Senjata Pamungkas itu bernama Pakta Integritas
18 February 2013 | 7:43 am | Dilihat : 393
Kemelut di internal Partai Demokrat telah diselesaikan oleh Pak SBY dengan cantik dan halus tanpa adanya pemberontakan frontal saat Rapimnas di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (17/2). SBY selaku Ketua Majelis Tinggi (MT) yang juga sekaligus sebagai Ketua Dewan Pertimbangan nampaknya berhasil melakukan kontrol penuh pengambil alihan kodal dari DPP. Melihat struktur partai sesuai dengan AD/ART, maka kedudukan majelis tinggi menurut AD/ART merupakan pusat kekuasaan partai mercy biru ini.
Dominasi kekuasaan dan kekuatan MT dibuktikan oleh SBY setelah mengumumkan delapan butir penyelamatan Partai Demokrat berdasarkan rapat Majelis Tinggi yang 'diperluas'. Rapat yang digelar di Puri Cikeas, Bogor, Jumat malam (8/2/2013) itu juga dihadiri Anas Urbaningrum. Dinyatakan segala keputusan strategis Partai Demokrat diambil alih oleh Majelis Tinggi partai. Posisi Anas Urbaningrum memang masih Ketua Umum tetapi tidak memiliki kewenangan membuat keputusan strategis.
Ditetapkan bahwa semua keputusan dan koordinasi dari Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan Dewan Pengurus Cabang (DPC) untuk melaporkan langsung kepada Majelis Tinggi. MT kemudian mengharuskan semua pengurus partai untuk menanda tangani pakta integritas. Keputusan MT mutlak dan harus diindahkan dan dijalankan, bagi yang tidak menjalankan akan ditindak tegas (diberhentikan).
Kemudian berbondong-bondonglah para pengurus di DPP menandatangani pakta integritas tersebut. Anas pada awalnya menghindar dan tidak menghadiri penandatanganan di Cikeas dengan alasan sakit, tetapi akhirnya tak berdaya dan empat hari kemudian Anas menandatanganinya di kantor DPP Kramat Raya. Setelah menyadari bahwa dia tidak akan dilengserkan. Anas menyatakan secara politis bahwa penanda tanganan pakta integritas tersebut merupakan penegasan komitmen idealisme dan etika Partai Demokrat yang harus dipegang teguh sebagai panduan sikap dan perilaku politik kader partai di seluruh tingkatan.
Sebenarnya pakta integritas tersebut lebih merupakan sarana untuk menguji dan mengunci para kader pengurus, tanda setia kepada MT, lebih khusus kepada SBY. kalau boleh dikatakan lebih merupakan bukti ketaatan kepada pengendali partai. Sebenarnya apa isi pakta integritas tersebut?
Pakta integritas Partai Demokrat antara lain berisi komitmen kader partai untuk "menyejahterakan masyarakat", menjaga nama baik partai, bertindak adil dalam menjalankan tugas melayani masyarakat, serta memperkuat persatuan dan toleransi. Meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin", patuh dan taat kepada konstitusi dan semua peraturan yang berlaku serta menaati kode etik partai.
Pakta integritas juga berisi komitmen kader untuk menjalankan tugas dengan memegang teguh moral, mencegah dan menghindari korupsi serta tindakan asusila dan penyalahgunaan narkoba, juga mendukung upaya pemberantasan korupsi. Disebutkan bahwa kader yang ditetapkan sebagai tersangka dan terdakwa dalam kasus hukum bersedia mengundurkan diri, menerima sanksi dan diberhentikan dari partai.Itulah inti pakta integritas, yang kunci utamanya terletak kepada pembersihan partai dari anasir yang terlibat korupsi, serta beberapa tindak negatif lainnya.
Nah, dalam rapimnas minggu kemarin, SBY menunjukkan kepada kader serta publiknya bahwa tidak ada langkah serta pernyataan bombastis dari rapimnas. Yang dimaksudkan mungkin adanya harapan parpol pesaing dan bahkan publik agar Partai Demokrat makin keruh dengan usulan KLB, setelah isu pelengseran Anas melalui isu korupsi gagal. Pemanasan rapimnas ditunjukkan oleh beberapa kadernya yang menyatakan secara terbuka agar dilakukan penggantian ketua umum. Itu tidak dilakukannya, dan yang lebih penting dikerjakan adalah penyampaian pesan kata bertuah 'penyelamatan partai.'
SBY menenteramkan para pengurus DPC/DPD serta kader lainnya dalam sambutannya "Saya ketua majelis tinggi, Saudara Anas sebagai ketua umum otomatis wakil ketua majelis tinggi, sedangkan anggota yang lainnya itu mewakili dari unsur dewan pembina, DPP, dan dewan kehormatan. Ada 9 orang anggota majelis tinggi yang 5 dari DPP, ketua umum di situ, dua orang wakil ketua umum di situ, sekjen di situ dan direktur eksekutif juga di situ. Sedangkan dari dewan pembina ada 3 orang, saya sendiri, wakil dan sekretaris dewan pembina. Sedangkan satu orang lagi adalah sekretaris dewan kehormatan. Jadi kalau majelis tinggi memimpin langkah-langkah penyelamatan ini, berarti ketua umum ada di dalamnya."
Selanjutnya SBY menjelaskan alasan pengambil alihan kodal Partai Demokrat dengan pernyataannya, "Saya dan segenap anggota majelis tinggi berpendapat, dalam situasi krisis yang dilakukan adalah manajemen krisis, kepemimpinan krisis, bukan bisnis as usual. Oleh karena itu saya pribadi menilai dengan naluri pengalaman politik saya menghadapi tantangan kali ini yang dialami PD, kalau hanya diselesaikan ketua umum saja maka langkah-langkah itu tidak akan efektif dan memperoleh hasil yang diharapkan. Oleh karena itu saya turun bersama jajaran majelis tinggi untuk bersama-sama mengatasi dan menangani permasalahan ini."
Menanggapi pidato Ketua MT, Anas menyatakan seusai Rapimnas, "Pidatonya sudah jelas, top!." SBY sudah menyampaikan secara rinci soal apa yang harus dilakukan oleh kader Partai Demokrat soal elektabilitas yang turun dan konflik internal yang bergejolak di dalam. "Beliau sudah sampaikan secara rinci, jelas dan terang benderang. Tidak usah juru tafsir lagi,"kata Anas.
Kemudian dengan tertib seluruh pengurus DPC dan DPD yang hadir menandatangani pakta integritas yang telah disiapkan. Selesailah Rapimnas dan nampaknya selesailah sudah alih kodal dari Anas sebagai Ketua Umum ke Ketua Majelis Tinggi. Anggota Dewan Pembina PD Syarief Hasan menyatakan, "Pengembalian (kendali ) dari majelis tinggi kepada ketua umum yang pasti sampai dengan elektabilitas normal, 15 persen target tahun ini," katanya.
Kini Partai Demokrat akan bergerak dengan penuh optimisme, karena semua kadernya agak faham bahwa Anas masih ketua umum, dan tidak dilengserkan. SBY dan MT tidak melanggar AD/ART, nampaknya SBY mampu mempersatukan para pengurus untuk menatap masa depan dengan keyakinan elektabilitas Partai Demokrat pada akhir tahun 2013 akan naik kembali menjadi 15 persen. Kondisi Partai Demokrat memang kritis, dan bisa runtuh karena lebih mengandalkan ketokohan belaka, yaitu SBY, sementara mesin partai tidak bekerja maksimal. Sebagai contoh PKB, pada pemilu 2004 menangguk 10,57 persen suara, sementara setelah konflik, pada pemilu 2009, perolehan suaranya hanya 4,94 persen, Gus Dur sebagai tokoh tersingkir, mesin partainya melempem.
Demikian sedikit ulasan tentang Partai Demokrat yang nampaknya berhasil menata dan mempersatukan kembali semangat kadernya. Partai Mercy ini akan bisa stabil apabila Anas benar-benar mau menerima dan ikhlas dengan posisinya kini. Apabila dia "slintutan" dengan SBY, maka PD akan kembali goyah. Anas mungkin juga hanya menunggu waktu? Yang jelas senjata pamungkas yang membuat semua kader mulai dari Ketua Umum hingga Ketua DPC tidak berdaya dan tunduk kepada MT dan SBY adalah senjata rahasia yang bernama "Pakta Integritas."
Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net
Ilustrasi gambar : banjarmasin.tribunews.com