Fokus Gelar Tempur Pasukan AS akan ke Asia
4 February 2012 | 12:34 am | Dilihat : 2528
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta mengatakan pada hari Rabu (1/2/2012), bahwa penarikan pasukan AS akan lebih dipercepat setahun lebih awal dalam menyelesaikan peran tempurnya di mandala tempur Afghanistan. Rencana awal penarikan yang diputuskan adalah akhir tahun 2014, dan kini menurut Panetta, mereka akan ditarik pada pertengahan tahun 2013. Menurutnya, Presiden Obama akan segera melakukan penghentian perang yang diwarisinya dari pemerintahan Presiden George Bush.
Kebijakan tersebut diperkirakan akan menaikkan popularitas Obama didalam negeri, dimana wakil presiden Joseph R Bidden Jr, sejak lama juga menyarankan agar presiden membatasi keterlibatan AS dalam dua medan tempur berat di Irak dan Afghanistan dan bahkan mengupayakan untuk segera dihentikan.
Mengenai berapa besar pasukan yang akan ditarik tidak disebutkan oleh Panetta. Menurut Menhan yang mantan Direktur CIA tersebut, pertempuran besar tetap berada didepan mata, dan mereka akan tetap siap menghadapi kondisi apapun dalam membela diri. Kekuatan pasukan AS di Afghanistan sebesar 90.000, tetapi sebanyak 22.000 sudah ditarik ke "home base" pada musim gugur yang lalu. Sisa pasukan sebanyak 68.000 belum jelas kepastian penarikannya. Hanya semuanya akan selesai ditarik pada tahun 2014.
Pernyataan Menhan Panetta merupakan kelanjutan dari pernyataan Presiden Obama yang mengatakan pada tanggal 22 Juni 2011, bahwa negara yang menjadi basis serangan ke daratan AS pada peristiwa 11 September 2001, kini sudah bukan merupakan ancaman teror terhadap AS. "Gelombang perang telah surut, dan kini sudah saatnya AS membangun negara," tegas Obama.
Penarikan pasukan akan dilakukan secara berangsur dan dimulai akhir 2011 sebanyak 10.000 pasukan, dan akan dilakukan secara bertahap, hingga AS menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada militer Afghanistan. Keputusan Presiden Obama juga diikuti oleh keputusan Presiden Perancis Nicolas Sarcozy yang juga memutuskan akan menarik 4.000 pasukannya dari Afghanistan dan akan dilakukan akhir 2013.
Obama mengingatkan, bahwa penarikan pasukan sudah diperhitungkan dengan cermat, dimana dia mengingatkan bahaya over extending pengiriman pasukan dalam jumlah besar kesuatu medan tempur. Sebagai cintoh, perang di Afghanistan telah menhabiskan dana ratusan milyar dollar dan mengakibatkan hilangnya 1.500 nyawa prajurit AS.
Pejabat berwenang AS mengatakan bahwa penggantian operasi tempur akan digantikan dan lebih difokuskan pada operasi kontraterorisme rahasia, seperti yang dilakukan saat melakukan penyergapan terhadap pimpinan Al-Qaeda, Osama bin Laden. Kasus tersebut dijadikan sebagai sebuah bukti utama Presiden Obama untuk kebijakan pengurangan substansial pasukan Amerika tersebut.
Obama mengakui dan mengatakan bahwa bahwa kampanye intens serangan drone (pesawat tanpa awak) dan operasi rahasia lainnya di Pakistan telah melumpuhkan jaringan Al-Qaeda di kawasan itu. Para pimpinan Al-Qaeda tersebut telah berhasil ditembaki dan dibunuh diantara perbatasan Pakistan dan Afghanistan dengan operasi rahasia. Dari 30 pemimpinAl-Qaeda tingkat atas yang di identifikasikan oleh intelijen Amerika, 20 orang telah tewas dalam waktu satu tahun setengah karena serangan drone.
Menhan Panetta mengatakan dalam perjalanannya menuju Brussel untuk menghadiri pertemuan negara-negara NATO, bahwa diskusi NATO akan terfokus pada potensi perampingan pasukan keamanan gabungan di Afghanistan dari 350.000 tentara, terutama karena biaya pemeliharaan yang terus membengkak. Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya mendukung biaya pasukan sekitar USD 6 miliar per tahun. Kini dengan timbulnya krisis keuangan di Eropa, beberapa negara menyatakan keberatan untuk membayar.
Dalam akhir penjelasannya Menhan Panetta mengatakan bahwa dengan adanya kendala anggaran pertahanan yang tersedia serta kebijakan fokus Amerika pada wilayah Asia, AS terpaksa menarik dua Brigade tempur pasukannya (10.000 pasukan) dari Eropa. Kebijakan tersebut tidak dengan maksud meninggalkan para negara sahabat di Eropa. AS sebagai penggantinya akan lebih banyak melibatkan jumlah pasukan berupa pelibatan dalam beberapa latihan tempur dengan negara-negara NATO.
Demikian sebuah kebijakan terakhir penggelaran serta strategi militer dan keamanan AS di kawasan Timur Tengah dan Asia. Obama akan lebih terfokus dalam operasi rahasia seperti yang sedang dilakukannya di Pakistan, Yaman dan tempat lainnya. Kebijakan AS akan fokus ke kawasan jalur laut China Selatan yang merupakan salah satu urat nadi jalur ekonominya. China dinilainya mulai berulah, nah jawabannya adalah geser pasukan dengan pertimbangan anggaran yang tersedia dan potensi ancaman.
Presiden Obama menegaskan, "Ketika terancam, kita harus merespon dengan kekuatan," katanya. “But when that force can be targeted, we need not deploy large armies overseas,” jelasnya. Lawan atau bakal lawannya di Asia adalah China dan Korea Utara. China khususnya, bukanlah lawan sembarangan yang mudah dijadikan target mirip kekuatan jaringan teroris Al-Qaeda. China adalah lawan yang cukup berimbang dan jelas hanya dapat dinetralisir dengan kekuatan nyata. Karena itu AS terpaksa agak mengorbankan teman-temannya di Eropa demi menetralisir China. Semoga bermanfaat, Prayitno Ramelan (www.ramalanintelijen.net).