Tangan “Jin” tak Sengaja Terpotret
2 June 2013 | 11:36 am | Dilihat : 4100
Foto : Dokumentasi Pribadi
Ayah penulis almarhum mengatakan bahwa ilmu pengetahuan terus dibukakan oleh Allah seluas-luasnya kepada manusia, sehingga apabila air laut dijadikan tintanya, kemudian habis untuk menuliskan, dan diisi lagi seperti semula, tidak akan cukup untuk menuliskannya. Tetapi masalah ghaib hanya sedikit yang dibukakan Allah kepada manusia, dan hanya orang-orang tertentu saja yang memahaminya. Ini disebabkan karena pada umumnya qolbu manusia banyak yang kotor.
Nah, penulis kali ini menuliskan sebuah peristiwa yang disampaikan oleh salah satu kerabat (wanita) yang saat memotret beberapa stafnya, ternyata setelah diperhatikan, secara tidak sengaja terekam tangan lain yang misterius ikut memeluk salah satu stafnya. Kerabat penulis beberapa tahun yang lalu pernah dibukakan mata batinnya hingga bisa melihat alam ghaib. Baca artikel penulis “Jangan Bunuh Diri Berbahaya” http://ramalanintelijen.net/?p=4263. Kini kerabat penulis yang nama ghaibnya “Ratu Ayu Delifah’, putri ghaib dari Kanjeng Ratu Amanah itu sudah dibantu ditutup penglihatan batinnya. Nampaknya dalam kasus ini ada bangsa Jin yang mencoba berkomunikasi kembali dengannya, kali ini melalui foto.
Foto yang direkam pada hari Minggu (5/5/2013) diambil pada pesta pernikahan teman kerabat penulis tersebut, bertempat di Hotel Santika TMII, tepatnya di Ball Room, sekitar pukul 21.00. Obyeknya adalah empat orang stafnya yang minta difoto dengan camera IPhone. Tadinya mereka tidak sadar dengan adanya keanehan foto tersebut, secara tidak disengaja, saat foto dibesarkan, tangan dari Fara yang memeluk Cindy ternyata digenggam oleh tangan misterius yang besar sekali dan sepertinya di jari manisnya memakai cincin. Foto tersebut menjadi bahan diskusi ramai dikantor mereka. Menurut kerabat penulis, kemungkinan besar itu adalah tangan dari Jin yang malam itu berada ditempat tersebut.
Selain itu, apabila foto dibesarkan, diantara Fara dan Cindy nampak bayangan mirip pria yang mukanya berwarna hitam, berbaju merah. Saat foto, kerabat penulis meyakini bahwa dibelakang keempat stafnya itu tidak ada siapapun.
Apakah benar itu Jin?Menurut kamus bebas wikipedia, Jin (bahasa Arab جن Janna) secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat.Menurut ajaran Islam, jin dapat melihat manusia, namun sebaliknya manusia tidak dapat melihat mereka dalam wujud aslinya. Jikalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa. “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Al-A’rof 7:27).
PADA dasarnya bentuk rupa Jin tidak banyak berbeda dari bentuk rupa manusia, yaitu mereka memiliki jenis kelamin, memiliki hidung mata, tangan, kaki, telinga dan sebagainya, sebagaimana yang di miliki oleh manusia. Pada dasarnya 80 hingga 90 persen Jin menyerupai manusia. Bentuk tubuh mereka itu ada yang pendek, ada yang tinggi dan bermacam-macam warnanya, yaitu putih, merah, biru, hitam dan sebagainya. Jin kafir dan Jin Islam yang fasik itu memiliki rupa yang buruk dan menakutkan. Sedangkan Jin Islam yang saleh memiliki paras yang elok.
Pengetahuan mereka lebih luas dan berumur sangat panjang sampai beribu-ribu tahun umurnya. Bangsa Jin memiliki jenis kelamin seperti halnya manusia yaitu, pria dan wanita, mereka sanggup beranak-pinak dan berkembang-biak. “ Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku,… (Al-Kahfi 18:50) ” Bangsa Jin juga diyakini bisa mati sebelum datangnya hari kiamat, kecuali Iblis yang umurnya telah ditangguhkan.
Kesimpulannya, apakah tangan besar yang memegang tangannya Fara itu adalah tangan dari Jin yang ikutan dipotret? Penulispun tidak tahu dan tidak yakin, hanya mencoba menuliskannya sebagai tambahan pengetahuan para pembaca, silahkan disimpulkan sendiri-sendiri. Penulis tidak mampu menjelaskan persoalan ghaib lebih lanjut, karena tidak ada ilmu yang mendasarinya, selain itu menyadari bahwa qolbu ini masih demikian kotor, dan selalu memohon ampun kepada Yang Maha Kuasa. Aamiin.
Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net