Surya Paloh 60 Tahun Mau Kemana, Hebatkah?

18 July 2011 | 4:24 am | Dilihat : 1882

Nama Surya Paloh cukup terkenal, karena pria dengan brewok lebat dan rambut yang agak panjang ini, adalah pengusaha pers, pemilik/pimpinan Media group yang memiliki   Surat Kabar Media Indonesia, Lampung Post  dan juga Metro TV. Sebagai TV berita, saingan Metro hanya satu yaitu  TV One, yang oleh pegawai Metro dikenal dengan sebutan TV tetangga. Sedangkan Media Indonesia mempunyai banyak saingan seperti Kompas, Tempo, Seputar Indonesia, Rakyat Merdeka dan banyak lagi lainnya. Penulis dipercaya sebagai salah satu  narasumber Metro TV tentang masalah terorisme dan intelijen.

Disamping pengusaha pers, Bang Sur ini juga berjuang di belantara politik. Berani, keras, suaranya menggelegar, menurut ceritanya pernah Ibu Tien Soeharto (Alm)  menyebutnya mirip Jenderal Gatot Soebroto (Alm).  Surya Dharma Paloh  itu nama lengkapnya, dilahirkan di Kutaraja, Banda Aceh, Aceh, 16 Juli 1951. Dua hari yang lalu genap berusia 60 Tahun. Umur yang cukup matang dan menarik sebagai pengusaha dan tokoh politik.

Diwaktu mudanya Surya Paloh pernah menjadi pimpinan KAPPI, dimana setelah KAPPI bubar, ia menjadi Koordinator Pemuda dan Pelajar pada Sekretariat Bersama Golkar. Beberapa tahun kemudian, Surya Paloh mendirikan Organisasi Putra-Putri ABRI (PP-ABRI), lalu ia menjadi Pimpinan PP-ABRI Sumatera Utara. Bahkan organisasi ini, pada tahun 1978, didirikannya bersama anak ABRI yang lain, di tingkat pusat Jakarta, dikenal dengan nama Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia  (FKPPI).

Jabatan dalam organisasi adalah, Ketua Umum PP-FKPPI tahun 1979-1981 dan tahun 1981-1983, Anggota Dewan Pertimbangan DPP Pepabri tahun 1982-1984, Ketua DPP AMPI tahun 1984-1989, Ketua Dewan Pertimbangan PP-FKPPI tahun 1984-1987, Ketua Dewan Kehormatan BPP Hipmi tahun 1984-1987, Anggota Dewan Pembina DPP AMPI tahun 1989 sampai sekarang, Pengurus PB Gabsi tahun 1998 hingga sekarang, Anggota Dewan Pers tahun 1999 sampai sekarang, dan Ketua SPS Pusat tahun 1999 hinggga sekarang.

Surya Paloh pernah mendirikan Surat Kabar Harian Prioritas. Koran yang dicetak berwarna ini, laku keras. Sayang, surat kabar harian itu tidak berumur panjang, keburu di cabut SIUPP-nya oleh pemerintah. Isinya dianggap kurang sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik Indonesia. Menurut cerita Surya Paloh Pak Harto tidak suka karena dia dianggap tidak bisa mengontrol anak buahnya di Prioritas. Kemudian dengan ketekunannya dan keberanian mengambil resiko, dia kemudian berhasil mewujudkan impiannya memiliki Media Indonesia dan Metro TV.

Di kelembagaan legislatif, Surya pada tahun 1971 tercatat sebagai Calon Anggota DPRD Tingkat II Medan dari Golkar, lalu sebagai Anggota MPR pada tahun 1977-1982 dan kembali menjadi Anggota MPR tahun 1982-1987. Terakhir, pada tahun 1987 sebagai Calon Anggota MPR/DPR RI dari Golkar namun urung dilantik setelah Prioritas koran miliknya dibredel.

Surya Paloh setelah aktif di Partai Golkar kemudian bersama-sama Sri Sultan mencetuskan ide Ormas Nasional Demokrat  (disingkat NasDem atau Nasdem).  Ormas ini dideklarasikan oleh 45 tokoh nasional di Istora Senayan, Jakartan pada 1 Februari 2010. Menurut visi dan misi organisasi, Nasdem berupaya melakukan gerakan perubahan bernama Gerakan Restorasi. Gerakan ini dilandaskan atas tiga hal, yaitu politik solidaritas; ekonomi emansipatif dan partisipatif,  serta budaya gotong-royong. Dalam perkembangannya, kader Nasdem kemudian mendeklarasikan pendirian Partai Nasdem dan mendaftarkan sebagai peserta pemilu pada 7/5/2011.

Sebagai mitra di Nasdem, Sri Sultan kemudian mengundurkan diri, Sri Sultan juga mengaku kecewa dengan munculnya Partai Nasdem karena pada awalnya Nasdem dibentuk untuk mengabdi kepada masyarakat, tanpa tujuan meraih kekuasaan. Sultan mengatakan, tidak jelasnya perbedaan antara Partai Nasdem dengan Ormas Nasdem, membingungkan para pengurus ormas itu yang 75 persen-nya adalah pegawai negeri        sipil (PNS). “Kepanjangan Nasdemnya sama, otomatis pengurus yang PNS harus keluar,” kata Sultan memberi alasan. Selain Sultan, Mayjen TNI (Purn) Sudrajat sebagai pengurus di Jawa Barat juga mengundurkan diri.

Itulah kiprah Surya Paloh yang sempat dicatat. Kini pertanyaannya, mau kemana Bang Surya? Bukankah lebih baik tetap berada di Partai Golkar       saja?.  Apakah masih besar keinginan berkiprah lebih jauh? Jelas terlihat dari suksesnya di bidang bisnis, suksesnya membangun jaringan media jelas berbeda dengan kiprah di politik. Membangun citra seseorang untuk berkiprah di panggung politik  nampaknya disadari oleh  Surya Paloh.     Menurut hitungan penulis, cita-cita serta keinginannya  untuk sampai ke posisi tertinggi di negara ini, jalannya masih sangat berat. Dia harus mampu menunjukkan perolehan suara Nasdem paling tidak diatas lima persen suara nasional. Selain itu Surya Paloh harus menjadi seorang patron kalau mau dipilih rakyat, namanya harus lebih besar dari Megawati yang penulis perkirakan akan menjadi patron terkuat pada 2014 nanti.

Keinginan dan ambisi seseorang dalam dunia politik memang patut diacungi jempol. Prabowo pada 2009 demikian banyak menghabiskan uangnya, dan akhirnya Gerindra hanya berada dijajaran partai bawah. Perjuangannya dalam bersaing di ajang pemilu presiden akhirnya gagal, walau dia menjadi cawapres dari Megawati.  Demikian juga Jenderal (Purn) Wiranto yang sudah dibantu demikian banyak  Jenderal purnawirawan, toh akhirnya gagal sebagai capres.

Nah kini, pada awal pembentukan Nasdem sebagai parpol, Surya Paloh memang harus kembali mengukur diri dan partainya, mundurnya Sri Sultan adalah pukulan terberatnya. Sebagai tokoh bangsa, kita sangat menghargai Surya Paloh yang demikian bersemangat menyampaikan orasi dan pandangan tentang bangsa ini. Apakah itu sudah cukup untuk membesarkan Nasdem sebagai parpol? Jelas jawabannya tidak. Semoga pada usianya yang 60 tahun lebih dua hari pada saat penulis menuliskan artikel ini, Surya Paloh melakukan  penghitungan ulang posisi Nasdem. dipanggung politik Indonesia.

Telepas dari segalanya, paling tidak sejarah telah mengukir namanya sebagai tokoh besar politik yang mempunyai keberanian terjun ke gelanggang politik Indonesia dengan mempunyai parpol kebanggaan. Panggung sandiwara politik yang penuh dengan intrik dan segala pernak-perniknya yang aneh bin ajaib. Sebagai salah satu narsum di Metro TV, penulis menyampaikan selamat berulang tahun ke 60,  artinya usia yang sangat penting menurut aturan, tidak perlu repot memperpanjang KTP lagi. Surya Paloh bisa kita sebut hebat dan berani. Selamat punya KTP seumur hidup Bang. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )

Quote : "Jika enggan mengambil risiko, Anda tak akan pernah kalah. Tapi   tanpa berani menanggung risiko, Anda tak akan pernah  menang."  Richard M Nixon (1913-1994), Presiden Ke-37 Amerika Serikat (1969-74)/Sindo.

Ilustrasi gambar : nasional.kompas.com        
This entry was posted in Politik. Bookmark the permalink.