Laporan Dutch Safety Board, MH17 Meledak Di Udara dan Runtuh
10 September 2014 | 12:09 pm | Dilihat : 401

Dewan Keselamatan Belanda (The Dutch Safety Board) pada Selasa (9/9/2014) telah merilis sebuah laporan awal, terkait dengan jatuhnya pesawat Boeing-777ER , Malaysia Airlines, Flight MH17 di Ukraina Timur pada tanggal 17 Juli 2014. Laporan setebal 34 halaman itu menyebutkan bahwa Boeing 777 itu meledak dan pecah di udara sebagai akibat dari kerusakan struktural yang disebabkan oleh sejumlah besar benda-energi tinggi (a large number of high-energy objects) yang menembus struktur pesawat.
Laporan menunjukkan kerusakan di bagian atap kokpit, terlihat penetrasi oleh benda-benda dari luar (Foto : ZumaPress)
Pada jendela kokpit terdapat banyak lubang tusukan kecil, yang menunjukkan benda-benda kecil masuk di lantai kokpit . Kerusakan parah di bagian depan mengindikasikan pesawat ditembus oleh sejumlah besar objek-kecepatan tinggi dari luar.
Dalam kecelakaan tersebut, semua 298 penumpang MH17 tewas ketika jet itu meledak di atas kota Hrabove, sekitar 48 km sebelah timur dari kota yang dikuasai pemberontak dari Donetsk. Para korban termasuk 43 warga Malaysia dan 195 warga Belanda, serta orang-orang dari Australia, Indonesia, Inggris, Jerman, Belgia, Filipina, Kanada dan Selandia Baru.
Dewan menyatakan, "Kemungkinan bahwa kerusakan ini mengakibatkan hilangnya integritas struktural dari pesawat, yang menyebabkan struktur pecah dalam penerbangan itu. Ini juga menjelaskan berakhirnya penerbangan terjadi secara tiba-tiba dari hasil penelitian pada data recorder, hilangnya simultan kontak dengan pengawas lalu lintas udara dan hilangnya pesawat dari radar. "
Laporan Belanda itu tidak menyebutkan penyebabkan adalah peluru kendali , tetapi kesimpulan menyebutkan bahwa pesawat disambar sejumlah besar fragmen, konsisten dengan "kedekatan" hulu ledak, yang dirancang untuk meledak di udara dan melemparkan pecahan peluru kearah target (MH17) kata Tim Ripley, seorang analis pertahanan dengan majalah Jane Defense Weekly, (Reuters melaporkan).
Hulu ledak tersebut dapat dipasang ke sejumlah rudal, termasuk Buk buatan Rusia permukaan-ke-udara rudal bahwa Ukraina dan sekutu Barat, termasuk Amerika Serikat, misalnya ditembakkan oleh separatis yang mungkin menghantam pesawat.Peneliti Belanda tidak dapat secara bebas mengakses lokasi jatuhnya pesawat, karena situasi di kawasan Ukraina Timur dinilai rawan, masih terjadi kontak senjata. Menurut PBB kontak senjata sangat keras dan korban yang jatuh mencapai jumlah 2.600 jiwa. Karena itu dalam melakukan penelitian hanya digunakan perekam data penerbangan, citra satelit, radar dan informasi dari "kotak hitam" perekam pesawat untuk mengkompilasi laporan. Pola kerusakan pesawat pesawat dan kokpit "konsisten dengan apa yang dapat diharapkan dari sejumlah besar benda-energi tinggi yang menembus pesawat dari luar," kata laporan itu.
Menurut penelitian Dewan, kecelakaan tidak disebabkan karena kesalahan teknis atau kesalahan tindakan awak pesawat. Menurut Dewan Keselamatan Belanda yang dipercaya oleh Ukraina sebagai pemimpin penyelidikan kecelakaan, pesawat itu layak terbang ketika berangkat dari Amsterdam menuju ke Kuala Lampur,serta diawaki oleh crew yang berkualitas dan berpengalaman. Para ahli dari Inggris, Jerman, Australia, Malaysia, Amerika Serikat, Ukraina dan Rusia bekerja sama dalam kasus ini.
Laporan juga menyebutkan, "Perekam suara kokpit, perekam data penerbangan (cockpit voice recorder and flight data recorder) MH17 dan data dari kontrol lalu lintas udara semua menunjukkan bahwa penerbangan MH17 berjalan seperti biasa. . . setelah itu berakhir dengan tiba-tiba. “ Disimpulkan bahwa komunikasi antara anggota crew "mengungkapkan tidak ada tanda-tanda apapun kesalahan teknis atau situasi darurat." Engine berjalan normal pada 293 knot di ketinggian 33,000ft (ketinggian jelajah). Komunikasi radio antara pilot dan kontrol lalu lintas udara Ukraina mengkonfirmasi bahwa tidak ada panggilan darurat dibuat. Tidak ada distress call yang dikirimkan.
Dewan mengatakan, bahwa pihaknya memperkirakan laporan akhir akan diterbitkan dalam waktu satu tahun dari saat terjadinya kecelakaan yang dinilai kontroversial itu. Laporan 34 halaman itu tidak menyebutkan siapa pelaku yang bersalah, dimana sebelumnya pemerintah Ukraina dan pihak Barat menuduh separatis pro-Rusia yang dibantu oleh Rusia mernembak MH17 dengan Rudal Buk. Sementara pihak Rusia juga menyalahkan Ukraina yang melakukan penembakan dan membantah memasok peluru kendali ke kelompok separatis di timur Ukraina.
Pihak Amerika dan pejabat Ukraina mengatakan pesawat itu ditembak jatuh oleh sistem rudal permukaan-ke-udara (Buk) kelompok separatis yang dikirim dari Rusia dan ditembakkan dari wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina Timur. Pada awal kejadian, pihak keamanan Ukraina merilis percakapan telepon yang disadap dari pemimpin pemberontak dan menyatakan bahwa pasukan mereka bertanggung jawab dan bahwa mereka awalnya mengira mereka telah menembak jatuh sebuah pesawat militer Ukraina
Menanggapi laporan awal itu, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mendesak "semua pihak untuk bekerja sama untuk memfasilitasi penelitian ini dan produksi laporan akhir." Dia mengatakan laporan awal "mengarah ke dugaan kuat bahwa rudal permukaan-ke-udara yang menyebabkan MH17 jatuh, tetapi tetap dibutuhkan penyelidikan lanjut untuk meyakinkannya.
Tapi semua ini tidak menjawab pertanyaan kritis. Siapa yang menembakkan rudal? Masih dibutuhkan waktu sekitar 10 bulan untuk menyelidiki dan diterbitkannya laporan akhir.
Analisis
Laporan Dewan Keselamatan Belanda itu secara pasti menyebutkan bahwa integritas struktur pesawat menjadi hilang dan mengakibatkan patahnya bagian-bagian penting dari pesawat. Seperti sebuah balon yang meledak, pada ketinggian 33.000 ft, pesawat dengan tekanan cabin satu atmosfir yang mendadak ditembus demikian banyaknya material baja dengan energi tinggi, struktur patah, secara langsung akan meledak menjadi beberapa bagian.
Jelas crew pesawat tidak akan sempat bereaksi menyampaikan “may-day” karena cepatnya proses ledakan itu. Oleh karena beberapa bukti menunjukkan pesawat ditembus demikian banyakya material dari luar, maka memang sangat patut diperkirakan penyebabnya adalah pecahan sebuah hulu ledak sebuah peluru kendali yang memang di “set” meledak sekitar 100 meter dari pesawat. Dengan kecepatan yang demikian tinggi, maka awan material hulu ledak akan menembus dan mengiris bagian-bagian pesawat, termasuk cockpit, fuselage dan engine. Dalam waktu sekian detik pesawat meledak dan jatuh ke tanah.
Itulah salah satu kecanggihan dari sistem serangan peluru kendali, tidak menembus langsung, tetapi membentuk awan partikel obyek dengan enersi tinggi dan ditambah speed pesawat yang tinggi, maka lengkaplah konsep sergapan mematikan dari sistem pertahanan udara yang dirancang.
Yang menjadi persoalan kini adanya pandangan bahwa pihak Ukraina dan Barat menuduh pemberontak separatis yang didukung Rusia yang menembakkan rudal sangat diduga SAM-11 (Buk). Demikian juga pihak Rusia menyalahkan militer Ukraina yag menembak pesawat itu. Apabila dari beberapa kasus konflik penembakan rudal. Terbukti bahwa pihak separatis telah beberapa kali menembak pesawat militer Ukraina, sedang Ukraina belum pernah menembakkan rudal, maka persepsi masyarakat internasional, pihak separatis yan lebih pantas dituduh.
Flight paths beberapa pesawat dilokasi penembakan MH17 (sumber: onderzoeksraad.nl)
Ada satu fakta yang sangat serius juga disorot dalam laporan tersebut. Selain MH17, terdapat dua pesawat lainnya, yaitu pesawat komersial yang sangat besar terbang di atas area yang sama dalam waktu yang sama. Mengapa MH17 yang ditembak? Inilah sebuah teka-teki yang harus dijawab oleh para penyelidik kecelakaan pesawat gabungan itu. Memang masalah sulit yang terus menjadi hambatan, wilayah Ukraina Timur adalah sebuah medan tempur keras, yang diupayakan genjatan senjata, tetapi tetap dilanggar.
Dengan demikian maka kesimpulan awal Dewan Keselamatan Belanda hanya menyimpulkan, pesawat Boeing-777ER Malaysia Airlines flight MH17 meledak dan jatuh karena disebabkan hantaman obyek material luar berenergi tinggi. Semua kondisi pesawat dan crew dikatakan baik, prosedur ditempuh dengan benar.
Sebagai akhir analisis, penulis masih mencurigai adanya kaitan antara hilangnya MH370 dengan kasus ditembaknya MH17. Apakah memang benar ada sebuah konspirasi yang sengaja akan mencelakakan kedua pesawat itu, jelas sangat sulit membuktikan. Teori yang penulis perlu sampaikan adalah, lakukan pemeriksaan sekuriti dan intelijen, dimulai dengan pola dan metoda intelijen strategis, apakah ada sebuah kaitan dari komponen ipoleksosbudhankam, biografi, demografi serta sejarah yang bisa dijadikan dasar pijakan penyelidikan lebih lanjut? Penilaian dimulai dari sikon internasional, regional baru menyempit ke nasional.
Sebuah pekerjaan tidak mudah bagi intelijen Malaysia untuk mendalami kemungkinan kedua kasus ini. Sense of intelligence penulis merasakan ada sesuatu badai clandestine yang sedang menyerang Malaysia. Kedua kasus bisa saja hanya merupakan sebuah pesan atau mungkin tekanan psikologis untuk melemahkan Malaysia, khususnya MAS. Siapa mereka? Hanya intelijen Malaysia yang tahu, siapa musuh potensial mereka. Sangat mungkin, akan ada serangan lanjutan dari kedua kasus serupa, hingga Malaysia takluk. Mungkin begitu.
Penulis : Air Vice Marshal (Ret) Prayitno Ramelan, Intelligence Analist www.ramalanintelijen.net
Artikel Terkait :
-Apakah Malaysia Airlines MH17 Memang Sudah Ditarget?, http://ramalanintelijen.net/?p=8660
Boeing 777 Malaysia Airlines Flight MH17 Jatuh Ditembak di Udara Ukraina, http://ramalanintelijen.net/?p=8550
-Penembakan MH17 Dinilai Sangat Merugikan Bagi Putin dan Rusia, http://ramalanintelijen.net/?p=8567
-Rudal Mematikan SA-11 Buk Yang Meruntuhkan Malaysia Airlines MH17, http://ramalanintelijen.net/?p=8641