Kopassus Menyerahkan Parasut

18 May 2012 | 7:03 am | Dilihat : 597

Tadi malam, Kamis (17/5), Tim evakuasi dari Kopassus menyerahkan parasut yang ditemukan dekat puing-puing pesawat Sukhoi. Parasut diserahkan kepada Danrem 061/Suryakancana Kolonel Infanteri Anto Mukti Putranto di posko musibah Sukhoi, Embrio Ternak di Pasir Manggis, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk,Kabupaten Bogor. Berita parasut yang menjadi perbincangan ramai di media karena dianggap tidak wajar keberadaannya di sebuah pesawat komersial.

Parasut tersebut diserahkan oleh Staf Penerangan Kopassus, Mayor Ahmad Munir, yang menjelaskan bahwa parasut berwarna  oranye dengan kombinasi putih itu sebagai bukti otentik bahwa anggota Kopassus memang menemukan parasut saat melakukan penyisiran untuk mencari korban pesawat Sukhoi. “Setelah diserahkan ke Danrem akan diteruskan ke KNKT sebagai bukti kita memang benar menemukan parasut,” katanya.

Danrem membenarkan tim Kopassus menyerahkan bendara mirip parasut berwarna oranye dan putih, parasut ditemukan 100 meter dari lokasi ditemukannya bangkai badan pesawat tersebut. Pada benda itu terdapat tali-tali, harnest yang terbentuk seperti payung, tetapi kondisinya sudah terbakar. “Saya tidak mengetahui mengapa benda ini ada di antara puing-puing pesawat Sukhoi dan kami juga tidak mengetahui siapa yang menggunakannya. Yang jelas, ini akan dijadikan barang bukti untuk mengungkap jatuhnya Sukhoi,”kata Putranto.

Selain parasut, benda lain yang sangat penting dan telah ditemukan adalah black box dimana yang ditemukan hanya cockpit voice recorder (CVR), sementara itu, komponen lain dari kotak hitam, yakni FDR (flight data recorder)  hingga kini masih belum ditemukan. CVR berfungsi merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau air traffic control (ATC), sedangkan FDR berfungsi untuk mencatat ketinggian, kecepatan, tekanan udara, dan kondisi cuaca selama penerbangan. Menurut Ka Basarnas, Marsdya TNI Daryatmo, VCR yang pembungkusnya seharusnya berwarna oranye ditemukan hangus, tapi masih bisa dibaca. Team evakuasi yang kini tersisa 186 dari sekitar 500 orang masih berusaha mencari keberadaan FDR.

Delapan belas team Rusia yang berada di lokasi kecelakaan telah ditarik kemarin dan diterbangkan ke Halim, permintaan Rusia untuk mengangkut semua puing oleh Ka Basarnas tidak dapat dipenuhi, dan team yang tersisa masih menggali-gali kemungkinan ada yang terpendam.

Sesuai dengan penjelasan KNKT Rusia tentang parasut yang dikatakan merupakan parasut barang dalam survival kit, nampaknya demikian adanya. Setelah parasut diserahkkan, informasi yang perlu ditegaskan oleh team evakuasi Kopassus, apakah benar jasad korban yang mirip Rusia itu benar tergantung di parasut. Disitulah inti masalahnya. Kita tunggu penjelasan lebih lanjut dari team dan Basarnas atau KNKT. Nampaknya pihak Rusia juga menginginkan penyebab kecelakaan dipercepat hasilnya, karena ini menyangkut perjalanan bisnis besar negaranya.

Dalam kondisi normal sebuah penyelidikan bisa memakan waktu setahun, apabila bangkai pesawat dan benda penting (black box) ditemukan. Sebagai contoh kecelakaan pesawat Adam Air pada 1 Januari 2007 baru ditentukan penyebabnya oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) lima tahun lebih, yang disampaikan KNKT kepada wartawan di Gedung Departemen Perhubungan, Jakarta, Selasa (25/3).

Nah, mari kita tunggu penyebab kecelakaan Sukhoi SSJ100 Rusia tersebut, apakah karena penyebab yang umum, seperti human error, masalah mekanis, cuaca atau penyebab lain yang ekstrim (conspiracy). Data sekecil apapun jangan diabaikan. Selamat bertugas kepada Marsda TNI (Pur) Tatang Kurniadi (teman satu Angkatan penulis di Akabri Udara 1970) dan Kabasarnas Marsdya TNI (Pur) Daryatmo (adik kelas penulis, dan merupakan teman baik). Semoga masalah yang tidak kecil ini dapat terungkap dengan gamblang, karena ada yang kita pertaruhkan, yaitu kredibilitas dan gengsi negara Indonesia di dunia internasional. Semoga sukses, salam "The Blues."

Prayitno Ramelan ( www.ramalanintelijen.net )

Ilustrasi gambar : Kompas.com

 

This entry was posted in Kedirgantaraan. Bookmark the permalink.