SBY Berbicara Tentang Capres 2014

25 June 2013 | 5:01 am | Dilihat : 793

Presiden SBY saat  perayaan HUT ke-14 Harian Rakyat Merdeka di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (19/6) malam, memberikan masukan kepada para calon presiden (capres) dimana beberapa diantaranya terlihat hadir.

Nampak hadir  Capres dari Partai Golkar, Aburizal Bakrie; Ketua DPR RI Marzuki Alie; Ketua DPD Irman Gusman, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Beberapa anggota Kabinet Indonesia Bersatu jilid II juga tampak hadir, seperti Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menteri BUMN Dahlan Iskan, serta Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan. Hadir juga Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung, dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Dengan low profile, SBY menyatakan, "Kalau saya diminta untuk menyampaikan sesuatu kepada para capres, terus terang saya agak kurang berani. Saya khawatir dibilang sok tahu, atau dianggap menggurui atau pun mengajari. Padahal, sahabat-sahabat saya para capres," katanya. Dikatakannya bahwa tugas Presiden amatlah berat. SBY mengajak kita semua menunggu visi yang akan disampaikan para calon presiden (capres) mendatang, dengan harapan akan mendukung dan membantu.

SBY mengatakan, prinsip yang harus dipegang oleh tiap capres adalah memiliki peluang yang sama untuk merebutkan kursi RI-1. Menurutnya, ada capres yang punya kans lebih besar dan lebih kecil. Namun, yang kecil menurutnya tidak perlu berkecil hati, bisa dibikin besar tergantung masing-masing.

Pesan SBY kepada para capres yang akan maju. Pertama, para capres harus memahami keadaan Indonesia secara utuh, bukan sepenggal saja."Lihat Indonesia sebagai motion picture, paling tidak dari 1998 sampai sekarang. Dengan melihat utuh perjalanan negara kita selama 15 tahun melaksanakan reformasi dan transformasi, maka akan tahu inilah negara kita saat ini," tutur SBY.

Kedua, jelas SBY, calon menyiapkan diri sebaik mungkin, dengan kalkulasi yang tepat, menguasai peta dengan strategi yang benar. Kalau hal itu sudah benar-benar dipetakan, baru diputuskan untuk maju. SBY juga mengingatkan bahwa capres harus benar-benar menyiapkan logistik, walaupun logistik tidak menjamin kemenangan. Kemenangan tidak mungkin dicapai tanpa logistik.

SBY berharap calon penggantinya akan menjaga dan meningkatkan program-program kerja yang sudah dilakukan dalam pemerintahannya. "Yang belum baik tolong diperbaiki, hanya itu harapan saya. Untuk rakyat, pilihlah siapa yang paling sreg di hati," katanya.

 

Agenda Tersisa Masa Kepemimpinan SBY

 

SBY menyebut ada empat aspek agenda di sisa masa kepemimpinannya (2013-2014), yaitu aspek ekonomi, politik, sosial, dan hubungan internasional.

Di bidang ekonomi, SBY ingin menjaga dan menyelamatkan perekonomian dari dampak krisis dunia. Dalam politik, Presiden ingin memastikan proses konsolidasi demokrasi. "Mudah-mudahan tidak terlalu lama demokrasi kita semakin matang dan berkualitas," ujar Presiden SBY. Di bidang sosial, pembangunan good society yang merupakan bagian dari civilization merupakan agenda yang akan terus dijalankan. SBY mengajak semua untuk memastikan masyarakat makin rukun, bersatu, dan penuh toleransi. SBY menyatakan rasa prihatinnya terhadap toleransi yang sering tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Sementara Hubungan internasional menjadi bagian penting. Indonesia sekarang telah menjadi kekuatan regional dan pemain global. Indonesia merupakan ekonomi terbesar di ASEAN, berperan di forum Asia Timur, G-20, dan PBB. Dikatakannya, "Negara pasti mengedepankan national interest, tapi ingat kita hidup di perkampungan dunia. Kita harus menjalankan misi dunia. Ada national interest, ada global interest. Tidak perlu ada konflik, dan tentu national interest di atas segala-galanya," tegasnya. Selanjutnya dikatakan,  "Tahun 2025 kita ingin jadi emerging economy, 2045 ingin politik stabil, ekonomi kuat, matang, dan merata. Abad 21 kita ingin jadi negara maju," pungkasnya.

SBY berharap, calon penggantinya akan menjaga dan meningkatkan program-program kerja yang sudah dilakukan dalam pemerintahannya. "Yang belum baik tolong diperbaiki, hanya itu harapan saya. Untuk rakyat, pilihlah siapa yang paling sreg di hati," kata SBY mengakhiri pesannya.

 

Analisis

 

Apa yang diungkapkan Presiden SBY kepada para capres yang akan maju pada pilpres 2014 mendatang adalah sebuah masukan yang sangat berharga dan sebaiknya memang harus direnungkan dan dikuasai. Bagaimana apabila capres tidak memahami Indonesia secara utuh dalam bidang Ipoleksosbudhankam?.

SBY menyarankan bagi mereka yang akan maju sebaiknya melakukan kalkulasi yang tepat, menguasai peta dengan strategi yang benar. Disini artinya jangan asal maju dengan dasar merasa bisa dan mampu. Dalam ilmu intelijen sebaiknya capres mengukur diri dengan kekuatan, kemampuannya, disamping memahami kerawanannya. Capres harus menata bawah sadarnya sejak awal dengan "niat," mau apa dan kemana dia maju menjadi capres. Dasar niat tersebut di era keterbukaan ini akan mudah terbaca oleh masyarakat. Niat baik dan mulia harus berangkat dari hati, bukan hanya diucapkan belaka.

Nampaknya SBY juga menerapkan strategi pemenangan ahli perang Cina Sun Tzu dalam masalah peta, strategi dan peran logistik. Penulis pernah menuliskan antara SBY dengan teori perang SunTzu. Baca, "Kekuatan SBY di 2014 dan Strategi Sun Tzu", http://ramalanintelijen.net/?p=6297.

Pada intinya, dalam sambutannya tersebut, Presiden SBY menyampaikan lingkup luas dan beratnya apabila menjadi presiden di era demokrasi masa kini. Bukan hanya masalah dan kepentingan Indonesia belaka, tetapi pentingnya capres menguasai dan memahami situasi dan kondisi kepentingan nasional Indonesia dikaitkan dengan sikon dunia internasional.

Kesimpulannya, persiapkan diri sebaik-baiknya, menjadi presiden bukan hanya merupakan tujuan bersaing dan menang menjadi presiden. Tetapi ada persoalan besar yang akan dihadapi presiden yang menang pada 2014, yaitu betapa luas dan complicated masalah yang harus dihadapi, karena dia harus membawa bangsa dan negara Indonesia menuju Indonesia yang sejahtera.

Menurut Presiden SBY,  siapapun pimpinan nasional 2014 dalam masa lima tahun masih akan menghadapi demikian banyak masalah. Indonesia masih berjuang, menurut SBY, pada tahun 2025 Indonesia  ingin jadi emerging economy, tahun 2045 menginginkan  politik stabil, ekonomi kuat, matang, dan merata. Abad 21 kita ingin menjadi negara maju. Jadi, siapakah capres hebat mendatang itu? Kita lihat dan ukur mereka, bukan hanya yang biasa-biasa saja dan nekat. Semoga ada manfaatnya.

Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

 

 

 

 

 

 

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.