Pengamanan Bagian Terpenting Dalam Pelantikan Presiden Jokowi
19 October 2014 | 6:54 am | Dilihat : 422
Jokowi-JK dan Sang Saka Merah Putih saat Deklarasi (Foto : lintasterkininews.com)
Bangsa Indonesia sesuai dengan jadwalnya, pada hari Senin (20/10/2014) akan melaksanakan upacara pelantikan calon presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla di Gedung DPR/MPR RI. Kegiatan yang dinilai mempunyai arti sangat penting karena akan menentukan masa depan Indonesia sebagai sub sistem negara-negara lainnya di dunia. Indonesia mempunyai arti penting bagi Negara lainnya, karena menjadi negara yang menggunakan sistem demokrasi terbesar ketiga di dunia, sebagai Negara dengan penduduk muslim terbanyak dan Negara dengan sumber daya alam yang melimpah.
Dari beberapa pemberitaan Majelis Permusyawaratan Rakyat, dikatakan akan hadir cukup banyak pemimpin Negara-negara sahabat pada acara pelantikan tersebut. Disebutkan sekitar 18 tamu kenegaraan yang terdiri dari Kepala Negara/Kepala Pemerintahan atau utusan negara akan hadir di Senayan pada Senin pagi. Tamu kenegaraan yang rencanaya akan hadir antara lain adalah, Menlu AS John Kerry, Menlu Inggris Phillip Hammond, Perdana Menteri Australia Tony Abbot, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Selain itu juga akan hadir Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Presiden Timor Leste Xanana Gusmao, Mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukada, Gubernur Jenderal Papua Nugini Michael Ogio, dan Menteri Industri dan Perdagangan Rusia Denis Manturov. Beberapa utusan negara sahabat lainnya yang akan hadir berasal dari Vietnam, China, Thailand, dan Korea Selatan.
Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, "PM Malaysia, PM Singapore, PM Thailand, Sultan Brunei Darussalam, pokoknya ASEAN datang semua. Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan atau utusan. Terus PM Tony Abbot, Menlu AS John Kerry, Presiden Timor Leste, Gubernur Jenderal PNG akan datang, kemudian utusan khusus Jepang, Korsel, Rusia. Saya lupa kalau semuanya," katanya di Gedung MPR, Sabtu (18/10/2014).
Menurut MPR, para tamu tersebut hadir tidak secara resmi diundang oleh MPR, tetapi atas inisiatif sendiri. Kabag Pemberitaan dan Hubungan antar Lembaga MPR Agus Subagyo di kantornya Senayan, Jakpus, Sabtu (18/10/2014) malam menyatakan, "Tamu undangan tidak diundang tapi mereka berinisiatif (untuk datang), kita dengan tangan terbuka menerima," ujarnya. Semua pengaturan perjalanan dan penginapan diatur oleh Negara mereka masing-masing.
Pentingnya Pengamanan
Yang dimaksud pengamanan disini adalah pengertian pengamanan sisi intelijen, yaitu pengamanan personil, materiil, informasi dan kegiatan. Pengamanan intelijen terkait erat dengan fungsi penyelidikan dan penggalangan. Yaitu terciptanya sebuah kondisi aman dimana kegiatan yang akan dilaksanakan sudah melalui sebuah proses persiapan serta pemeriksaan security dalam menghadapi ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan).
Pelaksana intelijen baik para agen, analis maupun pengambil keputusan yang memberi dukungan informasi intelijen kepada user, penulis yakini sudah menilai dan mengukur baik dari sisi intelijen strategis (menilai situasi internasional dan regional) serta uji security intelijen taktis, khusus situasi dan kondisi pengamanan di dalam negeri.
Kegiatan pelantikan presiden dan wakil presiden bukanlah hal biasa, ini kegiatan yang luar biasa, karena itu dalam pelaksanaannya harus tidak boleh ada cacat sedikitpun ditinjau dari sisi pengamanan.
Apa yang menjadi fokus kita bersama tentang pengamanan tersebut? Sisi pengamanan personil menjadi sangat penting, terkait dengan kedatangan cukup banyaknya tamu/pejabat Negara lain ke wilayah Indonesia dan khususnya di kompleks MPR/DPR pada Senin (20/10/2014) pagi. Menjadi tugas dan kewajiban serta tanggung jawab aparat keamanan Indonesia untuk menjaga mereka dengan sebaik-baiknya dan aman.
Dari sisi ancaman, yang menurut penulis sebaiknya diwaspadai adalah kemungkinan ancaman terhadap beberapa tamu Negara. Ada tiga tokoh yang kini merupakan target ancaman dari kelompok terorisme luar, yaitu tamu dari Negara Amerika, Inggris dan Australia. Mereka adalah Menlu AS John Kerry, Menlu Inggris Phillip Hammond dan Perdana Menteri Australia Tony Abbot.
Mengapa perlu perhatian pengamanan sangat khusus? Ketiga Negara AS, Inggris dan Australia kini negaranya sedang berurusan dan berhadapan dengan penempur Islamic State disatu sisi dan pelaku teror Khorasan sebagai inti teroris Al-Qaeda. Islamic State yang kini bertempur dan berusaha menguasai Suriah serta Irak merasa di tekan dengan serangan udara ketiga Negara tersebut. Mereka sudah mengeluarkan ancaman untuk membunuh warga AS serta negara koalisi dimanapun. Terdapat demikian banyak militan ahli teror yang berasal dari beberapa negara baik Eropa, AS dan Australia. Dilain sisi, CIA juga mengingatkan bahwa ancaman sangat serius teror akan dilancarkan oleh Khorasan.
Pertanyaannya, apakah mereka mampu dan berani melaksanakan serangan dalam kegiatan besar yang dikawal oleh ribuan satuan TNI dan Polri? Bagi teroris, dengan kekuatan kecil, mereka biasanya melakukan aksi teror dengan suicide bombing, atau penembakan terpilih. Inilah yang jangan sampai disepelekan.
Di Indonesia, masih terdapat sel-sel teror aktif, walaupun dari sisi kekuatan tidak terlalu besar, tetapi yang perlu diingat, aksi teror sekecil apapun akan menyuarakan pesan bahwa mereka ada dan bisa melakukan gangguan. Dari tahun 2002 hingga 2009, pernah terjadi lima kali serangan besar teror yang menyerang kepentingan AS dan sekutunya di Indonesia. Aksi pesan jelas akan sangat merugikan bagi Indonesia. Beberapa waktu lalu terjadi upaya infiltrasi empat warga Turki ke Indonesia, yang ditangkap di Poso, mereka dikenal sebagai sel teror luar negeri. Ada apa ini, demikian pertanyaannya?
Setiap gangguan atau ancaman yang terkait dengan kegiatan pelantikan jelas akan mempengaruhi citra dan stabilitas keamanan Indonesia. Bila terjadi bisa berdampak ke bidang-bidang lainnya seprti politik dan ekonomi misalnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan sekuriti ulang baik Pam Pers, Pam Mat, Pam Info dan Pam Giat khusus kepada tamu ketiga negara tersebut. ATHG terhadap tamu lainnya jelas level ancamannya lebih rendah dibandingkan grade ancaman ketiga tamu dari negara tersebut, dinilai dari keterlibatan konflik masing-masing Negara.
Demikian sebuah saran dan pemikiran pengamanan kegiatan pelantikan presiden dan wakil presiden pada hari Senin, 20 Oktober 2014. Selamat bertugas, dan kita berdoa bersama semoga acara besar tersebut lancar dan aman, dalam ridho Allah SWT. Aamiin.
Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen www.ramalanintelijen.net