Aburizal Memainkan Kartu Purnawirawan

24 November 2011 | 1:18 am | Dilihat : 989

Beberapa hari yang lalu penulis saat menjemput kerabat yang kembali dari tanah suci, bertemu dengan beberapa teman seangkatan AKABRI Angkatan 1970. Para tokoh tersebut adalah Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan, Jenderal (Purn) Subagyo Hadisiswoyo, Jenderal (Purn) Fahrul Razi, Letjen TNI (Purn) Jhony Lumintang serta dua senior penulis yaitu Letjen (Purn) Yunus Yosfiah dan Letjen (Purn) Sintong Panjaitan.

Setelah mengobrol panjang lebar, layaknya teman seangkatan, rombongan tersebut akan pergi bersama-sama keluar pulau dengan pesawat Garuda. Rasa resah dan kesal nampak karena pesawat terpaksa agak delay. Nampaknya kekompakan mantan petinggi TNI tersebut berlatar belakang dukungan terhadap salah satu kandidat capres dari Partai Golkar, Aburizal Bakrie.

Rombongan dipimpin oleh Mas Luhut yang mantan menteri dan memang paling tegas dan mumpuni. Selain itu masih ada teman seangkatan yang tidak ikut bersama rombongan yaitu Letjen (Purn) Agus Widjoyo dan Letjen (purn) Soemardi, serta adik kelas penulis yaitu Letjen (purn) Suaedi Marasabessy.

Dari beberapa berita yang dilansir media, tokoh Golkar merasa nyaman dan mantap menuju masa depan persaingan dengan kehadiran para Jenderal tersebut. Sebelum reformasi, para purnawirawan adalah truf dalam bidang politik. Kini, nampaknya peran agak dilakukan berat dengan supremasi sipil dibidang politik dan era kebebasan dan transparansi. Bambang Soesatyo yang dikenal sebagai politisi Golkar yang paling keras dan berani mengatakan bahwa para Jenderal tersebut bertugas mengatur strategi pemenangan Partai Golkar. Para jenderal itu memiliki pemahaman teritorial yang mumpuni demikian penjelasan Bambang.

Selain Jenderal, Golkar juga merekrut sejumlah akademisi. Mereka kerap dilibatkan dalam diskusi Bidang Penelitian dan Pengembangan Pengurus Pusat Partai Golkar. Bambang lebih lanjut menjelaskan, "Kami membutuhkan mereka untuk memberikan pandangan terhadap perkembangan politik, ekonomi, dan sosial terakhir," jelasnya.

Dari langkah Golkar tersebut, nampaknya Aburizal akan all out untuk maju menjadi pimpinan nasional di negeri ini. Jelas selain kekuatan finansial, maka pemahaman kondisi politik nasional serta kondisi psikologis masyarakat menjadi bagian yang harus di fahaminya. Para purnawirawan yang berhasil ditarik Golkar sementara ini tercatat dua Senior, Bang Yusnus (mereka menyebutnya Ketua Dewan Suro), Bang Sintong (terkenal sebagai mantan Kopassus dalam operasi Woyla), enam rekan penulis Angkatan-70, dan satu Angkatan 71. Dalam menarik mantan petinggi TNI, jelas Golkar menang selangkah.

Secara total komposisinya,  tiga berpangkat Jenderal penuh dan enam berpangkat Letjen. Rupanya Aburizal hanya memainkan kartu bintang tiga keatas (bintang dua tidak laku?). Pertanyaannya apakah keputusan para Jenderal itu keliru? Jelas tidak, karena setelah purna, bisa saja purnawirawan  bergabung dan menyalurkan aspirasinya ke salah satu parpol. Golkar dari sejarahnya adalah memang partai tentara, karena yang membuat adalah Pak Harto, dan sebelum reformasi, Sekjen Golkar selalu dijabat  mantan militer. Jadi langkah jenderal ke Golkar sebagai langkah nostalgia.

Demikian pertemuan dengan rekan-rekan se-angkatan yang masih gagah-gagah dan berwibawa. Kegiatan  sangat perlu bagi pensiunan, agar kebugaran tetap terjaga dan tidak cepat pikun. Apabila sudah diatas usia 60 tahun dan statis tidak ada kegiatan, jelas kita akan cepat tua. Angkatan 1970 bagian Udara kini sekitar 30 persen telah meninggal dunia, sementara menurut Mas Bagyo HS, di Angkatan Darat Akabri 1970, tercatat sudah sekitar 25 persen yang meninggal dunia. Semoga keberadaan rekan-rekan penulis yang mempunyai sejarah hebat itu berguna dan bermanfaat bagi bangsa ini.

Penulis teringat sekitar sepuluh tahun yang lalu saat bertemu Agus Widjoyo (saat penulis masih bertugas mendampingi Alm. Bapak Matori Abdul Djalil/Menhan). "Kalau kita dekat atau bergabung dengan elit/parpol, maka yang ada hanyalah dimanfaatkan atau memanfaatkan," demikian katanya. Semoga baik-baik bekerja sama dengan Bang Ical deh teman-teman. Salam hangat dari Pray yang hanya mampu membuat tulisan dan sekali-kali menjadi Narsum di TV. Salam Adi Perdana. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )

 

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.