Beni Asri DPO Teror Bom Cirebon Ditangkap
2 October 2011 | 9:59 pm | Dilihat : 402
Densus 88 pada hari Jumat (30/9) telah menangkap Beni Asri (26), satu dari empat DPO (Daftar Pencarian Orang) bom Cirebon. Beni ditangkap di wilayah kediaman orang tuanya di Solok. Dia ditangkap saat mengendarai sepeda motor di di Jalan Ujung, Kampung dusun Kubang, Kecamatan Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Di sana Beni menyambung hidup dengan berjualan sayur di Pasar Solok. Saat tinggal di Cirebon, dia berprofesi sebagai penjual mainan anak-anak di Pasar Malam. Beni juga dikenal sebagai ustaz yang berdakwah keliling untuk memberikan ceramah sebagai ustadz di masjid-masjid sekitar rumahnya
Menurut Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam, Beni merupakan salah satu dari lima DPO bom Cirebon yang masih dicari polisi, dimana Ahmad Yusefa Hayat salah satu DPO tersebut diketahui telah menjadi pelaku bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Solo. Selain keterlibatannya dalam bom Cirebon, Beni Asri juga akan didalami kemungkinan perannya dalam serangan bom bunuh diri di Solo.
Selain Beni, Densus juga masih memburu dua orang yang diduga terlibat atau membantu aksi bom bunuh diri yang dilakukan Ahmad Yosefa Hayat, salah satu buronan dalam kasus bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikro yang tewas sebagai bomber di gereja GBIS Kepunton Solo. Berarti dari empat buron (DPO) yang diduga terlibat dalam kasus bom bunuh diri di Cirebon, kini tersisa tiga orang lagi yang belum tertangkap, yaitu Heru Komarudin, Yadi al Hasan alias Abu Fatih, dan Nanang Irawan.
Beni Asri kini sedang menjalani pemeriksaan di Mabes Polri Jakarta secara intensif. "Kita punya waktu 1 minggu untuk mendalaminya," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam, Minggu (2/10/2011) di Jakarta. Selain empat DPO, dua orang yang beluum diumumkan namanya kemungkinan besar perannya sebagai support agent, dimana Ahmad Yusefa bertindak sebagai eksekutor atau agent action.
Dengan berhasil ditangkapnya Beni Asri, nampaknya Densus akan lebih jelas dalam melakukan pemetaan jaringan Cirebon yang sangat mungkin terkait dengan sisa-sisa jaringan Solo yang dahulu dipimpin oleh Sigit Qurdowi yang tewas ditembak beberapa bulan lalu di Solo. Peran Beni Asri adalah sebagai agen yang menyembunyikan rangkaian bom, sementara yang jauh lebih berbahaya adalah Yadi Al Hasan nampaknya perannya lebih tinggi dibandingkan DPO lainnya. Sementara Heru Komarudin berbahaya karena mempunyai kemampuan sebagai perakit bom.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansya'ad Mbai, Minggu (2/20/2011) mengatakan,"Peran dia (Beni Asri) diduga menyimpan bom terkait bom Cirebon karena dalam kasus itu masih ada bom-bom yang dibawa jaringan tersebut." Menurut Ansyaad, kelompok jaringan pelaku bom bunuh diri di Cirebon kemungkinan masih satu kelompok dengan kelompok tersangka teroris Dr Azahari. "Azahari mewariskan keahliannya ke Sogir, tersangka kasus peledakan bom di Kedubes Australia. Sogir kemudian mewariskan keahliannya ke kelompok baru," kata Ka BNPT tersebut.
Dengan demikian maka langkah pengejaran yang dilakukan pihak intelijen dan Densus dalam melakukan gerak cepat akan lebih menyempitkan ruang gerak para DPO tersebut yang mobilitasnya kini cukup tinggi, selain itu juga akan membuka jaringan yang lebih besar lagi. Demikian informasi yang berhasil disusun semoga bermanfaat dalam mempercepat penguraian jaringan atau sel-sel yang semakin kecil tetapi semakin aktif dan militan. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )
Ilustrasi gambar : TribunNews.com