Hatta Rajasa diantara Musibah, Ujian dan Cobaan

4 January 2013 | 8:58 am | Dilihat : 608

Berita tabrakan dipagi hari Januari 2013  antara BMW yang dikendarai  Rasyid Amrulloh, putra bungsu Menko Perekonomian Hatta Rajasa dengan rombongan penumpang Luxio di Tol Jagorawi menjadi santapan media yang terus menerus dibicarakan. Tabrakan mengakibatkan tewasnya dua penumpang Luxio, Harun (57 tahun), dan M Raihan (14 bulan). Banyak yang mengaitkan dengan pemilu 2014, dan  mengatakan habislah sudah peluang Pak Hatta  itu.

Sebagai tokoh yang berpengalaman dan politisi yang syarat dengan pengalaman, tokoh berambut putih itu segera mengambil langkah-langkah penenteraman situasi, untuk meredam berkembangnya sentimen publik terhadap pejabat dan keluarganya. Hatta melayat ketempat keluarga korban di Jalan Jembatan Besi Raya Gang RR, RT 06/RW 06, Tambora, Jakarta Barat. Dia memberi santunan pada keluarga Harun, meminta maaf, dan berjanji akan menanggung biaya pendidikan anaknya hingga ke perguruan tingg. Dia memimpin sholat jenazah, kemudian juga keluarga besarnya turun tangan mengunjungi rumah para korban dan mengganti segala kerugian. Pada intinya langkah simpatik dan bela sungkawanya demikian menarik perhatian, karena korban tabrak itu adalah rakyat kecil.

Kejadian tersebut bisa dinilai sebagai musibah, ujian atau  cobaan. Musibah atau bencana yang menimpa orang yang beriman yang tidak lalai dari keimanannya, sifatnya adalah ujian dan cobaan. Allah ingin melihat bukti keimanan dan kesabaran kita. Jika kita bisa menyikapi dengan benar, dan mengembalikan semuanya kepada Allah, maka Allah akan memberikan pertolongan dan rahmat sesudah musibah atau bencana tersebut. Nah, penulis mencoba mengamati dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki, tanpa berburuk sangka,  bahwa kejadian yang menyentuh keluarga Menko perekonomian itu sebagai sebuah ujian dan cobaan bagi diri dan keluarganya. Barangkali begitu.

Sebenarnya yang terpenting bukan musibahnya, tetapi apa alasan Allah menimpakan musibah itu kepada kita. Untuk di ingat, jika musibah itu terjadi, disebabkan dosa-dosa kita, maka segera-lah bertobat kepada Allah. Kalau musibah yang terjadi karena ujian keimanan kita, maka kuatkan iman dan berpegang teguhlah kepada Allah. Sebaliknya bagi orang-orang yang bergelimang dosa, bencana atau musibah yang menimpa, itu adalah siksa atau azab dari Allah atas dosa-dosa mereka. Yang mengerti dan merasakan hanyalah hati nurani kita masing-masing.

Hatta Rajasa yang nama lengkapnya Ir. M. Hatta Radjasa, dilahirkan di Palembang, Sumatera Selatan. Hatta baru saja berulang tahun ke-59, lahir pada tanggal 18 Desember 1953. Sosok ramah ini merupakan politisi parpol berbasis Islam, Partai Amanat Nasional yang dikenal moderat. Penulis banyak mengamati Hatta sebagai tokoh yang mampu beradaptasi dengan dua sosok pemimpin dengan karakter yang berbeda, Megawati dan SBY. Sejak tahun 2001 Hatta mulai menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Era Megawati,2001-2004). Kemudian di Era Pressiden SBY, Hatta menjabat sebagai Menteri Perhubungan (2004-2007), Menteri Sekretaris Negara (2007-2009) dan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian (sejak 22 Oktober 2009-sekarang).

Insinyur Teknik Perminyakan ITB angkatan 1973 ini kini menjadi salah satu tokoh yang dilirik dan berpeluang kuat  untuk diorbitkan menjadi Cawapres pada pemilu 2014, dan bahkan PAN menyebut berpeluang menjadi calon presiden. Posisi atau nilai tawar Hatta menjadi lebih kuat setelah berbesan dengan Presiden SBY. Putrinya (Siti Rubi Aliya Rajasa) menikah dengan putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.

Kedua kakek itu SBY dan Hatta bersama nenek, Ibu Ani dan Nyonya Okke baru-baru ini mendapat rahmat kebahagiaan dengan lahirnya anak dari pasangan Ibas-Aliya, Airlangga Satriadhi Yudhoyono, pada hari Rabu (26/12/2012). Si buah hati Airlangga adalah cucu kedua Presiden SBY dan cucu pertama Pak Hatta. Tak bisa dibayangkan senangnya hati Pak Hatta karena mempunyai cucu pertama. Menurut kabar beberapa teman yang dekat dengan Pak Hatta, tiap hari yang dibahas adalah cucunya yang hebat. Memang cucu itu hebat, penulis yang sudah bercucu empat selalu merasakan kebanggaan dan bersyukur kepada Allah swt.

Kegembiraan dan kebahagiaan Hatta dengan keluarganya hanya berlalu beberapa hari, kemudian bak petir menyambar pada pagi hari 1 Januari 2013 yang pergantian tahunnya baru diperingati masyarakat dengan meriah, saat pulang kerumahnya, putra bungsunya, Rasyid saat menyupir BMW, mengantuk dan menghajar Daihatsu Luxio. Jelas Luxio bukan lawan BMW, maka jatuhlah korban itu. Kegundahan Hatta terlihat saat dia menyampaikan konperensi pers, terbata-bata, demikian isterinya terlihat sangat bersedih, menangis.

Jadi, apa yang terjadi sebenarnya? Kita melihat dari pandangan positif, penulis mendapatkan beberapa pencerahan soal musibah, ujian, dan cobaan. Referensi sebagai muslim, maksudnya agar kita selalu tafakur merendahkan diri apabila menghadapi musibah atau mendapat kemuliaan. Tidak samar bagi setiap orang, bahwasanya dalam kehidupan dunia ini tidak lepas dari ujian dan cobaan. Setiap mukmin pasti akan menghadapi berbagai macam ujian, karena Allah ta’ala tidak akan membiarkan begitu saja orang yang mengaku dirinya beriman tanpa adanya ujian.

Beberapa referensi tersebut, diantaranya terjemahannya :

Allah ta’ala berfirman : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS. al-Anbiya`: 35)

Apapun ujian dan cobaan yang menimpa kita, maka itulah yang terbaik, apabila kita bersyukur terhadap nikmat-Nya dan bersabar atas cobaan-Nya.

Allah ta’ala berfirman : Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. al-Hadid: 22-23).

Abu Ahmad Fuad Hamzah Baraba,Lc, menyampaikan beberapa hikmah dan pelajaran dari musibah yang menimpa kita:

1.   Dalam musibah ada pelajaran tauhid, keimanan dan tawakal. Bukankah kita jadi mengetahui bahwa kita adalah hamba yang lemah dan tidak memiliki daya atau upaya, kecuali hanya dari Allah semata, maka bertawakallah hanya kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, serta kembali kepada-Nya karena Allah Maha Mampu dalam segala hal. Kita hanyalah hamba yang lemah dan dhaif, maka kembalilah kepada yang Maha Perkasa lagi Maha Berkuasa.

2.   Dengan adanya musibah kita menjadi tahu akan hakekat dunia dan berbagai macam tipu daya yang ada di dalamnya. Karena kehidupan yang sempurna hanya ada di akhirat.

3.   Musibah merupakan peringatan bagi kita, supaya kita tidak terlalu gembira yang berlebihan dan tidak mudah berputus asa.

4.   Musibah dapat mengingatkan aib diri kita, agar kita dapat bertaubat dari dosa-dosa.

Demikian sedikit yang penulis tuliskan, semoga ada manfaatnya bagi kita semua. Semakin tua usia seseorang, maka memang sebaiknya semakin sadar bahwa setiap saat dia harus siap menghadapi ujian dan cobaan, yang mungkin jalannya melalui sebuah musibah. Yang kita prihatinkan, kini banyak yang tidak peduli , bahkan masih ada yang menghalalkan cara untuk mencapai tujuan.

Mudah-mudahan kita dapat memetik pelajaran dari musibah yang sedang dihadapi Menko Hatta Rajasa. Yang mesti diwaspadainya adalah kemungkinan berkembangnya berita negatif, semua bisa diatur, dan jelas akan berpengaruh terhadap citranya sebagai politisi. Walaupun jelas terasa sangat berat dengan kasus anak bungsunya itu, lepaskan masalah anaknya kepada hukum yang berlaku. Jangan direkayasa, publik terus mengamati tiap saat, sementara ini dengan kacamata sinis. Hatta adalah salah satu calon pemimpin nasional, disinilah dia harus menunjukkan kebesaran hatinya, mengalahkan cinta dibandingkan hukum negara. Itulah sikap pemimpin sejati.

Semoga siapapun dari kita  memperoleh pahala dari musibah yang ada, dimana tak ada jalan untuk memperoleh pahala kecuali dengan kesabaran dan tak ada kesabaran kecuali dengan keinginan yang tulus dan penuh keyakinan. Allahu Ta’ala a’lam.

Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Ilustrasi gambar : presidensby.info

This entry was posted in Sosbud. Bookmark the permalink.