Boeing 787 Dreamliner terpaksa Grounded
20 January 2013 | 7:12 am | Dilihat : 1121
Setelah terjadinya pendaratan darurat sebuah pesawat jenis Boeing 787 Dreamliner milik maskapai penerbangan All Nippon Airways (ANA) pada hari Rabu (16/1/2013). ANA memutuskan penghentian sementara penerbangan dengan Boeing 787. The Federal Aviation Administration (FAA) pada hari Rabu memerintahkan operator dari Boeing 787 Dreamliner untuk "menghentikan operasi sementara" (temporarily cease operations) karena risiko kebakaran baterai. Kemudian seluruh regulator pengguna Boeing 787 mengikuti keputusan FAA tersebut pada hari Kamis (17/1).
Keputusan FAA diambil setelah terjadinya pendaratan darurat penerbangan pesawat Boeing 787 ANA flight numbert 692 yang take off dari bandara Yamaguchi, Jepang pada Hari Rabu (16/1) pukul 08.00 waktu setempat (23.00 GMT Selasa) yang terbang menuju Haneda Airport (dekat Tokyo). Lama penerbangan dalam skedul sekitar 65 menit. Setelah 18 menit terbang, pilot pesawat memutuskan turun dan melakukan pendaratan darurat 16 menit kemudian. Seorang juru bicara otoritas bandara Osaka mengatakan pesawat mendarat di Takamatsu. Keseluruhan 129 penumpang dan delapan awak pesawat dievakuasi melalui bantalan emergency (the plane's inflatable chutes).
Pada konferensi pers yang kemudian digelar, wakil presiden ANA Osamu Shinobe mengatakan bahwa pesawat memberikan peringatan adanya kebakaran pada baterai pesawat, sehingga captain pilot memutuskan pendaratan darurat. "There was a battery alert in the cockpit and there was an odd smell detected in the cockpit and cabin, and (the pilot) decided to make an emergency landing,"kata Shinobe. ANA, mengatakan bahwa baterai yang bermasalah/terbakar terletak di kargo depan adalah tipe lithium-ion yang sama seperti yang digunakan pesawat Dramliner lainnya yang terlibat dalam kebakaran lain di bandara AS pekan lalu.
Pesawat Boeing 787 tersebut sebelumnya tercatat telah mengalami beberapa masalah, seperti pecahnya kaca pesawat pada Jumat (11/1/2013), pesawat yang lepas landas dari Bandara Haneda, Tokyo, itu terpaksa mendarat darurat di Bandara Matsuyama di Prefektorat Ehime. Kebocoran bahan bakar pada Dreamliner menyebabkan Japan Airlines membatalkan penerbangan dari bandara Logan, Boston AS, peristiwa kedua yang terjadi pada pesawat baru tersebut. Pesawat yang akan berangkat ke Tokyo itu, telah melewati gate ketika terjadi kebocoran sekitar 151 liter bahan bakar.
Pada hari Senin (7/1), sebuah percikan api terjadi di Dreamliner yang dioperasikan oleh Japan Airlines sesaat setelah mendarat di Boston dari Tokyo. Pada Desember lalu, Qatar Airways menghentikan operasi 787 Dreamliners setelah sejumlah masalah elektrik yang sama dengan kasus pada pesawat milik United Airlines. FAA menyatakan pada Desember 2012 telah mengidentifikasi masalah bahan bakar di Dreamliner. Disebutkannya bahwa masalah ini dapat menyebabkan kebocoran bahan bakar di bagian mesin dan akan menimbulkan kebakaran, menyebabkan kegagalan mesin, atau pesawat itu kehabisan bahan bakar.
Sekilas tentang Boeing B-787 Dreamliner
Boeing seri 787 ini merupakan sebuah pesawat masa depan kebanggaan Boeing sehingga mendapat julukan Dreamliner. Pesawat ini termasuk jenis transportasi udara jarak jauh (long-range), dengan mid-size wide-body , dilengkapi dengan twin-engine jet. Boeing menyatakan seri 787 ini merupakan pesawat besar pertama di dunia yang sebagian besar konstruksinya menggunakan bahan komposit. Boeing 787 adalah pesawat hemat bahan bakar, mengkonsumsi bahan bakar 20% lebih sedikit dibandingkan pesawat Boeing 767 yang ukurannya hampir sama.
Boeing 787 pertama kali dikenalkan dalam roll-out pada tanggal 8 Juli 2007, di Pabriknya di Everet, dimana pada waktu itu langsung didapat 677 pemesan dari berbagai negara, terbanyak dibandingkan pesanan pesawat berbadan lebar lainnya yang diluncurkan. Pada bulan November 2012, pemesan program 787 ini telah mencapai 844 buah dari 57 perusahaan penerbangan. Menurut catatan break event point seri 787 akan tercapai setelah penjualan pesawat mencapai 1100 buah.
Pada awalnya program 787 dimaksudkan untuk mengganti seri Boeing 767 dan 747-400 yaitu program bernama 747X. Pesawat seri baru ini akan meningkatkan dan memperpanjang efisiensi 747-400 dan ditingkatkan dengan Cruiser Sonic , yang akan mencapai kecepatan 15% lebih tinggi (sekitar Mach 0,98), dengan pembakaran bahan bakar pada tingkat yang sama seperti yang ada 767.
Pasar penerbangan global terganggu oleh serangan teroris pada peristiwa 911, dan mengakibatkan harga minyak naik, ini mengakibatkan maskapai penerbangan lebih tertarik pada efisiensi dari kecepatan. Dengan demikian Boeing resmi membatalkan Cruiser Sonic pada tanggal 20 Desember 2002. Pada Juli 2003 proyek Boeing menetapkan pesawat dengan nama dreamliner yang awalnya adalah program 7E7. Pesawat ini kemudian menjadi seri 787.
Varian Boeing 787 sejak diluncurkan pada 2004 terdiri dari tiga varian yaitu 787-3, seri 787-8 dan 787-9. Boeing 787-8 adalah model dasar dari keluarga 787, dengan panjang 186 kaki (57 m) dan lebar sayap 197 kaki (60 m) jarak jelajah mencapai 7.650 hingga 8.200 mil laut (14.170 sampai 15.200 km), tergantung pada konfigurasi tempat duduk. Boeing 787-8 mampu mengangkut penumpang 210 dalam konfigurasi tiga kelas, mulai dioperasikan pada tahun 2011.
Boeing 787-9 akan menjadi varian pertama dari 787 yang diperpanjang, dilengkapi tempat duduk 250-290 dalam tiga kelas dengan jarak jelajah antara 8.000 hingga 8.500 mil laut (14.800 sampai 15.750 km). Varian ini berbeda dari 787-8 dalam beberapa hal, seperti penguatan struktural, pesawat diperpanjang, kapasitas bahan bakar yang lebih tinggi, maksimum take-off weight (MTOW) lebih tinggi.Pengiriman dijadwalkan akan dimulai pada awal 2014. Boeing 787-9 ditargetkan bersaing dengan Airbus A330 dan dipersiapkan untuk menggantikan Boeing 767-400ER .
Varian lainnya dari keluarga 787 adalah 787-3, dimana varian ini dirancang sebagai versi jarak pendek dengan 290 kursi (dua kelas) dengan jarak jelajah dari 2.500 sampai 3.050 mil laut (4.650 sampai 5.650 km). Harga pesawat Boeing pada awalnya, untuk varian 787-8, US $ 120 juta. Pada tahun 2007, daftar harganya menjadi US $ 146-151,5 juta untuk 787-3, US $ 157-167 juta untuk 787-8 dan US $ 189-200 juta untuk 787-9.
Boeing telah menyatakan mungkin untuk mengembangkan versi lain, yaitu 787-10, dengan kapasitas tempat duduk antara 290 dan 310. Model ini dimaksudkan untuk bersaing dengan Airbus A350-900 . Varian 787-10 diharapkan akan menggantikan varian 777-200ER dan juga bisa bersaing dengan Airbus A330-300 dan A340-300 . Boeing belum secara resmi meluncurkan -10, tetapi tetap dalam pertimbangan pada 2012.
Produksi Dreamliner yang sudah dioperasikan 50 pelanggan dipelbagai negara adalah , Air India: 6, All Nippon Airways (Jepang): 17, Ethiopian Airlines: 4, Japan Airlines: 7, LAN Airlines (Chile): 3, Lot Polish Airlines: 2, Qatar Airways: 5, United Airlines (AS): 6, Jumlah yang dipoerasikan regolator : 50 pesawat.
Demikian informasi indiden pesawat Boeing 787 Dreamliner yang harus ditanggung oleh perusahaan Boeing atas kekeliruan pabrik pembuat baterei pesawat diluar produksi Boeing. Perusahaan All Nippon Airlines merupakan perusahaan yang sangat terpukul dengan peristiwa tersebut. Insiden tersebut dapat menyebabkan reputasi mereka turun, kepercayaan penumpang akan memukul reputasi perusahaan. Pada saat konperensi pers, terlihat wakil presiden ANA Osamu Shinobe dan eksekutif ANA Hiroyuki Ito, mereka membungkuk demikian dalam karena malu saat meminta maaf kepada penumpang dan anggota keluarga mereka yang menyebabkan kekhawatiran. Itulah sikap pertanggungan jawab khas Jepang.
Insiden tersebut bagi Boeing jelas akan sangat merugikan. Beberapa pengamat menyamaikan bahwa para pemesan akan meninjau ulang sekitar 800 dreamliner yang telah dipesan sebagai dampak rasa takut mereka. Skenario lainnya adalah akan berkibarnya saingan 787 yaitu Airbus 350 yang tidak mempunyai masalah, yang dikhawatirkan akan dilirik pemesan 787. Skenario lain yang menyakitkan dari para regulator, dimana untuk menemukan masalah serius dibutuhkan waktu yang cukup lama, yang bisa berakibat tertundanya pengiriman pesawat di masa depan, hal tersebut memungkinkan timbulnya tuntutan pembayaran kompensasi atau diskon pada skala yang luas. Demikian semoga bermanfaat.
Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net
Ilustrasi Gambar : Kompas.com