TNI AU akan diperkuat Pesawat Tempur T-50 Golden Eagle

30 August 2013 | 10:43 am | Dilihat : 5296

[google-translator]

Pesawat T-50 (Golden Eagle) saat akan landing (foto : militaryphotos.net)

Ungkapan populer dikalangan pengamat keudaraan tentang pesawat tempur berbunyi, "The future is now. There is a new era in military aviation: the F-22 Raptor, the F-35 Lightning II and the T-50 PAk FA– the world’s only 5th Generation Fighters." Ini mempunyai arti bahwa masa depan kekuatan penggempur udara yang diperlukan sebuah negara,  adalah pesawat tempur generasi kelima. Untuk mencapai kemampuan pengoperasian pesawat canggih tersebut dalam prosedur keamanan serta ketrampilan penerbang dibutuhkan pesawat transisi, untuk itulah artikel ini disusun, khusus membahas T-50 Golden Eagle bagi TNI AU.

Kini Indonesia sudah dalam taraf selangkah lebih maju, bangkit berdiri tegak sejajar dengan negara tetangga. TNI AU sudah memiliki Flanker Family, SU-27SKM dan SU-30MK2 disamping Fighting Falcon F-16. Untuk Su-27 dirancang sebagai pesawat interceptor dan pesawat tempur superioritas udara jarak jauh, masuk generasi ke-4, menjadi saingan utama pesawat tempur buatan Amerika Serikat (F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet). Sementara Sukhoi-30 (Flanker C)  adalah pesawat tempur multifungsi generasi ke-4+, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang darat.

SU-30  ini bisa dibandingan dengan F/A-18E/F Super Hornet dan F-15E Strike Eagle buatan Amerika Serikat. Flanker family TNI AU  bahkan sempat  membuat AU Australia terkejut karena dalam latihan Pitch Black 2012 mengungguli pesawat tempur Australia Hornet. (Baca ; "Australia makin Gundah dengan Modernisasi Alutsista TNI AU", http://ramalanintelijen.net/?p=6833 ).

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, dalam pencapaian kekuatan pokok minimum, MEF (Minimum Essential Force) pertahanan, dalam dua kali renstra (2009-2019), salah satu alutsista (Alat Utama Sistim Senjata) bagi TNI AU adalah pengadaan pesawat latih/tempur ringan T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan. Kita sering terkecoh dengan kode/varian T-50, dimana selain Golden Eagle, tercatat ada T-50 lain yaitu pesawat tempur generasi kelima buatan Rusia T-50 PAKFA (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation). Sukhoi T - 50 adalah prototipe untuk PAK FA yang merupakan salah satu dari beberapa program jet siluman di dunia, generasi kelima jet tempur  ini dimaksudkan untuk menjadi penerus MiG - 29 dan Su - 27.

T-50 Golden Eagle

Pada tahun 2011, Kementerian Pertahanan RI telah melakukan penandatanganan kontrak dengan perusahaan Korea Aerospace Industries, untuk pengadaan 16 Unit pesawat latih tempur T-50 seharga USD 400 juta. Proses pengiriman direncanakan  akan mulai dilakukan pada bulan September 2013-Februari 2014.

Pesawat latih tempur T-50 ini akan menjadi pengganti dari pesawat Hawk MK-53 di Skadron Udara 15 (Lanud Iswahyusi Madiun), kini  dengan Komandan Skadron Mayor Pnb Wastun.  T-50 memberikan total sistem pelatihan lanjutan yang akan menjembatani kesenjangan antara pelatihan terbang dasar kepada pesawat tempur dengan kinerja tinggi. Ini adalah pesawat latih yang akan memperkenalkan kepada para penerbang generasi baru pesawat tempur yang modern dan canggih.

T-50 adalah pesawat produksi perusahaan Korea Aerospace Industries (KAI) yang dalam proses pembuatannya pembiayaanya 13 persen dibiayai oleh   Lockheed Martin (AS) , 17 persen oleh  KAI  dan sisanya, 70 persen ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan. T-50 telah dikembangkan lebih lanjut menjadi pesawat  aerobatic (T-50B, digunakan tim aerobatik AU Korea Selatan/ ROKAF). Varian T-50A untuk latih lanjut, T-50B untuk LIFT (lead-in fighter trainer) yang disebut juga FA-50 oleh Republic of Korea Air Force (RoKAF), yaitu multirole fighter mirip dengan multirole KF-16 (F-16 versi Korsel).    Negara lain yang memesan T-50A adalah Irak, Polandia, Spanyol dan Philipina.

Prototipe T-50 melakukan penerbangan pertama 29 Januari 2010.  Pesawat ini dilengkapi dengan sistem avionik canggih seperti  Active Electronically Scanned Array (AESA) radar,  dilengkapi dengan engine General Electric F404-102 tunggal mesin turbofan lisensi diproduksi oleh Samsung Techwin, di upgrade dengan Full Authority Digital Engine Control (FADEC) sistem yang dikembangkan bersama oleh General Electric dan Korea Aerospace Industries.  T-50 juga dilengkapi dengan Honeywell H-764G embedded global positioning/ inertial navigation system dan HG9550 radar altimeter. Ini adalah pesawat latih pertama  yang memiliki fitur digital triple kontrol fly-by-wire yang maju.

T-50  juga dilengkapi dengan peluru kendali generasi terbaru, untuk air-to-air, air-to-surface, dan air-to-ship missiles. Desain Golden Eagle   sebagian besar berasal dari F-16 Fighting Falcon, keduanya memiliki banyak kesamaan,  penggunaan mesin tunggal, kecepatan, ukuran, biaya, dan berbagai senjata yang dapat diangkut. Pesawat dapat beroperasi efektif hingga pada batas ketinggian  14.600 meter (48.000 kaki), dan struktur pesawat dirancang untuk dapat bertahan hingg 8.000 jam terbang.

Karakteristik Umum T-50 :

Kru                                                       : 2
Panjang                                               : 42 ft 7 in
Lebar sayap                                       : 30 ft 1 in
Tinggi                                                  : 15 ft 8.25 in
Bobot kosong                                      : 14,200 lb
Bobot maksimum lepas landas        : 26,400 lb
Dorongan kering                                : 11,925 lbf
Dorongan dengan pembakar lanjut : 17,775 lbf
Kinerja
Laju maksimum                                  : Mach 1.4
Jarak jangkau                                      : 1,150 mi
Persenjataan :
General Dynamics A-50,  20 mm meriam internal. Meriam  versi tiga laras dari Vulcan M61  dengan 205 butir amunisi linkless. AIM-9 Sidewinders dapat dipasang pada wing tip (ujung sayap), dan senjata tambahan lainnya dapat dipasang pada underwing. Kompatibel peluru kendali air to ground,  RUPS-65 Maverick, Hydra 70 dan peluncur roket LOGIR, CBU-58 dan MK-20 kluster bom , Mk-82, -83, dan -84 general purpose bombs.
 

Kesimpulan

Dengan memiliki satu skadron T-50, maka skadron 15 akan hidup kembali. Ke enam instruktur penerbang yang sedang berada di Korea Selatan akan menjadi instruktur bagi para penerbang dasar yang masuk dan terpilih sebagai penerbang tempur. Sementara ke 31 tehnisi yang juga dikirim akan menjadi tulang punggung yang akan merawat pesawat tempur latih  tersebut.

Para penerbang muda pengawal dirgantara Indonesia akan dilatih dengan Golden Eagle yang modern. Dengan demikian maka penyiapan awak pesawat bagi pesawat-pesawat tempur canggih lainnya seperti Sukhoi 27/30 diharapkan akan lebih efektif dan efisien. Disamping berperan sebagai pesawat transisi, T-50 bisa dipergunakan sebagai pesawat aerobatic dan juga pesawat tempur ringan serang darat, berdampingan dengan Super Tocano. Ketepatan pemilihan Alutsista nampaknya sudah diperhitungkan oleh para pejabat terkait, baik dari sisi pertahanan keamanan dan juga dari sisi politik. Semoga tulisan ini bermanfaat. Bravo TNI AU, pengawal Dirgantara.

Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Artikel Terkait :

-Makna Fly Pass Pesawat Tempur TNI AU pada HUT RI ke-68, http://ramalanintelijen.net/?p=7239

-Pada 2014 TNI AU Akan Makin Disegani, http://ramalanintelijen.net/?p=7041

-Perkuatan Gelar Tempur TNI di Perbatasan dengan Malaysia, http://ramalanintelijen.net/?p=6058

-TNI Membuka Pendaftaran Sekolah Penerbang PSDP TNI, http://ramalanintelijen.net/?p=6755

-Mengenal Super Tucano pengganti OV-10 Bronco TNI AU, http://ramalanintelijen.net/?p=5074

-Kisah kejayaan Tu-16 AURI, yang membuat Gentar Asia Tenggara dan Australia, http://ramalanintelijen.net/?p=5329

         
This entry was posted in Kedirgantaraan. Bookmark the permalink.