Apa strategi dibalik Konvensi Demokrat?

1 June 2013 | 7:34 am | Dilihat : 474

Dalam sebuah geliat politik, para elit harus berfikir selain cerdas, cerdik serta reaslistis. Tanpa kemampuan membaca situasi dan kondisi yang berlaku, maka baik parpol maupun kader unggulannya akan sulit menjadi pemenang dan memimpin negara ini.

Kalau kita lihat dalam dua pemilu dan pilpres 2004 dan 2009, ada beberapa orang yang dengan nekat mendeklarasikan sebagai capres, tanpa peduli dengan aturan dan UU yang berlaku, hanya dengan modal  keyakinan belaka. Dan akhirnya langkahnya hanya sebagai angin berlalu. Tidak cukup seseorang maju dengan modal pangkat tinggi, atau sebagai gelar tokoh nasional saja, yang harus dilakoni adalah mekanisme yaitu dukungan parpol sesuai dengan syarat yang disetujui bersama dan tertuang dalam UU.

Nah, menjelang setahun kurang pelaksanaan pemilu 2014, beberapa parpol mulai berancang-ancang meyakinkan parpolnya serta kader dan simpatisannya, khususnya perkiraan target perolehan suara. Apakah sah? Ya jelas sah-sah saja, namanya juga target. Akan tetapi jangan terlalu berasumsi parpol yang sedang dilanda tsunami politik, terlebih bila beberapa elitnya tersangkut korupsi, citra dan kharismanya tetap seperti sediakala. Dengan reformasi demokrasi, masyarakat lebih melek politik, bebas memilih dan menyatakan pendapatnya.

Yang paling diuntungkan dengan gencarnya pembongkaran kasus-kasus korupsi masa kini adalah PDIP. Sebagai parpol diluar  pemerintah, PDIP tidak punya beban cap korupsi, karena memang bukan penguasa dan elitnya tidak ada yang duduk di kabinet atau di kementerian pemerintah. Bahkan kini tokohnya dikenal sebagai simbol bersih (Jokowi dan Ganjar misalnya), itulah keuntungan psikologis yang mereka punyai.

Lantas bagaimana dengan PKS? Partai Demokrat?PKS sebagai parpol yang berkoalisi dengan pemerintah kini citranya remuk dengan kasus impor daging dan disangkutkan masalah wanita. Rasanya akan sulit bagi PKS untuk bangkit kembali seperti pemilu 2004 dan 2009. Walau demikian salah seorang kenalan penulis yang mantan menteri mengatakan PKS masih akan bisa survive walau perolehannya akan turun banyak.

Nah, berbicara mengenai Partai Demokrat, fokus serangan ke partai berlambang Mercy ini agak menurun setelah media dan publik lebih suka dengan gelegar berita PKS. Beberapa tokoh PD memang terlibat korupsi, proyek Hambalang misalnya, belum lagi adanya pemberitaan terserempetnya kasus Century. Pak SBY sebagai owner PD (kalau boleh dikatakan demikian), kini langsung terjun sebagai praktisi mengurusi Demokrat sebagai ketua umum dalam rangka penyelamatan. Bagaimana strateginya?

Yang pertama, melakukan strukturisasi internal, manajemen parpol dibenahi, para elit kalau berbicara di media diatur lebih baik, lebih smart. Kesan dan citra pemerintah dengan dukungan PD sebagai the rulling party terus diusahakan dan lebih diarahkan agar dicintai masyarakat. Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Jero Wacik usai pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2013 di Jakarta, Selasa (30/4) menyatakan pemerintah akan memberikan kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi dalam bentuk dana tunai kepada masyarakat miskin. Ini karena masyarakat miskin akan terkena dampak paling besar akibat kenaikan harga BBM.

Presiden SBY pada acara tersebut menyatakan, ada empat bentuk kompensasi, yakni bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) berupa transfer dana tunai, beras miskin, beasiswa yang diberikan secara tunai, dan program keluarga harapan (PKH). Selain itu, menurutnya, juga disiapkan bantuan kepada masyarakat yang dikeluarkan melalui kementerian dan pemerintah daerah. Di samping, bantuan pasar murah oleh BUMN dan swasta.

Langkah kedua, Partai Demokrat akan melaksanakan konvensi untuk menjaring calon presiden yang akan diusungnya, dimana pelaksanaan akan dimulai pada bulan Juni 2013. Kegiatan konvensi yang akan dipimpin oleh SBY akan melakukan preliminary (pendahuluan) dan akan dilakukan pendaftaran, dan tidak semua (kandidat) yang daftar akan masuk. PD memberikan persyaratan peserta konvensi yakni berintegritas yang teruji, berpengalaman memegang jabatan publik, berkapasitas, dan bersih dari kasus hukum. Setelah para kandidat lolos pendaftaran, para calon akan mengikuti beberapa jenis seleksi.

Para kandidat nantinya juga diperkenankan menyampaikan visi dan misinya sebagai calon presiden secara langsung kepada masyarakat. Mereka diberikan waktu empat bulan untuk melakukan sosialisasi visi dan misinya itu. Setelah itu, akan diadakan debat kandidat, di mana SBY akan menunjuk beberapa orang dalam komite untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tertentu. PD akan melakukan survei untuk mengukur elektabilitas kandidat dan setelah pemilu legislatif baru akan menetapkan calon yang akan diusungnya.

Dengan demikian maka konvensi PD tersebut sifatnya terbuka, tidak hanya kader Demokrat saja, tetapi juga dari luar PD, ini berarti Partai Demokrat dalam konvensinya bersifat nasional dan sudah melibatkan masyarakat untuk memilih siapa yang disukai calon konstituen. Nampaknya konvensi mirip dengan pemilihan idol, X-Factor yang melibatkan masyarakat luas.

Nah, dengan sudah melibatkan masyarakat, maka PD memperkirakan sudah satu langkah lebih maju dibandingkan parpol lainnya. Langkah mirip PD pernah dilakukan Partai Golkar yang mencoba lebih demokratis dengan konvensi, dimana akhirnya Wiranto yang menang dan menjadi capres Golkar pada pemilu 2004. Tetapi dalam pilpres, jago Golkar ini tidak mampu lolos ke putaran kedua, dimana Pak SBY dan Ibu Mega yang kemudian bertanding dan SBY lah pemenangnya.

Dari sejarah dua pemilu langsung (2004 dan 2009), apa yang tersirat? Dua jago yang muncul adalah dua tokoh dan sudah sangat diakui sebagai patron oleh para pemilih. Kini, dalam konvensinya, apakah Partai Demokrat akan mampu memilih calonnya yang memang sangat kuat dan sangat diinginkan masyarakat sebagai presiden. Partai Demokrat sendiri sudah tidak terlalu yakin dengan perolehannya pada pemilu 2014 mendatang, targetnya mereka turunkan menjadi 15 persen, sementara PDIP berani mematok target 20 persen.

Kembali kepada peserta konvensi, yang nampaknya akan menyalonkan diantaranya yang mulai disebut-sebut adalah Gita Wiryawan (Menteri Perdagangan), Dahlan Iskan (Meneg BUMN), Mahfud MD (Mantan Ketua MK), Irman Gusman (Ketua DPD), Marzuki Ali (Ketua DPR RI), Rizal Ramli (Mantan Menteri Keuangan). Kini bahkan nama Jokowi  dan Pramono Edhie juga mulai dirangsang ikut konvensi.

Menjawab pertanyaan diatas, Partai Demokrat melakukan langkah cerdik melibatkan masyarakat yang sudah terkondisikan dengan bantuan pemerintah, mereka akan memilih tokoh yang disodorkan PD. Kira-kira demikian konsepnya, "base on citra."

Selain dua langkah diatas, penulis memperkirakan akan dilakukan strategi pengamanan lain, yang disebut pasangan roulette. Untuk mengamankan terhadap kemungkinan upaya penjahatan (biasanya mantan presiden sering diganggu). Pak SBY bisa memasang kader atau simpatisannya di beberapa parpol. Peluang Capres 2014 penulis perkirakan maksimal empat. Misalnya, apabila Mega maju, pemenang konvensi ditawarkan sebagai cawapres, yang terkuat Gita atau Dahlan Iskan. Apabila Capres PDIP Jokowi, Gita dijadikan cawapres (ini yang paling dikehendaki PD, koalisi PD-PDIP).

Demikian juga sebagai cawapresnya ARB, bisa disodorkan Pramono Edhie. Untuk Prabowo maka cawapresnya adalah Hatta Rajasa (sang besan). Dengan demikian apabila strategi roulette sukses, siapapun pemenangnya, maka posisi SBY akan aman. Itulah strategi roulette, memasang di semua nomor, jadi manapun nomor keluar dia tetap dapat.

Demikian sedikit tanggapan dan ulasan terkait dengan konvensi Partai Demokrat, bermain politik harus cerdas, cerdik dan realistis. Pak SBY adalah Jenderal pemikir cerdas yang berpengalaman di ranah politik, langkah yang dipikirkannya kini selangkah lebih maju, sudah mengerjakan sesuatu sebelum orang memikirkannya. Sebagai king maker, nampaknya semua akan tetap dikendalikannya, begitu kira-kira kalau membaca dengan ilmu telik sandi.

Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Ilustrasi Gambar : newsdetik.com

 

 

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.