Dea Tunggaesti Si Pengacara Cantik

2 September 2011 | 9:15 am | Dilihat : 7199

Kalau kita berbicara tentang Nazaruddin, maka kita tidak akan lepas juga berbicara pengacara kondang berambut putih OC Kaligis. Kini OC mendapat kepercayaan dari si anak nakal Demokrat itu sebagai pengacaranya. Sudah cukup lama penulis mengenal OC, saat dimana dahulu Pak Ginanjar Kartasasmita terkena peristiwa kasus sangkaan korupsi Balongan  beberapa tahun lalu, OC Kaligis menjadi pengacaranya beserta Muchyar Yara dan Asegaf. Saat itu OC tidak didampingi team yang banyak, mungkin belum sehebat sekarang. Tapi upayanya berhasil dengan baik.

Nah, kini OC semakin berkibar namanya, dia mampu memainkan team simpatik, muda dan berani utk menghadapi media yang dinilai banyak pengacara bisa menjadikan mereka lebih terkenal atau penabuh lonceng kematian. Penulis tertarik menulis tentang anak buah OC yang ditampilkan di media, terlihat media kemudian menjadi simpati,  citra kantor OC menjadi semakin baik, terkenal, hebat dan diperkirakan akan mendapat job-job kakap lainnya.

Dea Tunggaesti, anak buah OC Kaligis adalah pengacara kelahiran Solo, tanggal 26 September 1982, bersuamikan Neviu Parodi seorang warga negara Italia. Saat diwawancarai Vivanews.com, ibu dua anak ini menjawab dengan ringan dan jujur, dia mengakui orang tuanya bercerai, ibunya seorang in house lawyer. Dea tinggal dengan ibu dan adiknya. S2 selesai ditempuh di Program MM UGM  di Gondangdia, Jakarta. Kemudian pada 2007 Dea bergabung di kantor OC Kaligis. Saat ini Dea sedang menyelesaikan S3 (hukum pidana) di Universitas Pajajaran Bandung, menyelesaikan penulisan thesis.

Ternyata wanita cantik dengan dua anak ini sebelum aktif sebagai pengacara, adalah bintang film dan bintang iklan. Tercatat Dea pernah main di film layar lebar "30 Hari Mencari Cinta", dengan Luna Maya. Menjadi bintang video klip Sheila on 7 "Pejantan Tangguh", dan Kahitna. Menjadi bintang iklan softener So Klin,  spaghetti La Fonte, Kacang Garuda, dan Softex.

Dea ditunjuk memegang kasus Nazaruddin ini sejak Juni lalu Oleh OC Kaligis, sebelum kasus meledak. Sejak Juni 2011, yang menurut Dea, OC sudah punya kuasa dari Nazaruddin untuk menjadi pengacaranya. Dea menjelaskan kalau di kantor OC ada 70 pengacara, dimana tim Nazaruddin ada sembilan orang, empat orang pengacara senior. Dimana para senior termasuk  OC, hanya memberikan supervisi saja. Yang menarik, Dea dan Boy Alfrian Bonjol diberi keleuasaan tampil di media untuk menjelaskan segala sesuatu masalah Nazaruddin.

Pendapat dan pemikiran Dea cukup menarik, dia faham dengan posisinya. Dia  menjelaskan harus bekerja ekstra, karena selain soal menyiapkan pembelaan dan paper work, dia  juga harus meng-counter pendapat publik yang menyudutkan dan tidak sesuai dengan fakta. Sebagai kuasa hukum, kedua ujung tombak dari kantor OC Kaligis  harus memberikan keterangan ke media.

Nah, apa pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan Dea Tunggaesti? Dea memang diberi karunia oleh Allah kecantikan dan charming, tetapi kemudian dia melengkapi dirinya dengan pendidikan dan keilmuan bidang hukum, bahkan sedang menyelesaikan S3-nya. Itulah kelebihan Dea. Pengacara adalah sebuah profesi yang menjanjikan, karena terbukti banyak dari mereka yang maaf, agak suka pamer kekayaan, show off dengan mobil mewah misalnya.

Profesi ini kini ditingkatkan OC Kaligis, dengan kredibilitasnya dia mampu memainkan kartu cantik dan menarik, good looking. Akhirnya mediapun kemudian secara tidak sadar terpengaruh memberitakan Dea dengan berita yang manis-manis. Nah, keberadaan Dea dan Boy Afrian yang masih muda dan cerdas kemudian mampu mempengaruhi media untuk bersimpati atau agak berpihak kepada team OC tersebut.

Demikian sedikit informasi tentang Dea si pengacara Nazaruddin. Memang kasus menarik harus diawaki oleh mereka yang menarik, pengacara bukan hanya membela, tetapi yang jauh lebih penting mampu mempengaruhi image publik yang sering melakukan tekanan sehingga keluar dari tatanan hukum, karena adanya kepentingan politik dikaitkan dengan politik.  Itulah pekerjaan mereka yang membutuhkan kecerdasan. Secara perlahan publik bisa saja akan lupa dengan kejahatan serius, yang menekan clien mereka dan akan lebih tertarik membahas Dea, OC, Boy. Tetapi yang akan diuntungkan adalah Dea dengan masa depannya. Kalau boleh meramalkan, pada saatnya nanti Dea akan menjadi pengacara hebat, karena dia menguasai ilmu hukum, memahami imaginasi dari hasil belajarnya sebagai artis.

Kasus Nazar menjadi tempaan hebat bagi Dea dan Boy sebagai pengacara muda, karena memang kasus korupsi yang bersinggungan dengan politik implikasinya akan terus meluas dan berbahaya. Demikian juga seperti yang dikatakan ibundanya. Nah, ujiannya, mampukah mereka menyelamatkan clien serta menyikapi dengan cerdas kabut hitam yang berada dibelakang layar itu. OC Kaligis, Dea sebaiknya lebih berhati-hati, jangan pandang enteng kasus ini, ada kekuatan hebat dan kenekatan mereka yang tidak mau namanya rusak. Bentuknya macam-macam, mulai dari teror, hingga ancaman dan tindakan  fisik. Siapkah mereka? Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )

Ilustrasi Gambar : VIVAnews.com

 

This entry was posted in Umum. Bookmark the permalink.