsula), AQI (Al Qaeda in Irak) cikal bakal ISIS.
Banyak ahli terorisme tidak percaya bahwa gerakan jihad global didorong pada setiap tingkat oleh pimpinan al-Qaeda. Meskipun Osama bin Laden masih memegang kekuasaan ideologi besar atas beberapa radikal Muslim sebelum kematiannya, para ahli berpendapat bahwa al-Qaeda telah terfragmentasi selama bertahun-tahun dalam berbagai gerakan daerah yang memiliki sedikit hubungan dengan satu sama lain. Bahkan kini para analis intelijen memperkirakan bahwa Al Qaeda bukan ancaman nyata dan tidak mempunyai organisasi payung.
Walaupun mungkin kepemimpinan Ayman al-Zawahiri pengganti Osama bin Laden tidak sekokoh ikon pendahulunya, mungkin ada yang dilupakan para analis intelijen dan kontra teror bahwa Al Qaeda kini mempunyai pasukan elit berkemampuan teror dengan inti pelaku yang berbasis di Allepo Suriah dengan nama Khorasan Group. Mereka diketahui akan mengincar pesawat-pesawat komersial dari AS dan Eropa. Walaupun al- Qaeda secara operasional dinilai turun tetapi bersama Islamic State pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi dinilai masih menjadi induk ideologi radikal.
ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), kini bernama Islamic State (IS)
Munculnya kekuatan milisi ISIS dibawah pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi menjadi fenomena yang sangat menarik dan banyak dipelajari oleh para analis intelijen dan militer. Baghdadi pada awalnya bukan pemimpin yang terlalu hebat di kawasan Timur Tengah. Baghdadi kemudian selalu diberitakan dan dijadikan pemimpin kelompok bersenjata ISIS dengan mengusung isu agama Islam. Kini ISIS telah mampu menguasai wilayah yang cukup luas di Irak dan sebagian Suriah. ISIS mendadak muncul dan terjun di wilayah konflik, selain konflik dengan pemerintah Irak dan Suriah, ISIS bahkan berkonflik dengan kelompok pemberontak lainnya (Jabhat al-Nusra dan bahkan Al-Qaeda).
Dengan merubah nama menjadi Islamic State (Daulah Islamiyah) kelompok ini mampu menyedot perhatian dan disukai oleh para pemberontak di Suriah dan Irak. Nama besar al-Baghdadi menjadi ikon perjuangan yang mengatas namakan para jihadis dalam menuju terbentuknya negara Islam dengan penerapan syariat Islamnya.
Abu Bakr al-Baghdadi dalam rangka upaya klaim sebagai keturunan Nabi Muhammad, melengkapi namanya menjadi Abu Bakr Al-Baghdadi Al-Hussein Al-Qurashi. Setelah AS melakukan Invasi ke Irak pada tahun 2003, al-Baghdadi membantu mendirikan kelompok militan, Jamaat Jaysh Ahl al-Sunnah wal-Jamaah (JJASJ), di mana ia menjabat sebagai kepala Komite penilaian kelompok. Menurut catatan Departemen Pertahanan AS, Bakr al-Baghdadi kemudian ditangkap oleh pasukan AS dan ditahan di Camp Bucca diobawah kontrol pasukan AS dari awal Februari 2004 hingga awal Desember 2004.
Pada bulan Oktober 2004 Abu Musab al Zarqawi menyatakan kesetiaan kepada Osama bi Laden, dan dia menjadi pimpinan Al Qaeda in Iraq (AQI), dan pada tahun 2006 ia tewas dalam serangan AS, digantikan oleh Abdullah al Rasyid al-Baghdadi. Kemudian pada 16 Mei 2010, Abu Bakr al Baghdadi menjadi pimpinan ISI (Islamic State of Iraq). Pada 8 April 2013, al-Baghdadi mengumumkan pembentukan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) yang diterjemahkan dari bahasa Arab sebagai Islamic State of Iraq and Syria. Sebagai pemimpin ISIS, al-Baghdadi menjalankan dan memimpin semua aktivitas ISIS di Irak dan Suriah. Pada 2014 al-Baghdadi memutuskan hubungan dengan al-Qaeda.
ISIS/IS mulai melebarkan sayap, dengan operasi bersenjata, diantaranya ;
Pada Juni 2014, menguasai Provinsi Nineveh yang dihuni mayoritas umat Kristian, memungut pajak, dan mengusir bagi mereka yang menolak. Pada Juli 2014, menyerang sejumlah makam tua di Kota Mousul termasuk makam Nabi Yunus. Pada 3 Agustus 2014, menyerang Suku Yazidi (penganut kepercayaan Zoroaster) di Kota Sinjar, Irak Utara. Pada 20 Agustus 2014, IS mengunggah video eksekusi James Wright Foley (Wartawan Amerika Serikat ). Pada 2 September 2014, IS mengunggah video eksekusi Steven Sotloff dan David Haines (Relawan Inggris). IS berhasil menguasai Mosul, dan menyerang kota Kobane di perbatasan dengan Turki. Mereka juga mengancam akan menyerang Arab Saudi dan akan menghancurkan Ka’bah.
Kerkuatan penempur Islamic tidak diketahui dengan pasti, diperkirakan sekitar 100.000 orang. Di Suriah 50.000 org (termasuk 20.000 WNA dari Teluk Chechnya dan Eropa Barat). Kekuatan di Irak sekitar 30.000 orang (3.200 – 4.000 adalah WNA). IS kini diperkirakan merupakan organisasi teror terkaya di dunia, dengan total kekayaan sekitar US$2 miliar, dengan pemasukan dari penjualan minyak gelap sekitar US$1 juta/hari. Sumber dana secara umum, 95 % dari hasil pemerasan, penyelundupan minyak, uang tebusan, dan dari Bank-bank yang didudukinya di kota Mosul. Sekitar 5% didapat dari sumbangan negara – negara teluk. Media propaganda IS adalah Al-Media Furqan Institute dan Al Hayat Media Center dan Majalah Dabi.
Pada tanggal 23 Sept 2014:, Koalisi Internasional pimpinan AS menyerang ISIS di Irak dan Suriah, mengakibatkan timbulnya simpati dari kelompok radikal di berbagai negara.
Analisis
Dari daftar yang dikeluarkan oleh pemerintah Uni Emirat Arab, penulis membahas dua organisasi yang dapat dikatakan merupakan sumber dari ideologi radikal. Kini persoalan terberat untuk diselesaikan oleh negara-negara baik di Timur Tengah maupun Barat adalah konflik yang terjadi di Irak dan Suriah. Demikian banyak pihak yang terlibat dan berseteru, sehingga nampaknya negara-negara yang terlibat konflik menjadi pesimis konflik kekerasan bersenjata akan selesai dalam waktu cepat.
Konflik di Irak dan Suriah bukan hanya konflik sektarian semata, akan tetapi kepentingan global memainkan peranan penting dalam konflik sektarian tersebut. Sejak terjadinya serangan 911 yang meruntuhkan WTC, AS melakukan the War on Terror, dimana Al-Qaeda yang diburunya terpecah menjadi sel-sel kecil, terdesentralisasi dan menjalin hubungan dengan kelompok ekstrim di seluruh dunia serta menyerukan jihad global.
Al-Qaeda menjadi afiliasi kelompok ekstremis lokal (beberapa menjadi kelopok ekstemis Sunni anti pemerintahan), menyebar ke Asia dan Afrika. Tujuannya menyatukan kelompok kecil lainnya dasn mencari dana. Sejak itu kemudian muncul Arab Spring, berupa pemberontakan/protes sipil. Al Qaeda memberi kesempatan kelompok ekstemis lokal untuk berkembang dan memiliki wilayah sendiri. Maka bermunculan kelompok seperti AQI, AQAP, Jabhat al-Nusra, Boko Haram, Ahrar Ash Syam, dan yang paling fenomenal dan dominan adalah ISIS/ISIL/IS. Dengan pernyataan menyatakan ke khalifahan, ini mendorong pejuang dari seluruh dunia bersimpati dan berba'iat kepada al-Baghdadi.
Dari sisi pemerintahan Presiden Barack Obama, AS tetap bersikukuh tidak akan menerjunkan pasukan tempur untuk mengatasi penempur Islamic State yang semakin kuat. AS bersama koalisi hanya melakukan serangan udara terpilih. Penambahan pasukan sebanyak 1.500 orang hanya bertugas menjadi penasihat dan pelatih Irak. Menteri Pertahanan AS memperkirakan bahwa untuk mengatasi penempur IS dibutuhkan sebanyak 80.000 pasukan.
Dari beberapa informasi tersebut diatas, masalah konflik di kawasan Timur Tengah nampaknya masih akan berlangsung sangat lama, bahkan ada yang memperkirakan baru akan selesai sekitar 20 tahun. Tidak terbayangkan berapa banyak lagi korban nyawa manusia yang akan jatuh. Konflik horizontal sudah sejak lama bercampur dengan konflik vertikal, ini kasus yang sangat sulit diselesaikan. Kita hanya berdoa semoga jangan sampai konflik-konflik yang dilatarbelakangi dengan konflik sektarian, emosi tinggi, dan hanya memikirkan kelompok serta kepentingan pribadi terjadi di Indonesia. Contoh di belahan dunia sudah banyak, tinggal para petinggi, politisi serta masayarakat harus sama-sama mewaspadainya. Semoga Bangsa Indonesia selamat, tidak terkena virus IS, Amin.
Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen, www.ramalanintelijen.net
Artikel terkait :
-Pemimpin Islamic State al-Baghdadi Terluka dalam Serangan Udara di Mosul, http://ramalanintelijen.net/?p=9248
-Apabila Baghdad Jatuh Seperti Saigon, Apa Tindakan Amerika?, http://ramalanintelijen.net/?p=9195
-Awas ; ISIS Akan Menyerang dengan Senjata Teror Ebola, Target Utama Warga AS Dimanapun, http://ramalanintelijen.net/?p=9174
-“The Siege of Kobane,” Islamic State Menggabungkan Antara Terorisme, Perang Gerilya dan Perang Konvensional, http://ramalanintelijen.net/?p=9165
-Teroris Khorasan Grup, Elit Al-Qaeda Akan Menyerang Maskapai Penerbangan AS, http://ramalanintelijen.net/?p=9135
-Menilai Ancaman Islamic State Terhadap AS, Negara Barat dan Indonesia, http://ramalanintelijen.net/?p=8965
-Arab Dihancurkan dengan Operasi Intelijen, ISIS Hanya Bagian Kecil Operasi Five Eyes, http://ramalanintelijen.net/?p=8910