Nazar Menyerang Dengan Bom Curah

20 July 2011 | 6:50 am | Dilihat : 922

Pada artikel  Selasa (19/7)  pagi penulis menyampaikan pada akhir artikel, "Mari kita tunggu apakah Nazar atau ada  orang lain yang mungkin memanfaatkannya akan kembali menyerang. Amankah pengurus Demokrat? Yang paling betul  adalah siapa yang tersenyum pada akhir kisah dibandingkan senyum di awal dan menangis di akhir cerita."

Nah, pada Selasa sore  Nazaruddin mendadak melakukan wawancara dengan Metro TV seputar misterinya selama ini. Nazar menyampaikan semua keluh kesahnya, kesedihan yang menimpa diri dan keluarganya. Dia tidak menerima bahwa semua masalah hanya ditimpakan kepada dirinya. Dia menyatakan masih berada di luar negeri dan kemudian mengulangi informasi yang pernah disampaikan lewat BBM. Keterlibatan beberapa kader Partai Demokrat, bahkan kini dengan berani mati membuka aib Anas Urbaningrum yang disebutkan sebagai pengendali dan pemilik uang-uang yang beredar.

Nazar dengan nekat menyampaikan bahwa  KPK tidak akan berani menuntaskan kasus yang melibatkan dirinya terkait aliran dana yang diterima petinggi Partai Demokrat.  Karena menurut Nazaruddin, sudah ada kesepakatan khusus antara Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dengan Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah, terkait dengan pimpinan KPK di masa mendatang.

Dari wawancara tersebut, nampaknya Nazar mencoba melempar bola yang sangat panas ketangan Anas, dimana menurutnya semua diatur oleh Anas. Baik soal uang komisi hingga kepergiannya ke Singapura. Penulis berpendapat kalau Nazar tidaklah mungkin bergerak sendiri. Dalam teori intelijen ada yng disebut 'support agent', yaitu agen yang memberikan dukungan terhadap agent action dalam melaksanakan tugas. Dia tugasnya mencarikan safe house, transportasi, dukungan surat atau dokumen kelengkapan diri, pengamanan, net work, dan escape route. Selain itu agen pendukung juga bisa bertindak sebagai pemberi saran tindakan, apa yang harus dilakukannya.

Nazaruddin melalui Metro TV dengan gamblang telah menyampaikan berita yang mirip-mirip seperti BBM-nya hanya kali ini mulai melebar dengan menyentuh KPK. Apa yang terjadi? Dalam ranah hukum, kesaksian semacam penjelasan Nazaruddin tidaklah semuanya dapat dipakai sebagai dasar hukum. Tetapi ada ancaman yang jauh lebih besar, yaitu cara Nazar menyampaikan 'uneg-unegnya.' Begitu bebas, begitu ringan dan dia menyerang dengan menantang KPK, akan pulang apabila ada bukti aliran uang ke dirinya.

Hantaman Nazar bukanlah sekedar sebuah jab, hook atau swing dalam bertinju, tapi itu adalah sebuah serangan dengan cluster bomb. Disebut juga sebagai bom curah, bomnya hanya satu, tetapi setelah dilepaskan dari sebuah pesawat pembom, maka pada ketinggian tertentu bom cluster akan terurai menjadi bom-bom kecil yang akan meledak pada area yang sangat luas. Biasanya bom ini digunakan untuk menyerang dan menghancurkan gerilyawan yang bersembunyi di balik pepohonan.  Karena demikian kejamnya kemampuan cluster bomb membunuh atau merusak target lainnya, maka bom semacam ini telah dilarang digunakan.

Menurut penulis, Nazaruddin telah melepas serangan sejenis cluster bomb atau bom curah. Korban bisa saja akan berjatuhan dikalangan pengurus atau kader Demokrat yang mungkin terlibat. Akan tetapi apa yang diungkapkan Nazaruddin tanpa disadarinya telah merusak nama dan citra Partai Demokrat dan kader-kader lainnya yang tidak terlibat. Kemunculannya di Metro telah membuat geger  masyarakat serta pemirsa.

Presenter dengan mahir bak interogator terus mengejar Nazar hingga terkuras semua informasinya. Memang miris kita menontonnya, banyak yang lupa bahwa Partai Demokrat adalah bagian dari sub system bangsa ini dalam sebuah sistem besar yang berperan menggerakkan roda pemerintahan. Yang nampak adalah bagaimana kini Demokrat telah menjadi bulan-bulanan banyak pihak, makin lama bahkan makin banyak yang bersemangat menyerangnya.

Kisah Nazar kini bak cerita komik, ada yang senyum dan ada yang mulai gemetar lututnya. Yang tidak bisa dibayangkan betapa gemasnya Bapak Ketua Dewan Pembina dengan kondisi saat ini. Informasi Nazar telah meremukkan segala sesuatu di Partai Demokrat yang dibangunnya dengan susah payah. Nazar juga telah mempermalukan aparat keamanan yang belum berhasil menangkapnya, bahkan kini dia dengan bebas melemparkan berita, bak cluster bomb, bercerita di media elektronik kepada jutaan pemirsa tentang soal korupsi tanpa rasa takut sedikitpun.

Apa yang hilang? Yang jelas, kewibawaan Anas sebagai pimpinan sebuah partai besar, the rulling party sedang dipertaruhkan. Berat memang berkarier di politik dalam masa transisi demokrasi. Jurang menganga dimana-mana, kalau tidak waspada dan emosional, ya siap-siap masuk jurang. Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen, penulis buku Intelijen Bertawaf, untuk melihat tulisan lainnya kunjungi http://ramalanintelijen.net

 

This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.