Hatta Rajasa Pasangan Ideal Megawati
5 December 2011 | 7:10 am | Dilihat : 378
Beberapa waktu yang lalu, Hatta Rajasa yang dilahirkan di Palembang pada 18 Desember 1953 menjadi lebih terkenal di media massa karena menikahkan putrinya dengan putra presiden. Nilai tawar posisinya sebagai elit politik menjadi lebih kuat. Kelebihan seorang politisi terletak bagaimana dia mampu menjadikan dirinya besar dan kuat, salah satu cara dengan menduduki sebuah jabatan di partainya. Hatta yang terpilih menjadi Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional sejak 2010 hingga sekarang, bintangnya semakin bersinar dan peluangnya menjadi lebih besar untuk menjadi seorang kandidat pimpinan nasional di Indonesia.
Penulis beberapa waktu berselang menuliskan tentang peluang Hatta, dengan judul "Hatta Rajasa dan Jenderal Pramono Edhie, Pesaing Tangguh," ( http://ramalanintelijen.net/?p=4392 ). Dimana pada artikel tersebut, Hatta mempunyai peluang pada 2014 nanti untuk menjadi capres gabungan Partai Demokrat dan PAN, tergantung perkembangan hubungan antara kedua besan tersebut.
Nah, kini penulis mencoba mengulas sebuah perkiraan, bagaimana apabila Hatta dilekatkan menjadi cawapresnya Megawati? Penulis hingga kini masih tetap percaya dengan prediksi bahwa Mega tokoh tokoh terkuat untuk memenangkan persaingan pada pilpres 2014. Penulis membuat ulasan dengan judul 'Ramalan Intelijen dan Ramalan Jayabaya Presiden 2014' ( http://ramalanintelijen.net/?p=4315 ).
Mari kita lihat karier Hatta Rajasa yang sejak 22 Oktober 2009 dipercaya oleh Presiden SBY menjadi Menteri Kordinator Bidang Perekonomian. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara (2007-2009), Menteri Perhubungan (2004-2007), dan Menteri Negara Riset dan Teknologi(2001-2004).
Hatta yang pernah aktif di organisasi PII (Pelajar Islam Indonesia) sewaktu mudanya dulu, Pada 9 Januari 2010, secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum DPP PAN periode 2010-2015 menggantikan Soetrisno Bachir. Hatta yang ramah, dengan ciri rambutnya yang putih keperakan, adalah sosok yang mampu menyesuaikan diri dengan dua presiden yang berbeda karakter, Megawati dan SBY. Dia duduk sebagai anggota kabinet pada dua era pemerintahan pemimpin tadi.
Gelar kesarjanaan Insinyur Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) diperolehnya pada tahun 1973. Sementara karier politiknya dimulai setelah dia menduduki jabatan sebagai Ketua Fraksi Partai Reformasi DPR-RI (1999-2000) , Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (DPP-PAN) periode 2000-2005, dan kemudian jabatan tertinggi di parpol PAN sebagai Ketua Umum.
Nah, apabila Hatta Rajasa disandingkan dengan Ibu Megawati pada 2014 nanti, dari pengalaman pemilu sebelumnya, PAN pada 2004 mendapat 6,44 persen, pada 2009 mendapat 6,1 persen suara. Sementara PDIP pada 2004 (18,53 persen) dan pada pemilu 2009 (14,03 persen). Dengan demikian maka PAN nampaknya pada 2014 nanti masih akan tetap menjadi parpol papan tengah, dan penulis perkirakan akan lolos dari jepitan parliamentary threshold walau PT dinaikkan menjadi empat persen. Dengan demikian maka Hatta sebagai ketua umumnya akan masih mempunyai nilai tawar yang cukup baik, sehingga pantas apabila dilamar sebagai cawapres. Bagi PDIP, PAN termasuk parpol yang valid untuk digandengnya.
Dari pengalaman kemampuan menyesuaikan diri serta pengalaman baik di partai maupun di Kabinet, Hatta menjadi calon yang berkualitas dan berbobot untuk dipikirkan PDIP dibandingkan beberapa calon lainnya yang mulai disebut-sebut. Terlebih calon yang partainya kemungkinan tidak lolos PT atau bahkan calon yang hanya besar namanya tetapi dukungan partai terhadap dirinya tidak jelas. PDIP dengan kondisi perolehan suara14,03 persen (2009) mau tidak mau harus menggandeng cawapres dari parpol yang lolos PT. Kedua si calon harus sudah menjadi sosok yang terkenal, sehingga mempunyai kemampuan juga sebagai vote getter.
Nilai positif lainnya, bukan tidak mungkin gerbong partai besutan besannya akan mengikut Hatta menuju kearah kemenangan pilpres 2014. Apabila pasangan ini yang terwujud, maka persaingan partai utama pilpres akan berlangsung tetap antara capres gabungan PDIP-PAN-(PD?) melawan capres Partai Golkar yang mungkin akan melamar PKS? Memang pada saat ini menjelang Rakernas PAN, kader dari berbagai daerah mendesak dewan pimpinan pusat agar Ketua Umum PAN Hatta Rajasa maju sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional DPR RI Tjatur Sapto Edy mengatakan di Magelang, Minggu (4/12/20011), "Pada Rakernas 9-11 Desember 2011, DPD juga akan menyatakan sikap bahwa pak Hatta harus maju menjadi Capres 2014." Menurut penulis, sah-sah saja Hatta diajukan sebagai capres, dan baik untuk menaikkan bargaining position-nya. Juga sekaligus untuk pemeriksaan/penilaian popularitas kepantasan posisi ditingkat nasional dari publik.
Demikian sebuah ulasan penulis terhadap pasangan baru yang mungkin saja jadi. Tanpa mengecilkan parpol lainnya, apabila PT dinaikkan menjadi 4 persen, kemungkinan ada enam parpol yang lolos, apabila PT dinaikkan lima persen, maka kemungkinan hanya lima parpol yang akan lolos. Saat itulah PAN dan PKS akan menjadi parpol papan tengah yang akan dilamar. PAN sudah jelas mempunyai Hatta, sementara PKS hingga kini belum mempunyai tokoh yang siap tanding di tingkat nasional. Disinilah tingginya nilai tawar Hatta itu pada saatnya nanti. Semoga ada manfaatnya. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )
Sumber : kompasiana.com
Ilustrasi gambar : detikNews.com