Garuda Terbang Langsung Jakarta-Amsterdam-London dengan Rute MH17?

10 September 2014 | 3:59 pm | Dilihat : 1373
[google-translator] Garuda_Indonesia_International_Route.svg

 Garuda Indonesia maps (sumber : asiafinest.com)

Garuda kembali mengembangkan rutenya ke Eropa. Setelah membuka penerbangan Jakart- Amsterdam pp, mulai hari Senin (8/9/2014) Garuda membuka penerbangan Jakarta-London via Amsterdam pp. Penerbangan perdana Garuda Indonesia ke London dengan nomor penerbangan GA-088 tersebut berangkat dari Bandara Internasional Soekarno Hatta pada pukul oo.40 WIB dan akan tiba di London Gatwick Airport pada hari yang sama pukul 12.00 waktu setempat (Angkasa).

Garuda  memulai  penerbangan   ini akan menggunakan pesawat terbarunya, yaitu  Boeing B777-300 ER dengan kapasitas 314 kursi penumpang. Terdiri dari 8 kursi First Class, 38 kursi Business Class, dan 268 kursi Economy Class. Pesawat juga dilengkapi dengan layanan “Inflight Connectivity” dan “Live TV” bagi seluruh penumpang serta layanan “Chef on Board” untuk penumpang “First Class”. Layanan ini dihadirkan untuk memberikan kenyamanan lebih kepada penumpang ketika melakukan penerbangan jarak jauh.

Rute terbaru ini akan dilakukan lima kali per minggu setiap hari Senin, Rabu, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Menurut Direktur Penjualan dan Pemasaran Garuda Indonesia Erik Meijer, pengoperasian rute penerbangan Jakarta – London (pp) akan semakin memperkuat kehadiran Garuda Indonesia di pasar internasional, khususnya Eropa. “Kami meyakini pembukaan rute penerbangan baru ini juga akan semakin mendorong aktivitas ekonomi, bisnis, sosial, wisata, maupun budaya antara Indonesia dan Inggris. Hal ini dimungkinkan dengan semakin terbukanya akses penerbangan di antara kedua negara melalui kehadiran rute baru penerbangan Jakarta – London (pp) yang dilayani Garuda Indonesia,” kata Erik. Rute penerbangan Jakarta – London (pp) via Amsterdam ini merupakan satu-satunya direct flight dari Indonesia ke Eropa dan menjadi rute penerbangan tercepat, nyaman dan efisien. Rute ini akan terkoneksi dengan layanan penerbangan non-stop Jakarta – Amsterdam sehingga dapat memberikan kenyamanan lebih bagi para pengguna jasa yang berencana untuk mengunjungi beberapa kota sekaligus di Eropa dalam satu perjalanan. Pembukaan rute Jakarta – London juga akan memudahkan akses bagi penumpang dari Inggris menuju Indonesia sekaligus ke kawasan Asia Pasifik karena  terkoneksi dengan rute-rute domestik Garuda Indonesia juga terhubung ke  Australia.

Jelas pembukaan rute ini sangat membanggakan bangsa Indonesia. Tetapi disamping kebanggaan, apakah faktor pemikiran sekuriti benar-benar sudah dipikirkan, karena rute yang akan ditempuh akan melalui (over flying) diatas wilayah yang sedang berkonflik.Bukan sekedar konflik ringan, tetapi konflik yang sudah menggunakan persenjataan berat, peluru kendali dan radar.

flight path mh17

Flight Path of MAS MH17 dan lokasi Crash (sumber : ctvnews.ca)

Kita baru saja membaca laporan awal dari Dutch Security Board tentang kasus kecelakaan pesawat Boeing-777ER yang jatuh di wilayah Ukraina Timur pada tanggal 17 Maret 2014, dan sangat patut diduga karena ditembak oleh sebuah peluru kendali. Kasus belum transparan, karena tidak ada pihak yang mengakuinya.

Walaupun baik maskapai Malaysia Airlines, Dutch Security Board menyatakan tidak ada masalah dan pelanggaran serta kesalahan yang berasal dari pesawat dan crew, pesawat telah hancur berkeping-keping dan mengakibatkan tewasnya 297 jiwa penumpang dan crew.

Malaysia Airlines flight MH17 saat ditembak jatuh sedang melakukan penerbangan dengan mengambil rute (Airway L980) yang overflying diatas daerah konflik di Ukraina Timur. Sebelum berangkat, rencana penerbangan dibuat oleh maskapai penerbangan MAS dan pilot, dan diserahkan kepada pengendali lalu lintas udara untuk persetujuan. Pejabat pada Malaysia Airlines menyatakan, "Rencana penerbangan MH17 ini telah disetujui oleh Eurocontrol, yang bertanggung jawab untuk menentukan jalur penerbangan pesawat sipil di atas wilayah udara Eropa. Eurocontrol adalah penyedia layanan navigasi udara untuk Eropa dan diatur di bawah aturan ICAO."

Pada akhirnya, pilot menerbangkan pesawat sesuai dengan  rute yang  disetujui, mereka akan menyesuaian instruksi dari pengendali lalu lintas udara saat dalam  perjalanan. Airway L980 dinilai sebagai rute aman (tidak ditutup penuh), diketahui adanya pembatasan, Notam ( Notice to Airman), dari Otoritas penerbangan Ukraina yang menyatakan menutup ketinggian dibawah 32.000 ft sejak 14 Juli 2014 (dinaikkan dari ketinggian 26.000ft), seiring dengan terjadinya serangan terhadap pesawat angkutnya pada ketinggian 21.000ft.

Pada saat terjadinya penembakan, MH17 saat itu terbang  pada flight level 330 (33.000ft) ketika bencana itu terjadi. Pada awalnya diperkirakan ketinggian tersebut aman,   jauh di atas lintasan rudal yang biasa digunakan oleh separatis dalam konflik sejak beberapa hari sebelumnya (21.000 ft). Toh, akhirnya MH17 terkena sergapan peluru kendali.

isis and scud

Islamic State dan Rudal Scud rampasan (foto : calgaryherald.com)

Nah, dalam penerbangan Garuda ke arah Amsterdam tersebut, dari peta dan rute yang digambarkan, nampaknya GA-088 juga akan melalui rute tersebut. Apakah demikian? Dalam kondisi tidak menentu, terjadinya konflik antara Ukraina dan separatis, kemudian antara pemerintah Irak dan Suriah melawan Islamic State, semua sebaiknya harus diperhitungkan dengan cermat dan terukur. IS nampaknya sudah berhasil merebut peluru kendali eks militer Irak. Kita tidak bisa hanya mengandalkan sepenuhnya kepada informasi standard, Notam misalnya.

Sebagai contoh, maskapai-maskapai penerbangan dadi Amerika Serikat pada saat keluarnya Notam dari pemerintah Ukraina untuk Airways L980, beberapa bulan sebelumnya sudah tidak menggunakan rute tersebut. Mereka di back up oleh pemerintah dan badan intelijennya tentang informasi di daerah konflik. Sementara beberapa maskapai (termasuk Malaysia) masih menggunakan L980. Pada akhirnya terjadilah kasus dan 298 jiwa menjadi korban, disamping tentu saja citra dari maskapai Malaysia Airlines menjadi runtuh.

Walaupun kondisi ini sudah pasti diperhitungkan oleh manajemen Garuda, penulis hanya menyarankan, sebaiknya Garuda berkordinasi lebih intensif  dengan Badan Intelijen Negara serta Bais TNI tentang rute penerbangan dan kondisi wilayah yang akan dipilihnya. Semua hanya demi keamanan bersama. Semoga bermanfaat.

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen www.ramalanintelijen.net

This entry was posted in Kedirgantaraan. Bookmark the permalink.