Quote Bagi Anak Bangsaku
13 July 2011 | 1:34 am | Dilihat : 1512
Malam ini penulis cukup lama merenungi kondisi bangsa dan negara yang dirasakan semakin memprihatinkan. Penulis sangat tercekam melihat tayangan di media elektronik, perkelahian demi perkelahian sesama warga, keributan antara aparat keamanan dengan masyarakat, senjata meletus, parang dihunus, batu dilempar, kenapa harus begitu? Bukankah kita sudah sekian tahun merdeka? Kenapa kok rasanya masih tetap ada yang seperti bangsa barbar? Tega dan sadis.
Jadi apa yang salah dengan semuanya ini? Apakah kebebasan demikian berkuasanya? Mengalahkan aturan, hukum, tata krama, budi pekerti dan norma serta budaya kita? Sumpah serapah, cerca, gosip, fitnah sudah menjadi makanan seharihari. Karena itu penulis membaca koleksi Qoute of the day yang selama ini dikumpulkan dari Sindo dan mencoba menyimak apa kata bertuah dari mereka-mereka yang arif dan bijaksana. Menuliskannya menjadi sebuah alur artikel gado-gado, mudah-mudahan nikmat rasanya.
"Jika tubuh saya mati, biarkanlah tubuh saya mati, tapi jangan biarkan negeriku mati," kata Jenghis Khan, pendiri imperium Mongol. Betapa besar rasa cinta dan rela berkorban Jengis Khan kepada bangsa dan negaranya, bagaimana dengan kita?. Sementara ini apa yang dilakukan para lelaki di negara ini? Napoleon Bonaparte mengatakan "Bahwa Lelaki hanya digerakkan oleh dua pemicu yaitu ketakutan dan kepentingan." Bukankah kepentingan kini menjadi sesuatu yang utama pada bangsa ini?Banyak yang mengambil jalan pintas dengan nekat, karena takut, takut susah. Apakah para lelaki itu sudah dewasa, kita lihat saja di media massa para elit politik berceloteh seenaknya, memberi contoh kepada rakyatnya dengan tidak tahu malu.
Plato (428-348 SM) mengatakan "Orang bijak bicara karena mereka mempunyai sesuatu untuk dikatakan, sementara orang dungu bicara karena mereka harus mengatakan sesuatu." Kita bisa melihat dan menilai di media, yang bicara itu si bijak atau si dungu? Begitu bukan?. Lebih ditegaskan lagi oleh Miguel de Unamuno (1864-1936) "Banyak pendapat bagus yang dirusak oleh orang-orang bodoh yang tidak paham dengan apa yang dia bicarakan, yang lebih parah lagi dia kemudian melakukan kebohongan, sangat berbahaya. Baltasar Gracian (1601-1658) menegaskan bahwa "Satu kebohongan menghancurkan seluruh reputasi dalam integritas. Dimana integritas adalah apa yang kita lakukan, apa yang kita katakan dan apa yang kita katakan dan laksanakan."
Jadi yang penting pada manusia itu apa? Menurut Fodor Dostoyevsky, "Elemen terpenting kita bukan pada otak, namun pada apa yang yang menuntun otak kita, kepribadian, hati, kebaikan, dan gagasan-gagasan progresif." Karena itu, "Jika kita benar-benar bisa memahami masalah, jawaban akan keluar sendiri karena jawaban tidak mungkin terpisah dari masalahnya" kata Jiddu Krishnamurti (1895-1986). Memang orang harus tegar dalam menghadapi masalah, jangan menyerah. Karena "Orang yang mudah menyerah tak akan pernah menang, dan seorang pemenang tak akan pernah menyerah" tegas Napoleon Hill. Dan Lou Holtz (1937-1980), berpesan, "Jangan katakan masalah Anda pada orang lain : 80 persen mereka tidak peduli dan 20 persen lainnya senang Anda dapat masalah itu.
Bagaimana kita melihat kemelut politik di negara kita saat ini? Banyak yang berfikir, sudah saatnya yang muda lebih berani maju. Apakah mereka yang muda sudah matang dan bisa dipercaya sebagai generasi penerus? Kemelut pada the rulling party justru kini menyentuh para politisi muda kita, terbelit masalah korupsi. John F Kennedy mengatakan bahwa "Anak-anak adalah sumber daya dunia yang paling bernilai, dan mereka harapan terbaik untuk masa depan." Pendapat itu lebih diperjelas oleh Charles H Spurgeon, "Setiap generasi memerlukan regenerasi." Dan harapan dari Abraham Lincoln adalah "Apapun kamu, jadilah yang terbaik." Masih kurangkah arahan orang-orang ini?
Kini kita melihat banyak terjadi konflik politik di negara kita, bahkan dilakukan oleh mereka-mereka yang cukup berpendidikan dan bahkan di satu rumpun, "Keahlian itu bagus dan jenius itu hebat, tapi hubungan yang tepat masih lebih berharga" kata Arthur Conan Doyle Sr (1859-1930). Oleh karena itu Kofi Anan, Peraih Nobel 2001 menegaskan " Hidup itu pilihan. Tapi untuk memilih yang baik, Anda harus tahu siapa diri Anda dan apa yang Anda perjuangkan, kemana tujuan Anda, dan mengapa Anda kesana."
Kalau kini ada parpol yang sedang susah, di dera persoalan, Richard Bach memberi pandangan "Tidak ada bencana yang tidak bisa menjadi berkah dan tidak ada berkah yang tidak bisa menjadi bencana." Bersyukurlah para elit di Partai Demokrat, kemelut sudah muncul tiga tahun lebih awal. Dari pada masalah muncul tiga bulan sebelum pemilu. Karena itu yang dibutuhkan, perkuat kepemimpinan yang menurut Norman Schwarzkopf, pemimpin pasukan AS dalam perang teluk 1991, "Kepemimpinan adalah kombinasi antara strategi dan karakter. Jika Anda harus melepaskan salah satunya, tinggalkanlah strategi dan tetaplah dengan karakter." Jadi, pemimpin yang berkarakter itu bagian terpenting, dengan karakter yang kuat, pemimpin yang tanpa strategipun akan mampu membawa anggota organisasinya menuju sasaran organisasi. Akan tetapi jelas yang lebih baik apabila kita mempunyai pemimpin yang berkarakter kuat dan memiliki strategi.
Demikian penulis mencoba menyampaikan beberapa quote of the day, yang merupakan pandangan mereka-mereka yang bijak. Mereka yang pernah hidup sekian puluh, ratus dan ribuan tahun yang lalu. Kini Anda bisa memilih didalam hidup ini, "Ada dua jenis manusia, mereka yang mengukir sejarah dan mereka yang menjalaninya" kata Camilo Jose Cela (1916-2002).
Jadi apa sebenarnya yang penulis ingin sampaikan? Hanya pendapat dan kata-kata mutiara jadul, tidak lebih. Tetapi dibalik itu, cobalah kita renungkan, terutama bagi para penyelenggara politik, penyelenggara negara dan lain-lainnya yang mendapat amanah, serta kita sebagai pelengkap penyerta di negara ini, bahwa mereka yang sudah mendahului kita saja mampu menyampaikan pemikiran dengan perenungan mendalam dan demikian bermanfaatnya. Apakah ini tidak merangsang kita untuk ingin lebih maju dan lebih baik?
Semoga artikel ini ada manfaatnya bagi pembaca. Lantas, apa kata mutiara, quote dari penulis? "Bahwa penyesalan itu selalu berada di belakang, tidak pernah didepan, karena itu berfikirlah." Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )