Saling Bunuh Di Papua, 17 Tewas
1 August 2011 | 5:45 am | Dilihat : 946
Pilkada menjadi makin menakutkan banyak pihak, terutama di daerah yang agak terbelakang. Bentrokan dengan pemicu Pilkada terjadi antara dua kelompok pendukung calon bupati di Kabupaten Puncak Papua sejak hari Sabtu (30/7) pukul 14.00 yang mengakibatkan 17 orang tewas dengan luka-luka cukup parah.
Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Wachyono , kerusuhan itu terjadi antara kelompok Elvis Tabuni dan Simon Alom tepatnya di Ilaga, Kabupaten Puncak. Keduanya mencalonkan diri menjadi calon bupati Puncak Papua. Elvis Tabuni adalah ketua DPRD Kabupaten Puncak dan Simon tadinya adalah pejabat sementara bupati Kabupaten Puncak.Kerusuhan dimulai setelah pendukung Simon Alom membakar rumah Elvis Tabuni pada pukul 06.00 WIT. Satu jam kemudian, kedua kelompok massa mulai bentrok mulai dari gedung DPRD hingga rumah Elvis Tabuni.
Dalam bentrok berdarah tersebut tercatat 13 orang pendukung Elvis Tabuni telah tewas dan 4 pendukung Simon Alom juga tewas, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka. Dalam bentrokan, kedua massa kelompok menggunakan batu dan anak panah sebagai senjata tradisional penduduk.
Ilaga adalah daerah terpencil dan hanya dapat dijangkau dengan menggunakan transportasi udara. Sementara saluran telpon hanya bisa dilakukan dengan menggunakan telpon satelit. Menurut Wahyono "Kita masih coba untuk mengembangkan penyelidikan kasus ini meski memang sulit untuk menghubungi temanteman di sana. Sebab untuk daerah itu hanya bisa ditelepon menggunakan telepon satelit.”
Dari kejadian tersebut, maka semakin lengkaplah kerusuhan yang disebabkan karena pilkada. Kerawanan dalam sebuah pemilihan langsung tingkat kabupaten merupakan sesuatu yang sangat patut dipikirkan oleh para elit politik dan penyelenggara negara. Karena bupati adalah pejabat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat dan fanatisme kedaerahan atau suku dan asal calon merupakan potensi timbulnya kerusuhan.
Kita tidak bisa membiarkan terus rakyat saling "baku bunuh" hanya karena memilih pejabat setingkat bupati. Kerusuhan disatu daerah kemungkinan besar akan ditiru oleh daerah lainnya, khususnya oleh masyarakat yang berada didaerah dimana tingkat pendidikan dan pengetahuan politiknya demikian rendah. Masyarakat nampaknya belum dapat dilepas dengan sistem demokrasi kebebasan seperti yang terjadi di Kabupaten Puncak tersebut.
Kalau tidak segera dipikirkan dan diputuskan, maka bangsa ini akan berubah menjadi bangsa yang menjadi seteru satu sama lainnya. Mau saling membunuh karena hal-hal yang sepele. Kasihan memang dan kita patut mengasihani bangsa ini. Penulis menjadi prihatin, melihat negara-negara lain bukan ikut prihatin melihat kita saling bunuh, tetapi prihatin karena melihat mereka tersenyum dan agak mencibir, mengatakan mari kita dagang dengan Indonesia, rakyatnya mudah diperalat. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )
Ilustrasi : Jurnalberita.com