Warga Inggris Dipenggal Algojo Islamic State Asal Inggris
15 September 2014 | 8:53 pm | Dilihat : 481
PM Inggris David Cameron dan Korban David Haines (Foto : mirror.co.id)
Kelompok teroris ISIS yang kini telah mengganti namanya menjadi Islamic State (IS) atau Daulah Islamiyah pada hari Sabtu (13/9/2014) merilis sebuah video di You Tube yang menunjukkan kembali aksi pemenggalan kepala. Kali ini korbannya adalah pekerja sukarela asal Inggris, David Cawthorne Haines. Haines, 44, seperti dua jurnalis AS terdahulu terlihat di eksekusi dengan menggunakan pisau dan direkam oleh seorang anggota IS dimana sebelumnya dia dipaksa membaca naskah yang menyalahkan penyebab kematiannya kepada Perdana Menteri Inggris David Cameron serta keputusan pemerintah Inggris yang bergabung dengan AS yang menyerang Islamic State.
Langkah ini merupakan upaya teror terhadap pimpinan nasional dan pemerintah Inggris karena mereka menilai bahwa serangan militer dari kedua negara besar itu akan menyulitkan operasi tempur mereka. Amerika dalam dua bulan terakhir telah melakukan beberapa serangan udara berupa bantuan tembakan penghancuran ke satuan tempur IS, dan Presiden Obama menyatakan akan memperluas serangannya selain ke Irak juga ke Suriah. Inggris baru-baru ini mengatakan akan mengirim senapan mesin dan amunisi ke Irak untuk pasukan pemerintah Irak dan suku Kurdi, dan menimbang apakah akan berpartisipasi bersama dengan AS dalam kampanye serangan udara di Suriah terhadap kelompok teroris Islamic State.
Dalam prosesi pemenggalan kepala tersebut, mirip dengan eksekusi terhadap dua jurnalis dari Amerika, dimana pelaku yang berpakaian hitam dan bertopeng diperkirakan pelaku yang sama, beraksen Inggris berpidato dan mengeluarkan ancaman. Setelah pembunuhan itu, tawanan lain ditampilkan dan kemudian si algojo memperingatkan PM Cameron "Anda ... akan memiliki darah orang Anda di tangan Anda, jika Inggris terus bersekutu dengan AS dalam kampanye melawan kelompok" tegasnya.
Menanggapi aksi pemenggalan kepala itu, PM Inggris David Cameron menyatakan kegeramannya, " Itu tidak akan membuat Inggris mengabaikan tanggung jawab" untuk bekerja sama dengan para sekutu demi menumpas ISIS. Sebaliknya, "hal itu akan memperkuat tekad kami", tegas Cameron pada hari Minggu (14/9/2014).
"Kita harus menghadapi ancaman ini," kata Cameron. "Selangkah demi selangkah kita harus mengusir, membongkar, dan akhirnya menghancurkan ISIS dan apa pun singkatannya." Bersama sekutu, katanya, "Kita akan melakukannya dengan cara yang tenang, hati-hati tetapi dengan tekad baja."
Cameron mencantumkan lima poin strategi Inggris dalam penanganan ancaman Islamic State. Pertama, bekerja sama dengan Irak dan pemerintah daerah Kurdi Irak serta membantu mereka melindungi kaum minoritas yang dibantai ISIS; Kedua, bekerja sama di PBB "untuk memobilisasi kemungkinan dukungan luas" melawan ISIS; Ketiga, berkontribusi pada aksi militer yang dipimpin AS; Keempat, membantu dalam berbagai upaya kemanusiaan; Kelima, "memperkuat langkah kontrateroris di dalam negeri Inggris."
"Ini adalah pembunuhan keji dan mengerikan dari seorang pekerja bantuan yang tidak bersalah. Ini adalah tindakan kejahatan murni. Penghargaan saya untuk keluarga David Haines yang telah menunjukkan keberanian luar biasa dan ketabahan menghadapi seluruh cobaan ini," kata Cameron. Ditegaskannya, "We will do everything in our power to hunt down these murderers and ensure they face justice, however long it takes," katanya.
Presiden AS, Barack Obama menyatakan, "Amerika Serikat mengutuk keras pembunuhan barbar warga Inggris David Haines" dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan negara Inggris. "Amerika Serikat berdiri bahu-membahu malam ini dengan teman-teman dekat dan sekutu dalam suasana kesedihan dan tekad kuat dalam memberantas aksi teror. Kami akan bekerja dengan Inggris dan koalisi yang luas dari negara-negara kawasan dan di seluruh dunia untuk membawa para pelaku tindakan kejam ini ke pengadilan, dan untuk menurunkan dan menghancurkan ancaman ini terhadap warga negara kita, kawasan lainnya dan seluruh dunia , "kata Obama.
Langkah selanjutnya dari PM Inggris adalah mengadakan pertemuan darurat dengan para pejabat militer dan keamanan pada hari Minggu, beberapa jam setelah video pemenggalan dan ancaman IS terhadap terhadap warga Inggris lainnya. Selama ini, sejak tahun lalu, parlemen Inggris memilih menentang keterlibatan aksi militer Inggris di Suriah, tetapi beberapa anggota parlemen Inggris kini menyerukan untuk memulai serangan udara dalam menanggapi video pembunuhan terhadap Haines.
Haines, seorang ayah dari dua anak, dilaporkan diculik pada awal tahun 2013 di Suriah saat bekerja untuk sebuah kelompok sukarelawan. Keluarganya telah mengeluarkan permohonan kepada para penculik untuk melakukan kontak sesaat sebelum video itu dirilis. ISIS sebelumnya diketahui telah merilis video pada tanggal 2 September 2014 yang menunjukkan pemenggalan wartawan Amerika Steven Sotloff, yang diculik di Suriah pada bulan Agustus 2013 lalu dan merilis video pemenggalan wartawan Amerika lainnya, James Foley, pada tanggal 19 Agustus 2014.
Langkah Para anggota Islamic State tersebut adalah langkah aksi teror yang dengan kejam mempertontonkan tekanan psikologis untuk membuat negara AS dan Inggris menjadi tidak nyaman dan akan selalu gelisah, mengingat banyak warganya yang tersebar di kawasan Irak dan Suriah. Penguasaan wilayah yang cukup luas oleh IS akan lebih memudahkan mereka menarget warga AS dan Inggris pastinya. Teori Islamic State mirip dengan konsep pimpinan Al-Qaeda Ayman al-Zawahiri menyerang dengan tujuan meningkatkan state tension kepada AS khususnya.
Memang Islamic State ini bisa dikatakan sebagai teroris karena langkah dan tindakan mereka lebih kepada tindakan kejam untuk menimbulkan rasa takut kepada siapapun yang mereka anggap lawan. Faham Daulah Islamiyah Abu Bakr al-Baghdadi yang menerapkan syariat Islam dengan tindakan kejam serta pembunuhan jelas tidak menggambarkan tindakan sebagai muslim dalam arti yang sebenarnya.
Tetapi bagi para pengikut faham radikal atau disebut sebagai Jihadis Radikal, langkah dan praktek serupa sangat disukai dan merupakan sebuah trade mark, gambaran perang dengan cara mereka. Bagi Indonesia, jangan sampai Islamic State menjadi sebuah gerakan, karena akan jauh lebih sulit menanganinya. Aksi sporadis berupa simpati sudah mulai muncul dan masyarakat perlu terus diberikan penjelasan betapa bahayanya konsep Negara Islam al-Baghdadi itu.
Yang perlu dimonitor dengan ketat adalah kemungkinan adanya aliran dana dari Timur Tengah ke Indonesia karena Islamic State jauh lebih kaya dan mapan soal pendanaan dibandingkan dengan Al-Qaeda. Dari hasil penjualan minyak gelap penguasaan ladang di Mosul, tiap hari mereka mendapat hasil US$1 juta.
Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Analis Intelijen, www.ramalanintelijen.net