Aksi Bakar Diri di Depan Istana Merdeka
9 December 2011 | 7:45 am | Dilihat : 521
Seorang pria melakukan aksi bakar diri di depan istana Merdeka, kemarin sore, Rabu (7/12/2011). Setelah ditolong, korban dilarikan ke rumah sakit Cipto Mangunkusumo. Kondisi pria tak dikenal itu masih kritis, dan belum sadarkan diri, dia dirawat di ruang isolasi yang merupakan ruang luka bakar khusus satu orang. Menurut Kepala Unit Luka Bakar RS Cipto Mangunkusumo, Aditya Wardhana, seluruh tubuh korban habis terbakar. Hanya bagian telapak kakinya saja yang masih utuh.Menurutnya kemungkinan hidupnya kecil. Sebab, hingga kini belum ada yang pernah bisa hidup dengan kondisi luka bakar 90 persen. Belum ada keluarga yang mengakuinya.
Tindakan bakar diri tersebut hingga kini masih menyisakan pertanyaan, ada apa sebenarnya dibelakang tindakan nekat yang menjurus kearah bunuh diri tersebut? Apakah dia melakukan karena frustrasi, sakit jiwa atau sadar dan mempunyai tujuan tertentu lainnya. Karena dia melakukannya dimuka Istana Kepresidenan, maka berita yang termasuk spektakuler ini kemudian menjadi konsumsi politik. Bakar diri yang umumnya dilakukan sebagai aksi protes kemudian dikaitkan dengan protes terhadap pemerintah, terhadap presiden SBY.
Menanggapi aksi tersebut, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparinggamenyatakan "Kami secara mendalam menyatakan rasa simpati dan sekaligus keprihatinan atas aksi itu, pada saat ini, pusat perhatian kami adalah memastikan bahwa semua usaha menyelamatkan nyawa yang bersangkutan dilakukan secara maksimal," ujarnya.
Berkaitan dengan berkembangnya isu politis setelah aksi tersebut, Menurut Daniel, demokrasi di Indonesia harus memuliakan keadaban yang di antaranya datang dari moralitas agama dan kemanusiaan. Kebebasan berpendapat dan berbagai bentuk kemerdekaan berekspresi hendaknya digunakan untuk membangun tradisi yang di antaranya juga menyertakan kewajiban dan tanggung jawab untuk memajukan kehidupan bersama. "Dengan kesadaran dan motif apa pun, kami menyayangkan peristiwa itu dan berharap itu akan menjadi peristiwa terakhir yang kita lihat dalam masa hidup kita," katanya.
Aksi bakar diri kerap dilakukan di luar negeri dalam rangka protes. M Chakragunasegaran, 52 seorang warga keturunan India melakukan aksi protes bakar diri pada tanggal 8 November 2011 karena sebagian dari kuil Sri Srinivasa Perumal di Pusat Bandar Puchong, Selangor akan dirubuhkan. Dia kemudian membakar diri, selama lima menit, nyawanya dapat diselamatkan.
Aksi bakar diri juga dilakukan oleh Tenzin Phuntsok (46), seorang mantan biksu Tibet, masuk rumah sakit setelah membakar diri pada 1 Desember. Ini adalah kasus bakar diri pertama di wilayah otonom Tibet, dan kasus ke-12 di China tahun ini. Phuntsok melakukan bakar diri di daerah Chamdo Tibet untuk memprotes penangkapan lebih dari 70 biksu oleh pihak berwenang China dari Biara Karma Tibet. Sejak Maret 2011, 12 biksu atau biksuni Tibet telah melakukan bakar diri untuk memprotes kebijakan represif Beijing di Tibet. Setidaknya 6 orang telah meninggal.
Kembali kepada kasus bakar diri dimuka Istana, tindakan nekat pria yang berusia sekitar 40 tahun tersebut hingga kini belum diketahui alasannya. Para aktivis lawan politik presiden SBY memanfaatkan aksi tersebut sebagai bahan serangan yang dinilai sebagai bentuk protes dan cerminan rasa frustasi masyarakat terhadap tekanan kehidupan sosial dan ekonomi.
Tindakan bakar diri, bom bunuh diri, keduanya merupakan kemiripan aksi yang sudah tidak mengindahkan keselamatan dirinya sendiri. Para pelaku bom bunuh diri melakukan dengan kesadaran, dan kepercayaannya. Tetapi aksi bakar diri tersebut belum dapat diungkap latar belakangnya. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, bahwa bunuh diri bukanlah sebuah jalan keluar dari seseorang untuk mencapai tujuan serta memuaskan keinginannya.
Penulis pernah membuat sebuah artikel dengan judul "Jangan Bunuh Diri, Berbahaya," http://ramalanintelijen.net/?p=4263 . Dimanakah berbahayanya? Silahkan dibaca, semoga bagi pembaca, setelah membacanya akan mendapat sebuah pencerahan, bahwa kita harus berfikir seribu kali lagi sebelum melakukan aksi bunuh diri, seperti bom bunuh diri, bakar diri dan lain sebagainya. Sebagai umat beragama, semoga kita mendapat perlindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, dikuatkan iman kita agar tidak tergelincir dijalan yang sesat. Amin. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )